Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Lead The Fest 2021 Hadirkan Aktivis Pendidikan
15 Agustus 2021 13:43 WIB
Tulisan dari Pemimpin Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari ke-3 Lead the Feast di sesi kedua (14/08/2021) kali ini,pemimpin.Indonesia membahas tentang peran pendidikan dalam akselerasi kepemimpinan. Dalam sesi kali ini pembicara yang dihadirkan merupakan para penggerak pendidikan diantaranya Widya Priyahita (Staf Khusus Kementerian Sekretariat Negara RI), Amanda Witdarmono (Chief of Teachers Initiative Zenius), dan Ivan Ahda (Ketua Jejaring Semua Murid Semua Guru).
ADVERTISEMENT
Pendidikan tentunya menjadi pokok yang penting perannya dalam akselerasi kepemimpinan. Kondisi Indonesia saat ini pastinya sangat berdampak terhadap pendidikan, dimana guru dan murid tidak dapat berinteraksi secara langsung dalam proses belajar. “Saat ini dunia sedang mengalami tri destruction. Pertama disebabkan oleh teknologi dan bisnis, dimana teknologi dan bisnis yang berubah dengan radikal itu terjadi di segala bidang termasuk pendidikan. Kedua disebabkan oleh pandemi, yang menyebabkan segala sesuatu harus berjalan secara virtual dan harus menyesuaikan diri dengan cepat. Ketiga disebabkan oleh dominasi milenial, karakter khas yang dibawa oleh milenial mulai dari cara berpikir itu sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang lainnya. Ketiga destruction tersebut berpengaruh juga pada bidang pendidikan. Dalam pendidikan yang dipengaruhi oleh destruction tersebut tentunya merubah tujuan, metode yang digunakan, materi dan segala sesuatunya harus berubah. Jika tidak diubah segala sesuatunya tidak akan berjalan dengan relevan”. Tutur Widya Priyahita (Staf Khusus Kementerian Sekretariat Negara RI). Ivan Ahda (Ketua Jejaring Semua Murid Semua Guru) menambahkan “kita masih terlalu bergantung pada sekolah, saat sekolah tidak berfungsi maka semuanya gagal. Pandemi sudah mengubah landscape pendidikan, karena dengan situasi yang terjadi saat ini tidak akan membuat semua berjalan normal. Apapun keadaannya konteks pendidikan adalah memerdekakan”.
ADVERTISEMENT
Akselerasi kepemimpinan membutuhkan peran pendidikan dalam menciptakan pemimpin di masa depan. Peran guru menjadi salah satu faktor penting dalam hal ini. Amanda Witdarmono (Chief of Teachers Initiative Zenius) menegaskan “akselerasi kepemimpinan bukan menjadi prioritas utama saat ini. Hal penting yang harus dipikirkan adalah proses belajar harus berjalan dengan baik. Namun saya menarik akselerasi kepemimpinan ini dalam kemandirian belajar. Pemelajaran melalui sistem daring ini menjadi tantangan tersendiri bagi bagi siswa untuk memahami materi yang telah diperoleh. Dalam hal ini guru harus lebih kreatif untuk menciptakan suasana kemandirian belajar bagi siswanya. Kemandirian belajar akan membentuk mereka untuk memiliki kepribadian sebagai seorang pemimpin.”
Pembelajaran saat ini tidak hanya dapat diakses melalui sekolah. Komunitas merupakan salah satu tempat belajar yang nyaman bagi siswa maupun mahasiswa. “Proses pendidikan adalah salah satu investasi dalam belajar kepemimpinan. Guru-guru yang memiliki kepemimpinan baik berkorelasi positif dengan kepemimpinan di masa depan. Komunitas memiliki peran sebagai penguat pendidikan. Tiga peran utama komunitas dalam akselerasi kepemimpinan adalah komunitas bisa menjadi wadah untuk pemuda mengakselerasi kepemimpinan. Kedua komunitas menjadi ruang diskusi nyaman untuk pemuda lebih mudah mengakses pemelajaran terkait kepemimpinan. Ketiga komunitas memiliki peran advokasi terkait kebijakan dan fasilitas untuk mereka yang tidak dapat mengakses melalui teknologi. Tutur Ivan Ahda (Ketua Jejaring Semua Murid Semua Guru).
ADVERTISEMENT
Kampus merupakan tempatnya pemuda atau calon pemimpin untuk belajar. Adanya program kampus merdeka adalah program pemerintah untuk menjadi akses kebebasan mahasiswa untuk belajar. “Skill belajar itu ada tiga aspek. Pertama how to learn, how to adoubt, dan how to unlearn. Sekolah itu tempat belajar untuk berlatih cara belajar, contohnya belajar untuk menghadapi kesulitan. Skill kedua adalah adaptasi, penyesuaian diri terhadap keadaan menjadi hal yang bekal yang penting untuk masa depan. Selain itu kita juga perlu belajar how to unlearn dimana kita harus bisa merefleksikan diri dengan hal yang lebih relevan” tutur Widya Priyahita (Staf Khusus Kementerian Sekretariat Negara RI).