Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Lead The Fest 2021 hadirkan Emil Dardak dan Bobby Nasution
19 Agustus 2021 14:10 WIB
Tulisan dari Pemimpin Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lead The Fest kembali menggelar Webinar Series yang ke-15 dengan Tema Thriving For Millennials and Modern Leadership Style in Indonesia dengan menghadirkan dua sosok pemimpin muda daerah yaitu Emil Dardak selaku Wakil Gubernur Jawa Timur dan Bobby Nasution selaku Wali Kota Medan.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatannya Emil memaparkan bahwa kepemimpinan di public sector itu sebuah organisasi berjenjang. Organisasi dimana yang menduduki jabatan-jabatan structural harus melalui jenjang karir yang panjang. Hal ini berbeda dengan organisasi di dunia usaha atau dunia bisnis yang terbuka bagi startup yang memiliki kecenderungan jabatan-jabatannya diisi oleh anak muda.
“Sedikit beda dengan yang dulu, perusahaan swasta untuk posisi-posisi senior diisi oleh orang yang senior juga. Public sector dengan dunia swasta sangat bertolak belakang dan dunia swasta menyadari bahwa situasi global banyak berubah dan tidak menjamin seseorang yang lebih lama berkarir akan lebih mampu dari yang baru. Di dunia birokrasi hal ini jarang terjadi. bagi saya, akan dihadapkan tantangan berhadapan dengan birokrasi yang secara usia, lebih senior.” Ujar Emil.
ADVERTISEMENT
Emil menyebutkan bahwa di public sector memiliki tantangan yaitu tidak bisa menggunakan playbook atau cara yang sama dengan kepala daerah yang lebih senior. Ia mengatakan bahwa menjadi kepala daerah di usia yang tergolong muda memiliki tantangan untuk menjadi teladan, sehingga masyarakat yakin akan keputusan yang diambil yaitu sesuatu yang terbaik.
Organisasi dalam pemerintahan mulai diubah, yaitu seseorang bisa naik jabatan secara fungsional atau expertise. “jangan bercita-cita saya ingin menjadi kepala bidang, kepala seksi, tapi saya ingin expert dibidang perencanaan kota, bidang keuangan. Nah dia bisa memperdalam karena banyak ruang.” Imbuhnya.
Banyak organisasi yang harus dinilai ulang. Sebuah organisasi harusnya adaptif, fleksibel, dan bisa menjawab tantangan. Perubahan kepemimpinan juga terjadi pada generasi milenial. Hal ini terjadi karena berkembangnya Teknologi Informasi dan digitalisasi. Untuk itu segala bentuk upaya yang dilakukan pemerintah harus linier denga tren anak muda yang sedang berlangsung. Sektor publik harus bisa beradaptasi untuk menarik anak muda. Salah satu kekurangan anak muda zaman sekarang menurut Emil antara lain tidak sabaran, tidak tekun, dan gampang menyerah. Sikap-sikap inilah yang harus diubah oleh anak muda jika ingin menjadi pemimpin.
ADVERTISEMENT
Live Update