LeadID Ajak Generasi Muda Untuk Mengambil Peran Hadapi Era Society 5.0

Pemimpin Indonesia
Yayasan non profit yang bergerak dalam bidang pemberdayaan kepemimpinan yang menerapkan sikap inklusif, efektif, serta cinta Indonesia kedalam tiga prinsip utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Konten dari Pengguna
15 November 2021 15:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pemimpin Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumentasi LeadID
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumentasi LeadID
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
JAKARTA, Indonesia - Pemimpin.id menyelenggarakan Studium Generale LeadID Batch 6 sebagai rangkaian pembukaan bootcamp Leaders Academy Indonesia Batch 6 (5/11). Acara ini menghadirkan Ferdinandus Watu, selaku Kepala Desa Detusoko Barat, Kab. Ende, NTT serta Co-Founder dari Komunitas RMC Detusoko dan Alinne Rosida selaku CEO Better&Co.
ADVERTISEMENT
Acara ini juga dihadiri 151 orang termasuk peserta Leaders Academy Indonesia batch 6 yang siap mengikuti pelatihan intensif selama 1,5 bulan mendatang. Kegiatan ini didukung penuh oleh Indika Foundation dan Pondok Inspirasi.
Konsep Society 5.0 merupakan era di mana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekadar berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Dalam Society 5.0 di mana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisasi adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi di kemudian hari.
“Saat ini kita sudah memasuki Industri 4.0, yang merupakan era connectivity, di mana ada tiga aspek penting yaitu data, artificial intelligence, dan IOT. Society 5.0 ini adalah bagaimana memanfaatkan tiga aspek tersebut ke dalam kehidupan manusia agar lebih mudah”. Ungkap Alinne.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi Society 5.0 adalah soal ekosistem. Kita butuh infrastruktur, untuk menunjang dan menegaskan kebutuhan akan Society 5.0, minimal seluruh bagian wilayah Indonesia bisa terhubung dengan internet.
Nando memaparkan bahwa, tantangan dalam menghadapi Society 5.0 ini adalah mengenai skill dan kemampuan sumber daya manusia yang ada dalam memanfaatkan teknologi, data, dan sumber informasi. Indonesia harus bisa memanfaatkan potensi pemudanya yang sangat besar baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Pemuda Indonesia harus memiliki banyak inovasi, hal itu bisa menjadi modal penting untuk menghadapi era Society 5.0.
Generasi muda Indonesia, dalam hal ini berperan sebagai masyarakat yang mengaplikasikan roadmap tersebut, mempergunakan teknologi dengan sebaik-baiknya sehingga mampu mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik menjadi satu.
ADVERTISEMENT
Kita harus memahami tentang penggunaan data, harus terbiasa mulai memberikan data yang valid. Kita harus punya data yang reliable, menjadi generasi yang transparan untuk berbicara data yang sebenar-benarnya, karena data merupakan salah satu hal yang penting untuk menghadapi era Society 5.0. Data ini harus terintegrasi ke beberapa sistem sesuai kebutuhan untuk mempermudah kehidupan masyarakat.
“Teknologi ini hanya alat, kalau alat ini tidak punya tujuan untuk apa digunakannya maka akhirnya akan sia-sia”. Ujar Alinne
Nando menegaskan bahwa tantangan menghadapi era Society 5.0 selain kita kekurangan infrastruktur, belum adanya kesiapan di instrumen pemimpin level paling bawah (kepala desa). Untuk membangun Indonesia dalam konteks Society 5.0 adalah harus membangun dari desa dan kelurahan, karena wajah Indonesia itu ada di kelurahan dan desa.
Sumber : Dokumentasi LeadID
Sebagai pemimpin muda, kita harus tau bagaimana menggunakan teknologi ini di era Society 5.0 untuk meningkatkan peradaban dan kesejahteraan Indonesia. Bisa melihat bahwasanya teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang masih jauh dari standar kualitas pendidikan, menurunkan angka kemiskinan serta kejahatan.
ADVERTISEMENT
Terkadang kita sering kali terlena oleh media yang hanya mewakili kemajuan ibu kota saja, sisanya jarang sekali terekspos dan tidak pernah kita ketahui kalau tidak dilihat secara langsung. Kita harus tau kenyataan di lapangan, jangan hanya terpukau dengan apa yang ada di sosial media, sehingga teknologi dapat digunakan semaksimal mungkin untuk memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia.