Enggar Bawono: Pemuda Katolik Dimensi Baru Organisasi Kepemudaan Katolik

Pemuda Katolik Jawa Barat
Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Daerah Jawa Barat
Konten dari Pengguna
2 April 2023 7:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pemuda Katolik Jawa Barat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua Pemuda Katolik Kota Bogor 2021-2024, Eduardus Estuaji Enggar Bawono SH. (Dok: Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Pemuda Katolik Kota Bogor 2021-2024, Eduardus Estuaji Enggar Bawono SH. (Dok: Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia keorganisasian tidaklah asing, terutama organisasi-organisasi kepemudaan yang bernafaskan keagamaan Katolik yang berada dibawah naungan gereja.
ADVERTISEMENT
Keterlibatan dalam kegiatan organisasi dimulai pada saat menjadi anggota Putra-putri Altar, selanjutnya berorganisasi dalam kegiatan Mudika. Kedua organisasi yang sebagaimana dimaksud merupakan organisasi non formal yang berada dibawah naungan Gereja Katolik.
Keterlibatan selanjutnya adalah Organisasi Pencak Silat Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria dimana saya pernah menjabat Koordinator Distrik Keuskupan Agung Jakarta periode 2006-2009, dan terakhir menjadi Ketua Komisi Organisasi Koordinator Nasional pada 2008 silam.
Organisasi yang disebutkan diatas, merupakan organisasi-organisasi yang bernafaskan Katolik dan sangat kental dengan nuansa “Kekatolikan” dan bisa dibilang organisasi “dalam” gereja.
Mengapa disebut organisasi dalam gereja, hal mana disebabkan bahwa organisasi-organisasi dimaksud bergerak di dalam gereja, dan hanya berhubungan di lingkup gereja saja.
Perkenalan dengan organisasi Pemuda Katolik dimulai pada sekitar tahun 2008-2009, dimana pada saat itu saya sedang bekerja di sebuah Kantor Hukum, dan banyak orang-orang yang terlibat di kantor dimaksud merupakan anggota Pemuda Katolik.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, saya menganggap hanyalah sebuah organisasi “politik” yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan gereja. Pada masa itu, saya tidak tertarik mengikuti Pemuda Katolik, dikarenakan “pola pikir” yang sangat “awam” sekali, dimana sebuah organisasi politik (ormas) merupakan organisasi yang dianggap “kotor” karena politik dan jauh dari ajaran gereja.
Perubahan pola pikir membuat saya semakin matang termasuk dalam menjalankan profesi sebagai advokat yang nyatanya membuka sebuah “jaringan” baru disetiap lini.
Pada tahun 2018, ketika saya sudah berdomisili di Kabupaten Bogor, saya didatangi kader-kader Pemuda Katolik, pemikiran saya lebih terbuka dan lebih menerima pola organisasi ini.
Akhirnya, saya bersedia bergabung dengan Pemuda Katolik pada tahun 2018, dan ikut berdinamika didalamnya sampai dengan sekarang.
ADVERTISEMENT
Ternyata, setelah saya ikut berdinamika dengan Pemuda Katolik sampai dengan saat ini, apa yang saya harapkan terjadi, jaringan saya semakin luas, kenal dengan banyak orang bukan hanya di lingkungan gereja Katolik saja, namun juga dengan orang-orang dari lintas agama, persis seperti yang saya harapkan.
Bahkan saat ini saya didapuk menjadi pengurus pada DPD KNPI Kota Bogor, tentunya ini terjadi karena kesediaan kita berproses di Pemuda Katolik.
Keterlibatan saya dalam dinamika organisasi Pemuda Katolik telah membawa saya pada sebuah dimensi baru dalam keorganisasian kepemudaan Katolik.
Dimensi baru ini menimbulkan pemahaman baru terhadap organisasi. Sebuah pemahaman yang menyadarkan bahwa Pemuda Katolik bukanlah sebuah organisasi politik, namun merupakan sebuah organisasi kader yang mendidik anggota-anggotanya dalam berbagai hal yang di peruntukan agar siap untuk terjun ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
Termasuk bidang politik, namun tetap berpegang pada ajaran-ajaran gereja pada bidang sosial. Namun, sangat disayangkan Pemuda Katolik saat ini juga menghadapi tantangan tidak hanya dari luar.
Tantangan itu justru berasal dari dalam gereja Katolik itu sendiri dan umat Katolik pada umumnya. Masih banyak klerus dan umat Katolik yang masih memandang “sinis” terhadap keberadaan Pemuda Katolik. Mereka masih memandang bahwa Pemuda Katolik adalah organisasi yang politis, dan politik itu kotor.
Satu hal yang tidak disadari oleh beberapa klerus dan umat tersebut adalah bahwa mereka hidup dalam sebuah kenyataan sosial yang harus berdampingan terhadap umat-umat agama lainnya, yang pada akhirnya menganggap bahwa umat Katolik merupakan umat yang “eksklusif”.
Justru Pemuda Katolik merupakan “jembatan” antara umat Katolik dengan umat-umat agama lainnya. Harus disadari oleh sebagai umat Katolik adalah kenyataan bahwa kita hidup ditengah masyarakat Indonesia yang mejemuk dan beragam. Maka, sangatlah tepat pernyataan Mgr. Soegijapranoto yang menyatakan bahwa kita harus 100% Indonesia dan 100% Katolik.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, justru motto yang digelorakan oleh organisasi saya terdahulu justru bisa lebih saya rasakan dan wujudkan di Pemuda Katolik ini, yakni “Fortiter in Re, Suaviter in Modo”, yang bermakna, teguh kukuh dalam pendirian, namun lemah lembut dalam mencapainya.
Inilah dimensi baru yang saya rasakan, sebuah dimensi yang membawa saya kepada pengabdian masyarakat dengan pola pikir dan pemahaman yang berbeda dari sebelumya. Pemuda Katolik Berkibar!!!
Penulis: Ketua Pemuda Katolik Kota Bogor 2021-2024, Eduardus Estuaji Enggar Bawono SH (Dari Jawa Barat Menuju Misi Reborn and Grow Further, No. 31-33, 2022)