Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apa yang Dilakukan Puskesmas untuk Hadapi Pandemi COVID-19?
CISDI adalah sebuah think tank independen yang berfokus pada perbaikan sistem pelayanan kesehatan untuk pencapaian SDGs Goal 3. Salah satu programnya, Pencerah Nusantara adalah gerakan pemuda yang bertujuan untuk memperkuat layanan kesehatan primer di daerah terpencil di Indonesia. Dikelola oleh CISD
18 Juni 2020 13:43 WIB
Tulisan dari CISDI Center for Indonesia Strategic Development Initiatives tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beragam persoalan menyebabkan upaya penanganan pandemi di Indonesia tidak berjalan optimal. Sebab pandemi adalah situasi krisis, dibutuhkan tindakan preventif yang sigap dan berawal dari komunitas untuk melawannya. Puskesmas dalam hal ini adalah bentuk pelayanan kesehatan yang mampu memfasilitasi upaya preventif tersebut.
ADVERTISEMENT
Fungsi Puskesmas
Dalam sistem kesehatan, puskesmas termasuk dalam klaster pelayanan kesehatan primer. Artinya, puskesmas memiliki peran sebagai kontak pertama masyarakat dengan fasilitas kesehatan negara. Dalam kondisi wabah puskesmas memiliki mandat yang berkali-kali lipat lebih berat.
Pada periode wabah, puskesmas, sesuai dengan petunjuk Kementerian Kesehatan, perlu meredam laju penyebaran kasus dengan melaksanakan upaya prevensi, deteksi, dan respon. Ketiga upaya tersebut, menurut Kemenkes, adalah fungsi utama puskesmas pada masa pandemi.
Dalam upaya pencegahan, puskesmas dituntut memastikan terbangunnya kebiasaan hidup sehat masyarakat. Upaya ini dilakukan melalui penyebarluasan materi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang mudah dimengerti masyarakat umum. Puskesmas juga dituntut melakukan pemantauan tempat umum dengan tokoh masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, upaya deteksi menampilkan fungsi teknis puskesmas. Puskesmas dituntut lakukan pelacakan kasus di suatu wilayah untuk mendukung upaya kekarantinaan, baik di tingkat wilayah maupun individu. Umumnya, upaya pelacakan dan pencatatan kasus ini disebut sebagai surveilans .
Jenis-jenis tindakan surveilans merentang dari pembentukan sistem kewaspadaan dini hingga respon, pemantauan riwayat perjalanan individu, penguatan jaringan kerja surveilans lintas sektor, dan penyelidikan kontak dekat kasus.
Pada upaya respon, puskesmas berperan sebagai pengumpul informasi untuk melakukan tindakan kesehatan lebih lanjut. Adapun, upaya respon dilakukan melalui notifikasi kasus 1X24 jam, penyelidikan epidemiologi dengan dinas kesehatan, pemantauan kesehatan PDP ringan, ODP, dan OTG melalui formulir sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, dan tugas-tugas penyelidikan lainnya.
ADVERTISEMENT
Di samping pelaksanaan ketiga upaya tersebut, di masa pandemi puskesmas tetap wajib memberikan pelayanan kesehatan lain, seperti pelayanan kesehatan jiwa dan pencegahan serta pengendalian penyakit menular lainnya.
Tantangan
Kehadiran puskesmas di masa pandemi sangat sentral. Kehadiran mereka di suatu wilayah adalah bentuk kehadiran negara dalam menghadapi wabah. Meski begitu, puskesmas kerap alami tantangan untuk melaksanakan peran secara optimal.
Dari luasnya fungsi dan cakupan tugas, sangat jelas puskesmas membutuhkan dukungan lebih dari negara. Upaya prevensi, deteksi, dan respon bisa berjalan ketika puskesmas terfasilitasi oleh keberadaan alat pelindung diri (APD) yang cukup, tenaga kesehatan profesional , dan pengetahuan komprehensif tentang pandemi COVID-19.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa hal-hal tersebut belum terpenuhi. Dalam kondisi pandemi kekurangan dukungan komponen kesehatan tidak hanya menyebabkan upaya pencegahan wabah berjalan lambat, tetapi juga mengancam nyawa tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya, sudah saatnya menyadari bahwa kemitraan multi-sektor antara pemerintah dengan pihak swasta ataupun organisasi masyarakat sipil (OMS) dibutuhkan pada periode pandemi. Baik pihak swasta maupun OMS telah menunjukkan beragam dukungan kepada puskesmas melalui distribusi informasi hingga donasi APD.
Periode pandemi perlu menjadi titik balik untuk menguatkan puskesmas. Sebab, puskesmas yang kuat akan menopang sistem kesehatan yang kokoh pula pula. Dan sistem kesehatan yang kokoh tidak akan goyah ketika pandemi datang.