Konten dari Pengguna

Gen Z Ogah Jadi Petani: Tantangan Baru di Sektor Pertanian

pendhi tri widodo
Mahasiswa Agribisnis UMY
12 Juli 2023 15:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari pendhi tri widodo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petani memanen bawang merah di lahan demplot Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (21/5/2021). Foto: Saiful Bahri/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen bawang merah di lahan demplot Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (21/5/2021). Foto: Saiful Bahri/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, merupakan tantangan baru bagi sektor pertanian. Data terbaru menunjukkan semakin sedikit Generasi Z yang tertarik untuk menjadi petani. Ini merupakan tantangan serius bagi masa depan ketahanan pangan dan keberlanjutan pertanian.
ADVERTISEMENT
Ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan minat Generasi Z terhadap profesi petani menurun secara signifikan. Salah satu faktor utama adalah transformasi sosial dan pergeseran nilai-nilai generasi ini. Generasi Z cenderung lebih tertarik pada pekerjaan di sektor teknologi, kreatif, dan layanan, yang menawarkan kemajuan karier yang cepat dan kebebasan kreatif.
Selain itu, gaya hidup urban yang semakin dominan juga mempengaruhi minat mereka terhadap profesi pertanian. Generasi Z tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi yang menghubungkan mereka dengan kehidupan perkotaan yang dinamis. Pertanian dianggap sebagai profesi yang membutuhkan keterlibatan fisik dan berada di lingkungan pedesaan, yang tidak sejalan dengan gaya hidup yang mereka inginkan.
Tantangan lain yang dihadapi Generasi Z adalah persepsi negatif terhadap pertanian. Meskipun ada perkembangan teknologi dan inovasi di industri ini, persepsi yang masih melekat adalah pertanian sebagai pekerjaan yang kasar dan kurang menarik. Kurangnya pemahaman tentang potensi keuntungan dan manfaat jangka panjang dari pertanian modern juga menjadi hambatan dalam menarik minat Generasi Z.
ADVERTISEMENT
Para ahli mengatakan bahwa penting bagi industri pertanian dan pendidikan untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi kurangnya minat Generasi Z menjadi petani. Pelibatan teknologi, seperti pertanian berbasis data, pertanian vertikal, dan metode pertanian presisi, dapat membantu menarik minat mereka dengan memberikan pendekatan yang lebih modern dan berkelanjutan dalam praktik pertanian.
Selain itu, pendidikan dan kesadaran tentang manfaat pertanian, keberlanjutan, dan potensi karier yang menarik dalam industri ini juga perlu ditingkatkan. Kampanye yang menyoroti inovasi, keberlanjutan, dan kesempatan bisnis dalam pertanian dapat mengubah persepsi negatif dan menginspirasi Generasi Z untuk melihat potensi yang ada dalam profesi ini.
Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, industri pertanian, dan pemimpin muda Generasi Z akan sangat penting. Hanya dengan bekerja sama dan menciptakan solusi yang inovatif, kita dapat membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan, mampu menghadapi tantangan perubahan iklim, dan memastikan ketahanan pangan bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Mengubah persepsi dan memperkuat minat Generasi Z terhadap pertanian akan menjadi langkah penting dalam menjaga masa depan pertanian yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan makanan global yang semakin meningkat.