Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apa Kabar Resolusi Tahun Baru, Mengapa Masih di Situ-situ Saja?
18 Juni 2023 7:58 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kita sudah melewati pertengahan Juni, apa kabar resolusi kita semua enam bulan lalu? Resolusi untuk tidak lagi menjadi diri kita yang kurang baik di tahun 2022, resolusi untuk menjadi lebih positif, resolusi menjadi orang yang lebih dan lebih baik dalam manajemen waktu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kabar move on dari kebiasaan buruk? Sudah berapa persen? Sudah berhasil menata hati yang porak poranda karena kepergian orang-orang terdekat? Bagaimana hafalan surat-surat pendek untuk dipakai salat?
Masih kah tetap memakai 3 Kul? Apa kabar profesi kita masih di zona nyaman? Finansial aman? Atau tiap akhir bulan masih sama? Menatap dompet serupa mengiris bawang? Perih, bagaimana dengan jumlah buku yang kita baca? Apa sudah ada satu buku selama enam bulan ini kita tuntaskan atau masih sama saja dengan tahun-tahun lalu?' Tragedi nol buku" dalam hidup kita.
Kalau jawabannya tidak ada perubahan, maka kemungkinan resolusi 2023 akan sama saja dengan resolusi 2022, hanya hebat di atas kertas. Alias gagal dan berantakan. Resolusi memang butuh komitmen.
Sehari, dua hari kebiasaan lama akan tetap jadi kebiasaan sepanjang tidak ada tekad kuat untuk mengubahnya. Menurut buku Atomic habit, mengubah kebiasaan memang hal yang paling susah di dunia. Perlu waktu yang lama namun secara kasarnya sebulan untuk bisa menerapkan satu kebiasaan baru.
ADVERTISEMENT
Saat ini, di pertengahan tahun, kita bisa membuka lagi dan melihat list resolusi kita. Kemudian kita melihat progresnya. Masih ada enam bulan segera ubah dan hilangkan list-list yang kemungkinan tidak tercapai.
Ganti dengan yang lebih produktif, masukan hal-hal kecil yang bisa memberikan dampak, bisa memakai rumus Excel pun adalah sebuah hal yang patut dirayakan. Bisa membaca 4 halaman buku satu hari adalah patut disyukuri.
Mendengar satu post cad bermutu setiap hari adalah kesuksesan dan bisa menghafal 5 ayat Al Quran satu hari adalah sebuah pencapaian dalam 24 jam kita terlebih bisa khatam Al Quran sebulan sekali di luar Ramadhan adalah sebuah pencapaian luar biasa, mengingat untuk Al Quran, kita semua hanya memberikan sisa-sisa waktu kita, padahal dialah teman sejati kita yang tidak akan meninggalkan kita kelak di akhirat.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri sangat masgul melihat pencapaian resolusi tahun baru saya, nyaris baru ada di angka 10 persen, saya masih kerap terseret dan terbawa pada habit-habit lama yang nirfaedah. Saya masih maju mundur dalam move on dari hal-hal negatif.
Sebagai orang kantoran yang menghabiskan hari di kantor dari pagi sampai sore, memang hanya punya waktu di hari libur untuk melakukan kebiasaan baru yang memerlukan waktu karena dari jam 7 sampai jam 4 kita ada di kantor.
Bukan berarti kita yang orang kantoran tidak bisa berinovasi. Banyak waktu yang bisa dipakai di sela-sela kegiatan asalkan kita jeli melihat dengan perhitungan yang baik.
Mungkin saatnya untuk memangkas list-list jangka panjang dan diubah ke mode harian. List membaca satu buku dua minggu saya eksekusi dengan membaca satu setengah jam sehari, lebih terukur dan terlihat hasilnya. Satu setengah jam tidak lama dibanding saya scroll medsos.
ADVERTISEMENT
Semua list sebaiknya dikonversi saja ke dalam list harian yang seiring sejalan dengan tugas-tugas bertahan hidup mencari uang agar bisa survive di tengah-tengah harga kebutuhan yang mencekik leher dan ancaman badai PHK yang gila-gilaan.
Alhamdulilah, hari ini saya ada waktu membuka-buka list resolusi 2023, tugas besar saya hanyalah move dari bayangan-bayangan semu yang tercipta di kepala saya. Mulai mempercayai fakta ketimbang ilusi.
Semua manusia bertarung dengan keburukan sifatnya tidak ada manusia yang luput dari keburukan, sudah demikian adanya. Hanya kitalah yang harus pintar-pintar menalukkan sisi-sisi negatif diri kita.
Bagaimanapun, resolusi hanya akan jadi kertas tidak berguna dengan daftar panjang yang tidak terlaksana jika kita hanya menjadikan resolusi sebagai pemanis awal tahun, belum terlambat untuk membuat lagi resolusi enam bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Tidak ada kata terlambat untuk menjadi baik, sebab itulah manusia , makhluk yang penuh dengan alasan ,suka menunda dan dalam Al Quran juga sudah diingatkan suka berkeluh kesah.
Jadi bagaimana? Siap memulai resolusi baru untuk enam bulan ke depan?