Konten dari Pengguna

Jangan Jadi Hikokomori, Mau Bagaimanapun Kondisimu Hidup Tetap Berjalan

Waode Nurmuhaemin
Doktor Manajemen Pendidikan , Penulis Artikel dan Buku Pendidikan
2 Februari 2023 19:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Unplash Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Unplash Foto
ADVERTISEMENT
Pernah ada yang ditimpa musibah dan putus asa, kemudian memutuskan untuk tidak lagi meninggalkan kamar. Bagi dia, dunia di luar sudah tamat. Dalam pikiran orang yang lagi sedih, stres, depresi bahwa dunia juga berhenti berputar. Yang berhenti berputar adalah aktivitasnya.
ADVERTISEMENT
Dunia di luar tetap sibuk, gaduh, dan tergesa-gesa. Matahari tetap bersinar, angin pun terus berembus. Harga-harga saham naik dan turun. Tidak ada yang berubah, sehingga berkabung berlama-lama adalah sesuatu yang akan membuat kita akan makin terasing dengan dunia.
Coba lihat di sekeliling, ketika kau tertawa seluruh dunia ikutan tertawa dan ketika kamu menangis maka kamu akan menangis sendirian. Sesungguhnya ada jutaan orang yang mengalami nasib seperti kita tertawa atau menangis.
Di Jepang, gaya hidup hikokomori membuat pemerintah Jepang resah. Ada sekitar 500 ribu orang yang menjadi hikokomori di Jepang. Hikokomori sendiri adalah penyakit sosial yang memutuskan hubungan dengan dunia luar selama lebih dari enam bulan sampai puluhan tahun. Banyak faktor penyebab hikokomori.
ADVERTISEMENT
Penderita hikokomori tidak mau berinteraksi dengan siapapun, dan menutup pintu kamar rapat-rapat untuk dunia luar. Mereka membuka pintu kamar hanya untuk mengambil makanan, ke kamar mandi itupun kalau kamar mandi terpisah dengan kamar mereka.
Perilaku-perilaku hikokomori juga banyak terdapat di Indonesia namun tidak terdata. Depresi dan stres bisa jadi penyebabnya. Sehingga perlu adanya kesadaran untuk kita semua, agar menjadi orang yang sedikit peduli pada orang lain, kalau peduli banyak tidak bisa kita lakukan. Sekadar menanyakan kabar mungkin bisa membuat banyak orang yang kemudian mengurungkan diri untuk berniat menjadi hikakomori.
Melawan kepedihan dan hal-hal yang menyakitkan memang tidak mudah. Terlebih melawan stres karena lingkungan. Saya memiliki tips untuk tidak gampang jatuh karena lingkungan. Pertama, yang paling bertanggung jawab terhadap hidup kita adalah kita sendiri. Menyalahkan orang dan keadaan akan membuat kita semakin terpuruk dalam masalah yang berlarut-larut. Orang hanya membantu, bukan kewajiban dia memikul masalah kita seratus persen.
ADVERTISEMENT
Yang kedua, jangan letakkan bola dunia di atas kepalamu. Dunia akan berputar dan berjalan baik-baik saja tanpa ikut campurmu dalam semua masalah. Membantulah ketika orang lain meminta bantuan, karena itu mempertegas bahwa mereka memang membutuhkan.
Ketika kamu menawarkan bantuan tanpa diminta, ingat, belakangan kamu yang akan menjadi kambing hitam. sudah lumrah di dunia ini perlu kambing hitam agar beberapa orang merasa baik-baik saja. Jangan naif, sadari bahwa manusia punya sisi baik dan buruk. Baik boleh-boleh saja tapi tanpa mengorbankan diri.
Yang ketiga, jangan memaksakan diri. Manusia punya batas kemampuan. Katakan tidak ketika memang kita tidak mampu. Itulah mengapa banyak pakar-pakar alam berbagai masalah, karena memang kemampuan manusia terbatas.
ADVERTISEMENT
Menempatkan diri sebagai superman dan wonderwomen adalah sikap yang membahayakan diri sendiri. Ketika kita tidak bisa memenuhi ekspektasi maka kita akan rentan mengalami stress yang berkepanjangan.
Yang keempat jangan lupa, hidup ini bukan keadaan gawat darurat. Sedikit rileks tanpa harus selalu terburu-buru. Semua ada porsinya bukan? kita berhak memiliki "my time" atau waktu-waktu untuk diri sendiri. Sebab itulah bijaklah membagi waktu.
Kalau kita sebagai manusia dan masih memiliki Allah dalam hidup kita sesungguhnya masalah apapun kita kembalikan kepada-Nya. Sebab semua yang terjadi adalah takdir-Nya, sehingga kecil kemungkinan kita akan menjadi penganut hikokomori. Orang yang masih punya agama, tidak perlu manusia untuk mengadu panjang-lebar.
Di samping tidak memberi solusi—kalaupun ada juga—manusia tidak suka mendengar yang rumit-rumit. Jadilah kuat dan tabah untuk diri sendiri. Sebab mau sejatuh apapun kamu, dunia akan tetap berputar.Jangan tutup pintu dan jendela kamarmu terlalu lama. Sedikit melongoklah ke luar dan lihat, dunia tidak peduli dengan deritamu. So, stay strong keep healthy!
ADVERTISEMENT