Motivator Terbaik Adalah Diri Sendiri, Ikhlas Itu Bulshit

Waode Nurmuhaemin
Doktor Manajemen Pendidikan , Penulis Artikel dan Buku Pendidikan
Konten dari Pengguna
5 Agustus 2023 11:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pria menyendiri. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria menyendiri. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gonjang-ganjing berita penipuan yang dilakukan oleh seorang motivator terkenal tengah menghiasi banyak media-media hiburan. Meskipun masih tahap saling melaporkan, namun korban membeberkan bukti-bukti yang terlihat jelas dan terang.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, uang Rp 5 miliar amblas. Uang itu adalah hasil kerja sepasang suami istri pengusaha tersebut bahkan mulai dari suaminya menjadi sopir angkot, bahkan bekerja di Jepang mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk memulai usaha.
Singkat cerita, mereka kemudian berhasil memiliki usaha atau bisnis yang lumayan. Namun, mimpi buruk terjadi akibat termakan janji-janji manis semua hasil usaha itu raib.
Saat ini, memang zaman yang penuh persaingan. Era digital menjadikan semua hal bisa terlihat menjadi glamor, mentereng, dan kebanyakan ternyata hanya flexing. Banyak orang yang tiba-tiba menjadi motivator. Memamerkan hidup mewah dan barang-barang branded, plus janji manis selangit untuk berhasil.
Sah-sah saja banyak yang terpukau dengan kalimat-kalimat manis nan memukau. Namun, jika sudah terlihat tidak masuk akal apalagi ada indikasi seseorang itu ternyata sebelumnya juga bermasalah dengan hukum maka sebaiknya kita tidak usah mengagumi apalagi sampai tertipu dengan janji-janji manis yang diumbar.
Ilustrasi kelas motivasi. Foto: Shutter Stock
Kita dan diri kita sudah sering melewati saat-saat susah. Hanya kita dan diri kita bukan? Sehingga kalau mau mencari motivator terbaik tidak usah jauh-jauh. Melangkahlah ke cermin dan pandang di cermin di sana berdiri seorang motivator terbaik untuk kita. Yah, tepat orang itulah adalah diri kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Betapa banyak saat ini, yang menawarkan dan menjanjikan hidup yang berkelimpahan di usia muda. Motivator-motivator yang masih belia sudah memakai jam Rolex seharga ratusan juta, mobil Porsche dll.
Mari kita lihat fakta. Taipan-taipan kaya, suhunya para Crazy Rich tajir melintir di usia-usia 25 sampai 30 tahun masih terombang-ambing menemukan jalan. Masih dihajar babak belur oleh nasib, beda halnya jika memang anak dari orang kaya raya pengusaha tujuh turunan ada kemungkinan di usia 25 sudah kaya-raya.
Tapi masyarakat biasa, kasta terbawah tidak usah mimpi dulu muluk-muluk, usia-usia begitu adalah usia mencari pengalaman. Kalau terlalu muluk takutnya kemudian berakhir di penjara karena memakai cara dan jalan instan yang menabrak jalur hukum.
ADVERTISEMENT
Tidak usah tergila-gila mengikuti seminar-seminar para motivator yang bertarif jutaan. Terkadang yang diberikan itu janji-janji surga. Lebih baik, tingkatkan potensi diri dengan mencari ilmu. Belajar hingga bisa berpikir kritis.
Ilustrasi pemimpin memberikan inspirasi dan motivasi. Foto: Shutterstock
Motivasi-motivasi saat ini sangat banyak di YouTube. Gratis lagi. Cari motivator-motivator yang akademisi yang membuka wawasan seumpama Reynald Kasali. Banyak ilmu yang didapat termasuk juga perspektif-perspektif yang masuk akal tentang perkembangan dunia bisnis.
Jangan mau, uang yang sudah susah-payah dikumpulkan diambil begitu saja oleh mereka-mereka yang mengaku motivator ini dan itu yang ujung-ujungnya hanya memanfaatkan keluguan orang.
Mekanisme pertahahan terbaik itu ada dalam diri kita. Motivator terbaik dan tangguh itu juga diri kita. Mengharapkan orang lain menjadi pahlawan untuk kita, bukanlah sikap yang tepat.
ADVERTISEMENT
Siapa yang saat ini mau membantu orang dengan ikhlas? Lihat kan perilaku kebanyakan orang? Datang hanya pas lagi butuh, di saat tidak butuh kamu sekarat pun tidak akan ditolehnya.
Tidak usah terpukau dengan segala label jika hal itu hanya merugikan kita. Uang-uang yang sebegitu banyak jika dibelikan buku-buku bermutu hanya habis di kisaran satu jutaan dan kita sudah mendapat berjuta-juta ilmu. Stay relevan!