Konten dari Pengguna

Perlakukan Orang Lain Sebagaimana Dia Ingin Diperlakukan

Waode Nurmuhaemin
Doktor Manajemen Pendidikan , Penulis Artikel dan Buku Pendidikan
22 Januari 2023 14:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mendukung teman. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendukung teman. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ada kesalahan fatal selama ini di masyarakat yaitu semboyan "perlakukan orang lain sebagaimana kita mau diperlakukan". Yang harus kita sadari adalah kita dan orang lain itu individu yang berbeda yang punya pandangan dan keyakinan yang berbeda pula.
ADVERTISEMENT
Semboyan itu, menurut saya adalah semboyan yang sudah banyak makan korban. Korban jiwa maupun korban perasaan. Mengapa demikian?
Contoh kasus, kita misalnya dalam kondisi hujan, tidak suka basah-basahan walaupun hanya terkena gerimis. Teman kita menganggap gerimis sebagai hal kecil yang biasa diterobosnya dalam kondisi apapun. Ketika teman kita meyakinkan dan mencoba memaksakan bahwa gerimis bukan hal yang harus dibesar-besarkan, di sinilah kita merasa tidak enak dan dipaksa untuk mengikuti gaya hidup orang lain.
Sejak 2023 ini, saya sudah mengganti semboyan tersebut dengan "perlakukan orang lain sebagaimana dia mau diperlakukan". Semboyan itu lebih manusiawi dan humanis. Saya sudah lebih kalem dengan semua yang terjadi.
Apa saja yang diinginkan orang yang interaksi dengan saya, saya akan mengikuti apa yang diinginkannya tentu saja sepanjang tidak mengganggu kepentingan saya. Yang saya maksudkan adalah keinginan orang, bagaimana dia mau diperlakukan.
ADVERTISEMENT
Hidup adalah seni bernegosiasi dengan orang lain. Sebab, sejatinya kita memang hidup di antara manusia-manusia lain sebagai pelengkap hidup kita. Saya mencoba untuk tidak lagi memandang sesuatu dari sisi-sisi yang hanya memakai perasaan.
Logika harus lebih diutamakan. Kita dan manusia lain bukanlah sesuatu yang harus terhubung secara terus-terusan. Mereka punya kepentingan masing-masing yang punya masa kedaluwarsa dan terimalah bahwa manusia datang dan pergi sesuai dengan tingkat kebutuhan. Kita tidak boleh menafikan hal itu.
Dalam dunia psikologi, orang tidak suka dipaksa. Maka dengarkan sekelilingmu dengan baik. Kalau ada yang tidak suka dengan model perlakuanmu ke orang karena standar yang kamu pakai adalah standar dirimu segera ubah.
Terlebih di era digital, semua lingkar komunikasi kita rasa-rasanya hanya ada dalam genggaman. Saya sudah lebih menitikberatkan perhatian terhadap hal-hal krusial dalam hidup. Teman kerja atau kolega saat ini mengambil porsi yang banyak dalam hidup keseharian saya.
ADVERTISEMENT
Dengan merekalah saya membina sikap baik dan team work yang saling peduli. Sepuluh jam kurang lebih sehari saya menghabiskan waktu dengan mereka. Berusaha menjadikan gadget hanya untuk sarana mencari informasi-informasi penting.
Tidak lagi membalas chat pakai hati namun, sudah pakai jari sehingga enteng saja rasanya kalau ada yang tidak baca japri sampai berminggu-minggu. Toh yang rugi bukan saya, karena saya menyampaikan info yang penting.
Untuk yang masih suka berselisih paham dengan orang lain, mungkin mindset-mu harus segera diubah. Buang jauh-jauh semboyan "perlakukan orang lain sebagaimana kamu mau diperlakukan". Hal itu yang membuat dunia gaduh dan riuh.
Di tahun 2023 ini, mulailah "perlakukan orang sebagaimana dia mau diperlakukan". Kemudian rasakan dunia akan lebih cerah dan hidup menjadi lebih ringan.
ADVERTISEMENT