Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Selamat Hari Pendidikan Para Guru Honorer: Gaji Kaki Lima, Tuntutan Bintang Lima
2 Mei 2023 11:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak ada bangsa lain di dunia yang menggaji gurunya Rp 200 ribu sebulan atau 20 dolar sebulan, Indonesia adalah pengecualian. Guru-guru honorer masih banyak yang bergaji sejumlah itu.
ADVERTISEMENT
Digaji dengan nominal 6 ribu satu jam atau setara dengan dua bungkus Indomie. Jangankan untuk makan, untuk beli pulsa saja tidak cukup. Dengan gaji yang begitu kecil, pihak sekolah dan pemerintah membebankan kinerja yang sama dengan guru ASN
Guru honorer yang saya maksudkan adalah para fresh graduate yang baru tamat dan mengajar di sekolah-sekolah, dan juga para guru honorer yang tidak masuk kriteria ASN PPK. Yang menjadi keheranan saya, mereka bahkan digaji di bawah UMR provinsi.
Apakah ada UMR provinsi di Indonesia yang berjumlah Rp 200 ribu sebulan? jika tidak mengapa mereka, orang-orang berpendidikan bahkan digaji sangat lebih rendah daripada buruh-buruh pelabuhan?
Ada 399.376 sekolah di Indonesia, dengan jumlah siswa 24,33 juta orang. Jumlah guru ASN 1.520.354. Tidak semua sekolah ada guru ASN bahkan banyak sekolah yang tidak memiliki guru. Yang berjibaku mati-matian mengajar adalah para guru honorer.
Jelas saja mereka bukan saja mengalami diskriminasi, tapi juga gaji yang sedemikian kecil adalah pelecehan terhadap salah satu profesi yang paling mulia di muka bumi.
ADVERTISEMENT
Sangat pilu, menyaksikan mereka mengajar di tempat-tempat yang bahkan guru ASN berlomba-lomba agar tidak ditempatkan di daerah-daerah sulit, terpencil dan 3T. Dalih bahwa sekolah tidak punya dana, kalau memang demikian maka sebaiknya sekolahnya ditutup. Tidak usah memeras tenaga orang.
Saya katakan memeras, karena mengajar itu bukan hanya membutuhkan kepandaian namun juga tenaga ekstra dan juga gizi yang cukup. Sehingga selayaknya mereka digaji paling rendah dua juta, itupun belum layak untuk bisa hidup dan mengembangkan kompetensi sebagai pengajar di abad 21 ini.
Sebagai negara yang kaya dengan tambang, sangat miris tidak bisa menggaji guru-guru dengan layak. Sehingga apabila pada suatu ketika para fresh graduated guru memilih pekerjaan lain saya kira tidak ada yang perlu diherankan.
Mereka juga butuh hidup layak. Sehingga hal ini akan sangat berbahaya kalau minat para mahasiswa tamatan sekolah keguruan enggan menjadi guru akan ada bahaya defesit dan paceklik guru di masa-masa mendatang. Regenerasi guru akan terputus.
ADVERTISEMENT
Di hari pendidikan ini, sudah saatnya pemerintah memikirkan nasib guru honorer. Kita memperingati hari lahir bapak pendidikan kita Surwadi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara hari ini. Beliau sangat peduli dengan nasib guru.
Gaji guru yang di bawah satu juta sesungguhnya bukan saja tidak bisa diterima nalar dan akal sehat, namun juga membuat citra Indonesia sebagai negara yang terpuruk di rangking PISA akan semakin tersudut. Bisa saja faktor terbesar rendahnya mutu pendidikan kita adalah kesejahteraan guru yang masih memprihatinkan.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Rasa-rasanya julukan itu hanya patut disematkan pada guru-guru honor. Dengan gaji yang bukan lagi pas-pasan namun mengerikan, mereka masih mau mengajar generasi penerus masa depan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Apalagi pada kurikulum Merdeka, tuntutan menjadi guru yang inovatif sangat tinggi. Mungkin pemerintah perlu membatasi tuntutan pelaksanaan kurikulum Merdeka. Hanya guru-guru ASN bersertifikasi yang bisa mengajar dengan konsentrasi tinggi dan inovasi tinggi. Mengajar dengan inovatif membutuhkan dana dan waktu yang banyak. Hanya guru yang sudah sejahtera yang bisa melakukan itu.
Selamat hari pendidikan nasional para guru honorer. Garda terdepan pendidikan yang ikhlas beramal.