Konten dari Pengguna

Manfaatkan Kotoran Sapi, IMM Al-Ghozali UMS Berhasil Ciptakan Inovasi Briket

Pengabdian UMS
Berita Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dikelola oleh Humas UMS lt. 3 Gedung Induk Siti Walidah, Email : [email protected]
22 Agustus 2024 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengabdian UMS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim IMM Al-Ghozali UMS, Dok Humas UMS
zoom-in-whitePerbesar
Tim IMM Al-Ghozali UMS, Dok Humas UMS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SURAKARTA – Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Al-Ghozali Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan pelatihan pengolahan briket dari kotoran sapi kepada masyarakat di Desa Kebongulo, Musuk, Boyolali.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini merupakan salah satu program pengabdian oleh PPK Ormawa IMM Al-Ghozali yang berhasil lolos seleksi proposal oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Dikti).
Pengolahan briket dari kotoran sapi merupakan salah satu cara untuk membuat bahan bakar alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang ramah lingkungan yang dibuat dari kotoran sapi.
“Pengolahan briket bertujuan untuk menciptakan sumber energi ramah lingkungan yang dapat membantu kebutuhan masyarakat dengan bahan baku yang mudah ditemui,” ungkap Nabila Safina selaku Ketua Pelaksana saat ditemui Kamis, (22/8).
Nabila juga menyampaikan, pelatihan ini memberikan pemahaman mengenai pembuatan briket, mulai dari kotoran sapi yang dikeringkan hingga proses pengolahan menjadi briket. Pelatihan ini juga sekaligus membekali peserta dengan keterampilan untuk mengolah limbah kotoran sapi yang melimpah menjadi sebuah barang yang bernilai jual.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pelatihan pengolahan briket ini dilaksanakan di Desa Kebongulo, Musuk, Boyolali, yang dilaksanakan pada Minggu, (11/8) tersebut mendapatkan antusias yang bagus dari warga.
“Awalnya kaget karena kotoran sapi yang digunakan tidak ada bau mungkin karena sudah dikeringkan bahkan warnanya jadi hitam pekat. Menurut saya pelatihan ini cukup menambah wawasan baru karena ini pertama kali ada di Desa Kebongulo,” ujar Nia Daniati, salah satu peserta pelatihan.
Program ini tidak hanya bertujuan mengolah kotoran sapi menjadi briket, namun harapannya juga dapat membuka peluang dalam menyalurkan kreativitas bagi masyarakat desa Kebongulo terutama ibu-ibu karena bahan utama yang digunakan melimpah di desa dan proses pengolahan yang mudah.
“Saat mencoba membuat briket, saya merasa senang dan penasaran. Apakah briket ini nanti akan jadi bau karena ini berasal dari kotoran sapi. Tapi, waktu mencoba ternyata tidak bau. Dengan kegiatan ini, saya berharap bisa mengajarkan apa yang saya dapat kepada masyarakat karena bahan yang diperlukan mudah didapatkan,” ungkap Sri Suwarni, salah satu peserta pelatihan lainnya. (Dewi/Maysali/Humas)
ADVERTISEMENT