Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Arti Cidro, Asal Usul, dan Pengaruhnya dalam Karya Seni
15 September 2023 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kata cidro salah satunya populer melalui lagu ciptaan Didi Kempot, seorang musisi legendaris Indonesia yang dikenal sebagai "The Godfather of Broken Heart."
ADVERTISEMENT
Kata tersebut memiliki makna kompleks karena mencerminkan perasaan, emosi, dan pengalaman manusia. Di artikel ini, dijelaskan arti cidro, asal usulnya, serta pengaruhnya dalam karya seni seperti lagu hingga puisi.
Arti Cidro
Kata cidro dalam bahasa Jawa memiliki sejumlah makna yang berkaitan, tetapi sering kali merujuk pada perasaan cemburu atau iri hati. Perasaan negatif ini muncul saat seseorang merasa bahwa pasangannya tertarik pada orang lain.
Dalam kamus Bahasa Jawa, cidro dapat diartikan sebagai selingkuh atau tak setia dalam hubungan asmara. Namun, makna cidro tak hanya sebatas pada perselingkuhan dalam konteks percintaan, melainkan juga mencakup perasaan kecewa dan dikhianati.
Perasaan cidro juga dianggap sebagai ujian bagi kedewasaan emosional seseorang. Dengan mampu mengelola perasaan cidro dan mempertahankan hubungan yang sehat, hal itu dinilai sebagai tanda kebijaksanaan dan kedewasaan.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Arti Mletre dan Bahasa Jawa Populer Lainnya
Asal Usul Kata Cidro
Asal usul kata cidro dalam bahasa Jawa belum sepenuhnya jelas, tetapi kata ini dinilai telah lama digunakan dalam sastra Jawa kuno. Sejumlah teori menyebutkan bahwa kata ini berasal dari bahasa Sanskerta, yakni citra yang berarti gambar.
Dalam konteks cidro gambaran ini dapat merujuk pada bayangan atau kecurigaan dalam hubungan. Secara historis, cemburu dan iri hati bisa ada dalam hubungan antarmanusia. Bahasa Jawa mengembangkan kata cidro untuk menggambarkan perasaan tersebut.
Menurut buku Javanese: A Cultural Approach oleh Ward Keeler, konsep cidro memiliki akar dalam bahasa Jawa Kuno dan telah menjadi bagian penting dari budaya Jawa selama berabad-abad.
Pengaruh Cidro dalam Budaya Jawa
Dalam seni dan budaya Jawa, tema cidro juga menjadi subjek dalam berbagai bentuk, seperti seni lukis, puisi, dan musik. Puisi-puisi Jawa pun menggambarkan perasaan cidro dan kompleksitas emosi yang terkait dengannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh pengaruh cidro dalam kesenian Jawa adalah dalam bentuk wayang kulit yang merupakan teater bayangan tradisional Jawa.
Dalam cerita-cerita wayang kulit, sering kali ada elemen-elemen cidro yang memengaruhi alur cerita. Contohnya, dalam kisah cinta antara Arjuna dan Srikandi dalam Mahabharata.
Sementara itu dalam lagu dan puisi Jawa, cidro muncul pada musik keroncong hingga campursari. Tema tersebut digunakan untuk menggambarkan konflik, perasaan ketidakamanan, dan kecemasan dalam hubungan percintaan.
Cidro juga digambarkan sebagai perasaan menyakitkan dan mengganggu bahkan dapat menghancurkan hubungan dua orang yang saling mencintai.