Arti dari Posesif, Bentuk, dan Cara Mengelolanya

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
Konten dari Pengguna
5 Desember 2023 15:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi arti posesif. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi arti posesif. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Posesif adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan kepemilikan atau pengendalian yang kuat terhadap sesuatu, baik itu benda, orang, atau bahkan gagasan. Ini dapat tercermin dalam tindakan, ucapan, atau pikiran seseorang terhadap hal yang dimiliki atau dianggap miliknya.
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan mengulas tentang arti dari posesif, bentuk-bentuk, dan kelemahannya.

Arti dari Posesif dan Aspek Psikologisnya

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
Posesif bisa memiliki akar dari berbagai faktor psikologis, termasuk rasa takut kehilangan, kekurangan kepercayaan diri, atau bahkan masalah kepercayaan. Seorang individu yang posesif mungkin merasa tidak aman secara emosional atau merasa perlu untuk mengendalikan lingkungan sekitarnya untuk merasa aman.
Menurut psikolog Sarah Newman, posesif dapat muncul sebagai respons terhadap perasaan takut kehilangan atau kurangnya rasa percaya diri. Dia menyatakan bahwa, posesifitas sering kali muncul ketika seseorang merasa tidak aman atau merasa perlu untuk mengendalikan situasi guna merasa aman secara emosional.
Dalam hubungan interpersonal, posesif bisa menjadi permasalahan serius. Seorang pasangan yang posesif mungkin cenderung membatasi kebebasan pasangan, menciptakan rasa cemburu yang berlebihan, atau bahkan mengendalikan kehidupan pribadi pasangannya. Ini dapat mengakibatkan konflik dan ketegangan dalam hubungan.
ADVERTISEMENT

Bentuk-bentuk Sikap Posesif

Posesif merupakan sikap yang bisa muncul dalam berbagai bentuk dan situasi. Memahami variasi bentuk posesif dapat membantu mengenali perilaku ini pada diri sendiri maupun orang lain.

1. Kepemilikan Benda

Posesif terhadap benda bisa menjadi bentuk yang paling jelas terlihat. Seseorang mungkin sangat posesif terhadap barang-barang pribadinya, merasa tidak nyaman ketika orang lain menyentuh atau menggunakan barang-barang tersebut. Ini bisa mencakup benda-benda pribadi seperti ponsel, mobil, atau barang berharga lainnya.

2. Kontrol dalam Hubungan

Posesif dalam hubungan bisa terlihat dalam keinginan untuk mengendalikan pasangan. Hal ini bisa mencakup pengawasan yang berlebihan terhadap aktivitas pasangan, membatasi kebebasan mereka, atau merasa cemburu yang berlebihan terhadap interaksi pasangan dengan orang lain.
ADVERTISEMENT

3. Kepemilikan Emosional

Sikap posesif juga dapat termanifestasi dalam bentuk kepemilikan emosional. Seseorang mungkin merasa posesif terhadap perhatian atau waktu seseorang, merasa tidak nyaman jika perhatian atau waktu tersebut tidak sepenuhnya diberikan kepadanya.

4. Ketergantungan yang Berlebihan

Posesif juga bisa tercermin dalam ketergantungan yang berlebihan pada orang lain. Seseorang mungkin merasa posesif terhadap seseorang karena merasa bergantung padanya secara emosional atau fisik, sehingga sulit melepaskan diri bahkan dalam hal-hal kecil.

5. Kepemilikan Ide atau Pandangan

Tidak hanya terbatas pada benda atau hubungan, posesif juga bisa terkait dengan ide atau pandangan. Seseorang mungkin sangat posesif terhadap ide atau pandangannya sendiri, sulit menerima atau membuka diri terhadap sudut pandang lain.

Cara Mengelola Sikap Posesif

Penting untuk mengelola sikap posesif agar tidak mengganggu kehidupan pribadi atau hubungan dengan orang lain. Foto: Shutterstock
Penting untuk mengelola sikap posesif agar tidak mengganggu kehidupan pribadi atau hubungan dengan orang lain. Langkah-langkah untuk mengatasi posesif dapat melibatkan introspeksi diri, komunikasi yang jujur, dan terkadang konseling atau bantuan profesional jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
Mengenali akar dari posesifitas dan belajar untuk melepaskan kontrol yang berlebihan adalah langkah penting dalam mengelola sikap posesif.
Terapi atau konseling juga bisa menjadi solusi efektif. Proses ini membantu individu memahami perasaan mereka, mengelola kecemasan atau kekurangan kepercayaan diri, serta membangun hubungan yang lebih sehat dan seimbang.
Posesifitas, meskipun muncul dari niat baik, dapat memiliki dampak yang merugikan. Penting untuk mengenali dan mengelola posesifitas agar tidak menghambat pertumbuhan pribadi dan kualitas hubungan. Dengan kesadaran dan usaha untuk berubah, individu bisa memperbaiki hubungan mereka dan mendukung kesejahteraan.
(APS)