Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti dari Posesif, Bentuk, dan Cara Mengelolanya
5 Desember 2023 15:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Posesif adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan kepemilikan atau pengendalian yang kuat terhadap sesuatu, baik itu benda, orang, atau bahkan gagasan. Ini dapat tercermin dalam tindakan, ucapan, atau pikiran seseorang terhadap hal yang dimiliki atau dianggap miliknya.
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan mengulas tentang arti dari posesif, bentuk-bentuk, dan kelemahannya.
Arti dari Posesif dan Aspek Psikologisnya
Posesif bisa memiliki akar dari berbagai faktor psikologis, termasuk rasa takut kehilangan, kekurangan kepercayaan diri, atau bahkan masalah kepercayaan. Seorang individu yang posesif mungkin merasa tidak aman secara emosional atau merasa perlu untuk mengendalikan lingkungan sekitarnya untuk merasa aman.
Menurut psikolog Sarah Newman, posesif dapat muncul sebagai respons terhadap perasaan takut kehilangan atau kurangnya rasa percaya diri. Dia menyatakan bahwa, posesifitas sering kali muncul ketika seseorang merasa tidak aman atau merasa perlu untuk mengendalikan situasi guna merasa aman secara emosional.
Dalam hubungan interpersonal, posesif bisa menjadi permasalahan serius. Seorang pasangan yang posesif mungkin cenderung membatasi kebebasan pasangan, menciptakan rasa cemburu yang berlebihan, atau bahkan mengendalikan kehidupan pribadi pasangannya. Ini dapat mengakibatkan konflik dan ketegangan dalam hubungan.
ADVERTISEMENT
Bentuk-bentuk Sikap Posesif
Posesif merupakan sikap yang bisa muncul dalam berbagai bentuk dan situasi. Memahami variasi bentuk posesif dapat membantu mengenali perilaku ini pada diri sendiri maupun orang lain.
1. Kepemilikan Benda
Posesif terhadap benda bisa menjadi bentuk yang paling jelas terlihat. Seseorang mungkin sangat posesif terhadap barang-barang pribadinya, merasa tidak nyaman ketika orang lain menyentuh atau menggunakan barang-barang tersebut. Ini bisa mencakup benda-benda pribadi seperti ponsel, mobil, atau barang berharga lainnya.
2. Kontrol dalam Hubungan
Posesif dalam hubungan bisa terlihat dalam keinginan untuk mengendalikan pasangan. Hal ini bisa mencakup pengawasan yang berlebihan terhadap aktivitas pasangan, membatasi kebebasan mereka, atau merasa cemburu yang berlebihan terhadap interaksi pasangan dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
3. Kepemilikan Emosional
Sikap posesif juga dapat termanifestasi dalam bentuk kepemilikan emosional. Seseorang mungkin merasa posesif terhadap perhatian atau waktu seseorang, merasa tidak nyaman jika perhatian atau waktu tersebut tidak sepenuhnya diberikan kepadanya.
4. Ketergantungan yang Berlebihan
Posesif juga bisa tercermin dalam ketergantungan yang berlebihan pada orang lain. Seseorang mungkin merasa posesif terhadap seseorang karena merasa bergantung padanya secara emosional atau fisik, sehingga sulit melepaskan diri bahkan dalam hal-hal kecil.
5. Kepemilikan Ide atau Pandangan
Tidak hanya terbatas pada benda atau hubungan, posesif juga bisa terkait dengan ide atau pandangan. Seseorang mungkin sangat posesif terhadap ide atau pandangannya sendiri, sulit menerima atau membuka diri terhadap sudut pandang lain.
Cara Mengelola Sikap Posesif
Penting untuk mengelola sikap posesif agar tidak mengganggu kehidupan pribadi atau hubungan dengan orang lain. Langkah-langkah untuk mengatasi posesif dapat melibatkan introspeksi diri, komunikasi yang jujur, dan terkadang konseling atau bantuan profesional jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
Mengenali akar dari posesifitas dan belajar untuk melepaskan kontrol yang berlebihan adalah langkah penting dalam mengelola sikap posesif.
Terapi atau konseling juga bisa menjadi solusi efektif. Proses ini membantu individu memahami perasaan mereka, mengelola kecemasan atau kekurangan kepercayaan diri, serta membangun hubungan yang lebih sehat dan seimbang.
Posesifitas, meskipun muncul dari niat baik, dapat memiliki dampak yang merugikan. Penting untuk mengenali dan mengelola posesifitas agar tidak menghambat pertumbuhan pribadi dan kualitas hubungan. Dengan kesadaran dan usaha untuk berubah, individu bisa memperbaiki hubungan mereka dan mendukung kesejahteraan.
(APS)