Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Arti Doom Spending yang Ramai di Kalangan Gen Z
8 Oktober 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu doom spending? Pertanyaan ini banyak diajukan oleh pengguna media sosial yang baru mendengar istilah dalam bahasa Inggris ini.
ADVERTISEMENT
Doom spending ramai dibicarakan di media sosial. Lewat video yang beredar disebutkan bahwa perilaku doom spending dapat membuat kalangan gen Z dan milenial jatuh miskin.
Apa itu Doom Spending? Ini Penjelasannya
Mengetahui apa itu doom spending penting untuk menjaga stabilitas finansial di masa depan. Doom spending merupakan perilaku belanja atau pembelian impulsif tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Diambil dari buku Manajemen Ritel Modern, Ni Dewi Ikka (2024:97), pembelian tidak terencana atau impulsif merupakan salah satu pola belanja konsumen. Sikap ini terjadi ketika konsumen memiliki keinginan kuat untuk pembelanjaan dengan secepatnya.
Pengeluaran digunakan untuk hal-hal tidak perlu yang bukan menjadi kebutuhan. Pelaku doom spending biasanya akan menghabiskan uang untuk belanja, liburan, dan makan mewah.
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang terjebak dalam perilaku doom spending, menabung bukan menjadi kebutuhan. Dalam keyakinannya, menabung juga belum tentu dapat mencapai tujuan keuangan mereka.
Oleh sebab itu, mereka lebih memilih untuk hidup di masa sekarang dan bersenang-senang. Hal ini juga dipicu dengan teknologi yang memudahkan akses untuk melakukan pembelanjaan impulsif.
Penyebab fenomena doom spending adalah tingkat stres yang tinggi terhadap tekanan hidup, serta kekhawatiran akan kondisi ekonomi dan masa depan. Doom spending dianggap sebagai jalan keluar atas permasalahan tersebut.
Banyak kalangan gen Z yang menganggap stres dapat dihilangkan dengan belanja, travelling, dan makan enak. Mereka tidak menyadari bahwa cara itu hanya kepuasan sesaat, dan mengakibatkan kerugian finansial jangka panjang.
ADVERTISEMENT
3 Cara Mengatasi Doom Spending
Terdapat beberapa cara yang dapat dicoba untuk mengatasi doom spending, yaitu.
1. Persulit Berbelanja
Sebagian kalangan menganggap kegiatan belanja adalah cara untuk menghilangkan stres. Menghabiskan uang dapat mengubah suasana hati secara signifikan.
Cara untuk mengatasi siklus belanja impulsif ini adalah dengan menambahkan penghalang. Beri waktu berpikir dengan menghapus seluruh data yang dibutuhkan saat ingin melakukan pembayaran.
Mengulangi proses input data pembayaran dapat memberi waktu untuk berpikir, apakah barang yang dibeli benar-benar diperlukan. Untuk pembelian online, gunakan waktu 24 jam sebelum mengonfirmasi pesanan.
2. Jauhi Media Sosial
Untuk sementara, istirahat sejenak dari media sosial dan aplikasi belanja pada ponsel. Pertimbangkan untuk mengurangi waktu di dunia maya, dan fokus pada kehidupan nyata yang tak kalah menyenangkan.
ADVERTISEMENT
3. Menabung
Mulai kebiasaan baik menabung dengan cara menyisihkan 10% atau 15% dari pendapatan. Investasikan uang secara rutin untuk perencanaan keuangan di masa depan.
Baca juga: Arti Backburner yang Ramai di Media Sosial
Apa itu doom spending? Doom spending adalah perilaku belanja atau pembelian impulsif untuk kesenangan tanpa berpikir panjang.(DK)