Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Arti Kata Bioindikator dan Contohnya
4 Agustus 2023 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam mengamati kesehatan ekosistem, peneliti biasanya menggunakan bioindikator. Namun, apa arti kata bioindikator?
ADVERTISEMENT
Di bawah ini dijelaskan mengenai bioindikator dan contohnya dalam kehidupan. Yuk, simak hingga tuntas agar kamu tidak keliru memahami bioindikator.
Pengertian Bioindikator
Bioindikator adalah organisme (tanaman, mikroorganisme, binatang, dll.) yang digunakan untuk menilai atau mengamati kesehatan ekosistem.
Mengutip dari The Nature Education, bioindikator meliputi proses biologis, spesies, atau komunitas dan digunakan untuk menilai kualitas lingkungan dan bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu.
Perubahan lingkungan sering dikaitkan dengan gangguan antropogenik (misalnya, polusi, perubahan penggunaan lahan) atau pemicu alami (misalnya, kekeringan, musim semi beku).
Pengembangan dan penerapan bioindikator secara luas telah terjadi sejak tahun 1960-an. Selama bertahun-tahun, peneliti memperluas repertoar bioindikator untuk membantu mereka mempelajari semua jenis lingkungan (yaitu, akuatik dan terestrial), dengan menggunakan semua kelompok taksonomi utama.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua proses biologis, spesies, atau komunitas dapat berfungsi sebagai bioindikator yang berhasil. Faktor fisik, kimia, dan biologis (misalnya, substrat, cahaya, suhu, persaingan) sangat bervariasi di antara lingkungan.
Baca Juga: Alasan Sains Perlu Bersifat Holistik
Contoh Bioindikator
Berikut beberapa contoh bioindikator yang bisa membantumu memahami bioindikator secara utuh.
1. Lemna sp.
Lemna sp., suatu genus tanaman air, merupakan bioindikator yang digunakan untuk menguji kemungkinan dampak negatif produk baru (pupuk atau bahan fitokimia) sebelum mendapat sertifikasi dan dirilis ke pasar.
2. Lebah Madu
Lebah madu juga merupakan bioindikator, karena populasi dan aktivitasnya dapat digunakan untuk menilai profil ekologi wilayah tertentu.
3. Lumut
Contoh lain dari bioindikator adalah lumut. Tumbuhan ini, yang hidup di permukaan seperti pohon, batu, atau tanah, sangat peka terhadap racun atau polusi udara . Ini karena lumut mendapatkan nutrisinya sebagian besar dari udara.
ADVERTISEMENT
Kita bisa mengetahui hutan atau lingkungan kita mempunyai udara bersih dari jumlah dan jenis lumut yang ada di pohon-pohonnya.
4. Berang-berang Sungai
Udang karang dan ikan adalah makanan utama berang-berang sungai, tetapi mereka juga memakan invertebrata, amfibi, dan mamalia kecil lainnya.
Berang-berang adalah salah satu spesies kunci yang paling umum dan predator puncak. Jadi jika ada masalah di rantai makanan yang lebih rendah, berang-berang sungai biasanya yang pertama menderita.
Makanya, berang-berang sungai digunakan untuk mengevaluasi kesehatan habitat air tawar. Kesehatan berang-berang sungai juga telah digunakan untuk menilai emisi merkuri dalam ekosistem.
Bahan kimia atau logam berat terakumulasi dalam suatu organisme dari waktu ke waktu, yang dikenal sebagai bioakumulasi. Berang-berang sungai kemungkinan akan menjadi yang pertama menunjukkan tanda-tanda keracunan merkuri karena mereka berada di puncak rantai makanan.
ADVERTISEMENT
5. Katak
Katak memiliki kulit semi-permeabel yang harus tetap lembap agar dapat bernapas. Karena mereka rentan terhadap konsumsi polutan kimia dalam airnya, kulit mereka menjadi bioindikator bagi kesehatan lingkungan mereka.
Banyak katak memiliki siklus hidup yang menggunakan habitat darat dan air tawar, membuat mereka rentan terhadap tekanan lingkungan termasuk perubahan suhu dan radiasi UV.
Nah, itulah penjelasan mengenai bioindikator dan contohnya. Semoga bermanfaat, ya!
(DEL)