Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Hakikat Secara Bahasa dan Menurut Agama Islam
5 Juli 2023 18:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Istilah hakikat sering kita dengar dan baca dalam percakapan sehari-hari. Meski begitu, sebagian orang belum mengetahui apa pengertian hakikat sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Artikel kali ini akan membahas mengenai pengertian hakikat menurut bahasa dan agama Islam. Untuk penjelasan selengkapnya simak di bawah sini.
Apa Pengertian Hakikat?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hakikat memiliki dua makna, yakni:
Menurut ajaran agama Islam, secara etimologi hakikat berasal dari bahasa Arab, “haqqa” yang artinya adalah tetap. Secara harfiah, haqiqah artinya inti sesuatu, puncak atau sumber dari sesuatu.
Mengutip buku Hakikat Ilmu Tasawuf oleh Dr. H. Abd. Rahman, S.Pd.I., M.Ag, dalam konteks ilmu tasawuf, hakikat menunjukkan kebenaran esoteris yang merupakan batas-batas dari transendensi (cara berpikir hal-hal yang melampaui apa yang terlihat, yang bisa ditemukan di alam semesta) manusia dan teologis.
ADVERTISEMENT
Dalam tingkat perjalanan spiritual, hakikat adalah syariat yang berarti kenyataan esoteris dan thariqat (jalan) sebagai tahapan esoterisme.
Dalam pengertian ini, hakikat merupakan tahapan ketiga dalam ilmu tasawuf, yakni:
Hakikat juga disebut “Lubb” yang artinya dalam atau saripati, atau juga dapat diartikan sebagai inti atau esensi. Menurut terminologis, hakikat adalah kemampuan seseorang dalam merasakan kedekatan dan kehadiran Allah di dalam syariat itu sehingga hakikat menjadi aspek yang penting dalam setiap amal, inti dan rahasia dari tujuan perjalanan yang ditempuh oleh seorang sufi.
ADVERTISEMENT
Istilah hakikat juga disebutkan dalam firman Allah di Al Quran surat Al-Waqiah ayat 95-96, yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti:
“Sungguh, yang demikian itu adalah hakikat yang meyakinkan maka bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Maha Besar.” (QS. Al-Waqiah: 96-96)
Dalam buku Ushul Fiqh Kajian Hukum Islam karya Iwan Hermawan, S.Ag., M.Pd.I., contoh hakikat adalah kata ‘kursi’, yang menurut arti sebenarnya adalah tempat untuk duduk yang memiliki sandaran dan kaki. Namun, saat ini kata ‘kursi’ diartikan sebagai kekuasaan. Meski demikian, secara hakikat ‘kursi’ adalah tempat duduk.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut hakikat dapat diartikan sebagai kata yang menunjukkan makna yang sebenar-benarnya. Atau makna dasar dari suatu benda, kondisi atau pemikiran. Meski begitu dalam beberapa kondisi, kata hakikat digunakan untuk menunjukkan kebiasaan.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai pengertian hakikat menurut bahasa dan agama Islam, Semoga bermanfaat!
(SNS)