Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Ciri-ciri, dan Teorinya
31 Agustus 2023 14:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengutip dari situs Kemenkeu, pengertian pertumbuhan ekonomi adalah proses dari perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu negara secara berkesinambungan untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik selama jangka waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Yuk, simak penjelasan selengkapnya mengenai pertumbuhan ekonomi di bawah ini.
Apa Itu Pertumbuhan Ekonomi?
Mengutip dari buku Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan wilayah (2013) oleh Rahardjo Adisasmita, pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas produksi untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan PDB (Produk Domestik Bruto) maupun PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dalam suatu wilayah.
Sementara dalam buku Ekonomi Makro (2010) karya Joko Untoro dijelaskan, pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan kemakmuran masyarakat meningkat.
Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi
Setidaknya ada enam ciri pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets, yakni:
ADVERTISEMENT
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Dalam perkembangannya, terdapat berbagai teori pertumbuhan ekonomi. Di antara banyaknya teori yang bermunculan, berikut ini beberapa di antaranya.
1. Teori Neoklasik
Teori Neoklasik atau dikenal juga sebagai model pertumbuhan ekonomi Solow-Swan mulanya diperkenalkan Adam Smith, kemudian dikemukakan kembali oleh Robert Solow dan T. W. Swan.
Teori ini menyatakan bahwa terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu modal, tenaga kerja, dan perkembangan teknologi.
ADVERTISEMENT
Teori ini juga meyakini bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Namun, tanpa adanya teknologi modern yang berkembang, peningkatan tersebut tidak akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional.
2. Teori Klasik
Teori Klasik dicetuskan oleh Adam Smith dan telah berkembang mulai dari abad ke-18. Teori ini menyatakan bahwa perekonomian penduduk dalam suatu negara akan meraih titik tertingginya saat menggunakan sistem liberal.
Adapun unsur utamanya adalah pertumbuhan penduduk dan output-nya.
Konsep ini kemudian disanggah oleh David Ricardo yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk tidak memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Justru sebaliknya, pertumbuhan penduduk hanya akan membuat tenaga kerja produktif bertambah sehingga berdampak pula pada turunnya upah pekerja.
ADVERTISEMENT
3. Teori Historis
Teori Historis dikembangkan sejumlah ahli ekonomi, di antaranya Karl Bucher, Werner Sombart, dan Frederich List dengan pandangannya yang berbeda-beda, namun sama-sama berpusat pada kegiatan ekonomi masyarakat.
Menurut Karl hubungan antara produsen dan konsumen mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Hubungan ini sendiri terjadi dalam kota, kemasyarakatan, tingkatan rumah tangga tertutup, hingga dunia.
Sementara Werner Sombart mengelompokkan peran masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi, dari tahapan perekonomian tertutup, tahapan pertumbuhan industri, hingga tahapan kapitalis.
(DEL)