Konten dari Pengguna

Pengertian Tawadhu dan Keutamaannya dalam Islam

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
4 Juli 2023 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengertian Tawadhu. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Pengertian Tawadhu. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Pengertian tawadhu atau tawaduk dalam KBBI adalah rendah hati, patuh, dan taat. Tawadhu merupakan salah satu sikap mulia dalam Islam yang sebaiknya dimiliki setiap muslim.
ADVERTISEMENT
Tawadhu merupakan lawan dari sikap sombong yang dibenci Allah Swt. Yuk, simak penjelasan selengkapnya mengenai tawadhu di bawah ini.

Memahami Arti Tawadhu

Memahami Arti Tawadhu. Foto: Unsplash
Tawadhu berasal dari bahasa Arab yang artinya meletakkan. Secara istilah, makna tawadhu adalah sikap dan perbuatan manusia yang menunjukkan adanya kerendahan hati.
Gambaran mengenai sikap tawadhu dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 63.
Artinya: "Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (Q.S. Al-Furqan [25]:63)
Orang yang tawadhu artinya menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah Swt., sehingga tak ada kesombongan dalam dirinya. Mereka tidak merasa lebih baik dari orang lain.
ADVERTISEMENT

Keutamaan Bersikap Tawadhu

Keutamaan Bersikap Tawadhu. Foto: Unsplash
Berikut beberapa keutamaan jika seseorang bersikap tawadhu. Yuk, simak apa saja!

1. Mendapatkan Kemuliaan Dunia dan Akhirat

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul saw. bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
"Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya." (HR. Muslim no. 2588)
Maksud dari hadist di atas adalah bahwa Allah akan meninggikan derajat orang tawadhu di dunia maupun di akhirat. Di dunia, orang akan menganggapnya mulia, Allah pun akan memuliakan dirinya di tengah-tengah manusia, dan kedudukannya akhirnya semakin mulia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di akhirat, Allah akan memberinya pahala dan meninggikan derajatnya karena sifat tawadhu-nya di dunia (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16:142)
Tawadhu juga merupakan salah satu akhlak mulia para Nabi. Contohnya Nabi Musa a.s ketika melakukan pekerjaan rendahan, seperti membantu memberi minum pada hewan ternak dalam rangka menolong dua orang wanita yang ayahnya sudah tua renta.
Contoh lainnya, Nabi Daud a.s yang makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Ada pula Nabi Zakariya yang dulunya seorang tukang kayu.
Sifat tawadhu juga ditunjukkan Nabi Isa dalam perkataannya berikut ini:
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka." (Q.S. Maryam: 32).
ADVERTISEMENT
Sifat mulia para nabi tersebut membuat mereka menjadi mulia di dunia dan di akhirat.

2. Dicintai Manusia

Orang tentu saja akan semakin menyayangi orang yang rendah hati dan tidak menyombongkan diri. Rasulullah saw. pernah bersabda,
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِى أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
"Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain." (HR. Muslim no. 2865).
Itulah penjelasan mengenai sikap tawadhu. Semoga sikap mulia ini bisa kamu aplikasikan dalam kehidupan, ya!
(DEL)