Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Gaya Hidup Minimalis Gen Z: Menemukan Ketenangan dalam Kesederhanaan
22 November 2023 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengetahuan Umum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Gaya hidup minimalis menjadi semakin populer di kalangan Generasi Z. Para remaja dan kaum muda saat ini mencari kebermaknaan dalam kesederhanaan, menolak kelebihan barang dan fokus pada hal penting dalam hidup. Fenomena ini terbukti menjadi perubahan paradigma yang menarik dalam budaya konsumsi saat ini.
ADVERTISEMENT
Menurut sumber yang dipetik dari The Minimalist Home oleh Joshua Becker, gaya hidup minimalis bukanlah sekadar tentang memiliki sedikit barang, melainkan tentang memiliki barang yang memberikan nilai dan kebahagiaan yang sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa Generasi Z Terpukau dengan Gaya Hidup Minimalis?
Menurut Forbes, alasan utama di balik ketertarikan Generasi Z terhadap gaya hidup ini adalah karena dorongan untuk menemukan makna yang lebih dalam dalam kehidupan mereka.
Mereka melihat konsumsi berlebihan sebagai beban emosional dan finansial yang mendorong mereka untuk mencari alternatif lebih sederhana.
Sementara itu, BBC menyebutkan bahwa akses yang lebih mudah ke informasi dan kesadaran akan dampak lingkungan turut memengaruhi keputusan Generasi Z untuk beralih ke gaya hidup yang lebih minimalis.
ADVERTISEMENT
Mereka ingin memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dengan mengurangi jejak karbon mereka melalui gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Tren Konsumsi yang Berubah
Menurut sumber yang dipetik dari The Year of Less oleh Cait Flanders, ada pergeseran paradigma dalam pola konsumsi. Generasi Z tak lagi melihat kepemilikan barang sebagai tolok ukur keberhasilan atau status sosial. Sebaliknya, mereka menekankan pengalaman dan koneksi sosial sebagai hal yang lebih berharga.
The New York Times melaporkan bahwa fenomena "generasi sewa" atau kecenderungan untuk menyewa barang daripada membelinya secara permanen semakin umum di kalangan Generasi Z. Ini menandakan perubahan dalam pola konsumsi yang lebih berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
Meski gaya hidup minimalis menawarkan manfaat, tak selalu mudah untuk menerapkannya. Menurut Harvard Business Review, tekanan sosial dan budaya konsumerisme yang masih dominan dapat menjadi hambatan bagi Generasi Z yang ingin mempraktikkan kesederhanaan.
Selain itu, menurut Psychology Today, kecenderungan untuk terikat emosional dengan barang-barang tertentu juga menjadi tantangan dalam beralih ke gaya hidup minimalis. Individu tertentu merasa sulit untuk melepaskan barang-barang yang memiliki nilai emosional, meski sebenarnya tak dibutuhkan.
Membangun Gaya Hidup Minimalis yang Berkelanjutan
Sustainable Minimalism oleh Stephanie Marie Seferian menawarkan panduan bagi Generasi Z untuk membangun gaya hidup minimalis yang berkelanjutan.
Buku tersebut menyoroti pentingnya tak hanya mengurangi barang-barang yang dimiliki tetapi juga memastikan bahwa gaya hidup tersebut berkelanjutan dari segi lingkungan dan kesejahteraan pribadi.
ADVERTISEMENT
The Guardian juga menyebutkan pentingnya memulai dengan langkah kecil dalam menerapkan gaya hidup minimalis. Perubahan bertahap lebih mungkin bertahan dan memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat.