Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ironi Perkaderan; Harapan dan Tantangan
19 Februari 2024 15:45 WIB
Tulisan dari Muhammad Yusuf Muda Azka Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bapak bangsa Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman lewat pidato singkat dalam serangkaian acara Dies Natalis HMI pertama di Balai Kepatihan, Yogyakarta mengatakan, “HMI itu bukan hanya Himpunan Mahasiswa Islam, melainkan juga Harapan Masyarakat Indonesia.” Sebagaimana harapan, ia akan tetap abadi, tumbuh dan terus berkembang meski usia kian renta.
ADVERTISEMENT
Per 5 Februari 2024, himpunan ini telah memasuki usia ke 77 tahun. Lebih dari setengah abad usianya menuju HMI emas pada tahun 2047. Per-hari ini, sekiranya masih ada 23 tahun waktu yang dibutuhkan sebagai gerak laju para kader HMI yang notabene adalah mahasiswa, dan memiliki persebaran cabang diseluruh Indonesia. Merengkuh HMI kembali pada dua komitmen awal; Kebangsaan dan Keislaman.
Dataindonesia.id merilis jumlah mahasiswa di seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia pertahun 2022 sebanyak 9,32 juta jiwa. Jumlah ini menegasikan masih adanya entitas kaum terdidik di negeri ini. Meskipun sangat sedikit sekali presentasenya ketimbang jumlah rakyat Indonesia secara keseluruhan yang berjumlah 278,69 juta jiwa berdasarkan perhitungan data BPS (Badan Pusat Statistik, 2023).
ADVERTISEMENT
Namun harapan 76 tahun silam yang dilisankan oleh Jenderal Soedirman tentunya tak akan lekang oleh zaman. Hal itu ditengarai oleh kualitas pendidikan Indonesia yang setidaknya sudah mengalami kemajuan ketimbang puluhan tahun ke belakang. Di tahun 2024, Indonesia tengah hadapi masa transisi 4.0 ke 5.0--memasuki era teknologi, setidaknya HMI secara langsung mesti turut andil beradaptasi dengan perkembangan dunia global.
Sejenak bayangkan, dari kuantitas kader yang jutaan di seluruh cabang Indonesia dan beberapa cabang istimewa di luar negeri jika ditopang oleh platform yang mumpuni. HMI tidak hanya sekadar menjadi platform gerakan organik yang melangsungkan pengorganisiran massa melalui jalanan. Tapi juga lewat dunia digital dengan meminjam bahasa Noam Coamsky, membrondong ‘politik kuasa media’lewat pesan perdamaian yang positif.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, sebagai basis akademisi (baca: kader HMI) perlu memahami konteks tantangan apa sebenarnya yang tengah dihadapi. Merujuk ke data Bappenas (2019) ada empat pilar tantangan yang menjadi perhatian; a). pengembangan manusia dan penguasaan sains dan teknologi; b). pembangunan ekonomi berkelanjutan; c). pengembangan yang berkeadilan, dan; d). ketahanan dan pemerintahan nasional.
Berkaitan dengan empat poin di atas, bagian pengembangan manusia, penguasaan sains dan teknologi menjadi tantangan utama. Hal ini sesuai dengan jenjang taraf berpikir manusia ala Socrates (w. 470-399 SM), pertama membicarakan ide, kedua peristiwa-peristiwa, dan ketiga orang. Prosentase yang ada hanya sebagian yang membicarakan ide, kebanyakan peristiwa dan orang belaka.
Hal ini adalah sebuah ironi dengan tantangan Indonesia yang semakin pelik. Kendati demikian, upaya-upaya yang dilakukan mesti ada sikap responsif dan tindakan nyata untuk mewadahi potensi dan ruang gerak agar kader bisa mengasah skilnya. Dan harapan yang berbarengan dengan tantangan ini bisa berjalan maksimal, tentunya bersandarkan komitmen kader itu sendiri agar pasal (6) HMI sebagai organisasi mahasiswa berjalan sesuai adanya.
ADVERTISEMENT
Maka hemat penulis, agar harapan yang terpupuk ini terus abadi, solusinya adalah meng-inklusifkan organisasi dan kader dengan cara membuka selebar-lebarnya pintu kolaborasi. Kolaborasi menjadi penting disamping tingginya pertumbuhan lembaga, komunitas maupun organisasi sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pengabdian. Suatu organisasi di masa keterbukaan ini tidak bisa berjalan sendirian karena satu sama lain saling membutuhkan.
Kolaborasi menjadi kunci agar ironi perkaderan HMI tidak semakin meluncur curam ke jurang ketertinggalan. Kolaborasi adalah tawaran untuk bagaimana HMI bisa bergending di kontestasi nasional maupun internasional. Setidaknya ada dua hal; keterbukaan informasi dan keterbukaan organisasi di tengah gempuran arus globalisasi.