Konten dari Pengguna

Manipulasi Politik Identitas

M Yusup Daulay
Ketua Panwaslu Kecamatan Air Joman
31 Mei 2023 15:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Yusup Daulay tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Politisi Berwajah Banyak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Politisi Berwajah Banyak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, gerakan politik identitas muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan dan diskriminasi yang dialami oleh kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Politik identitas merujuk pada strategi dan gerakan politik yang berfokus pada identitas kelompok tertentu, seperti ras, agama, gender, orientasi seksual, atau latar belakang etnis.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari politik identitas adalah mewakili kepentingan dan memperjuangkan hak-hak kelompok tersebut dalam konteks sosial, politik, dan ekonomi. Kelompok-kelompok ini merasa bahwa identitas mereka menjadi dasar diskriminasi struktural, dan mereka berusaha untuk mengorganisir diri, mengampanyekan perubahan sosial, dan mencapai pengakuan yang lebih besar dalam sistem politik.
Dalam politik identitas, kelompok-kelompok tersebut sering kali berjuang untuk mendapatkan perlindungan hukum, keadilan sosial, kesetaraan hak, dan pengakuan budaya. Misalnya, gerakan hak sipil di Amerika Serikat pada tahun 1960-an adalah contoh politik identitas yang terfokus pada perlindungan hak-hak warga kulit hitam dan melawan segregasi rasial.

Manipulasi Politik Identitas

Namun, Politik identitas sangat rawan dimanfaatkan secara manipulatif oleh aktor politik yang ingin memperoleh kekuasaan. Mereka dapat memanipulasi dan mengekploitasi perbedaan identitas, memanfaatkan sentimen, perasaan, atau kesetiaan yang mungkin ada di antara kelompok berdasarkan faktor-faktor seperti suku, agama, ras, atau gender, untuk memperkuat dukungan atau menciptakan perpecahan di antara kelompok-kelompok tersebut untuk mencapai tujuan mereka sendiri, tanpa memperhatikan kesejahteraan umum.
ADVERTISEMENT
Manipulasi politik identitas sering kali dilakukan dengan cara memperkuat atau menekankan perbedaan antara kelompok identitas dan memanfaatkannya untuk menciptakan ketegangan atau konflik. Para politisi yang memanipulasi politik identitas memanfaatkan perasaan ketidakadilan atau ketidakpuasan yang dialami oleh kelompok identitas tertentu untuk memperoleh dukungan politik dalam mencapai tujuan mereka.
Praktik ini dapat mencakup penyebaran propaganda yang merangsang emosi atau rasa takut terhadap kelompok lain, memanipulasi narasi sejarah atau fakta untuk membenarkan posisi politik tertentu, atau membuat janji palsu atau janji palsu yang ditargetkan untuk kelompok identitas tertentu.
Praktik manipulasi politik identitas sering dikritik karena dapat memperdalam perpecahan sosial dan meningkatkan polarisasi politik. Praktik ini juga dapat merusak harmoni sosial, merugikan stabilitas politik, menghambat pembangunan yang inklusif dan mengancam prinsip-prinsip demokrasi yang inklusif dan egaliter.
ADVERTISEMENT
Penting untuk mengembangkan pemahaman kritis dan kesadaran tentang praktik ini serta mempromosikan dialog dan kerja sama antara kelompok identitas yang berbeda untuk mencegah manipulasi politik identitas dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan bersatu.

Praktik Manipulasi Politik Identitas

Ada beberapa contoh praktik manipulasi politik identitas yang sering dilakukan:
Pemilihan retorika divisif: Politisi atau kelompok politik menggunakan bahasa yang merangsang emosi dan memperkuat perpecahan di antara kelompok-kelompok identitas tertentu. Mereka mungkin menggambarkan kelompok lain sebagai ancaman bagi identitas atau nilai-nilai kelompok mereka sendiri.
Penyebaran hoaks dan propaganda: Penyebaran informasi yang salah atau tidak akurat untuk mempengaruhi persepsi publik tentang kelompok identitas tertentu. Hoaks dan propaganda sering digunakan untuk memicu ketakutan, kebencian, atau permusuhan terhadap kelompok tertentu.
ADVERTISEMENT
Pemberian janji palsu: Politisi yang memanipulasi politik identitas sering kali menggunakan janji-janji palsu atau mengeklaim akan melindungi atau memperjuangkan kepentingan kelompok identitas tertentu. Tujuannya adalah memperoleh dukungan politik dari kelompok tersebut tanpa memiliki niat yang tulus untuk memenuhi janji-janji tersebut setelah mereka berkuasa.
Penggunaan simbol-simbol identitas: Politisi atau kelompok politik mungkin menggunakan simbol-simbol identitas untuk mengidentifikasi diri mereka dengan kelompok identitas tertentu dan menarik dukungan mereka. Hal ini dapat mencakup penggunaan simbol agama, bahasa, atau budaya dalam kampanye politik untuk memperkuat identitas kelompok tersebut.
Manipulasi politik identitas dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap masyarakat. Praktik semacam itu dapat memperkuat perpecahan sosial, memicu konflik, mengurangi kepercayaan antar kelompok, dan menghalangi diskusi rasional tentang isu-isu politik yang lebih penting. Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai praktik semacam ini dan mencari pemimpin yang berupaya mempersatukan masyarakat secara inklusif, bukan memecah belah berdasarkan identitas.
ADVERTISEMENT