Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Daftar Berat Badan sesuai Umur Anak, Orang Tua Wajib Tahu
18 Agustus 2024 18:01 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Perawatan Pria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diambil dari kutipan journal.upi-yai.ac.id berjudul Pengukuran Berat Badan Berdasarkan Tinggi Badan Sebagai Penentu Status Gizi, Firdayanti Tafonao, 2023, 47, berat badan digunakan sebagai indikator kesehatan dan kebugaran individu.
Secara ilmiah, berat badan dipengaruhi oleh komposisi tubuh, genetik, aktivitas fisik, asupan makanan, dan kondisi kesehatan.
Komponen Utama Berat Badan
Berikut adalah daftar komponen utama pada berat badan manusia .
1. Lemak Tubuh
Lemak tubuh adalah jaringan yang menyimpan energi dalam bentuk trigliserida. Lemak ini penting untuk fungsi tubuh seperti isolasi panas, perlindungan organ, dan penyimpanan energi.
Namun, jumlah lemak tubuh yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi.
2. Otot
Otot adalah jaringan yang terdiri dari serat-serat otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Otot juga berperan dalam metabolisme basal, yaitu jumlah kalori yang dibakar tubuh saat istirahat.
ADVERTISEMENT
Semakin banyak massa otot seseorang, semakin tinggi tingkat metabolisme basal mereka.
3. Tulang
Tulang adalah struktur keras yang membentuk kerangka tubuh. Berat tulang bervariasi antara individu tergantung pada ukuran dan kepadatan tulang.
4. Air
Air membentuk sebagian besar tubuh manusia, sekitar 60-70% dari total berat badan. Kadar air dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan cairan, aktivitas fisik, dan kondisi medis tertentu.
5. Organ dan Jaringan Lainnya
Berat badan juga dipengaruhi oleh organ-organ internal seperti jantung, hati, ginjal, serta jaringan-jaringan lain seperti kulit, darah, dan jaringan ikat.
Berat badan manusia dipengaruhi juga secara genetik. Genetik memainkan peran penting dalam menentukan berat badan seseorang.
Faktor genetik dapat mempengaruhi cara tubuh menyimpan dan membakar lemak, tingkat metabolisme, serta preferensi makanan dan perilaku makan.
ADVERTISEMENT
Gaya hidup, termasuk pola makan dan aktivitas fisik adalah faktor utama yang mempengaruhi berat badan. Kondisi sosial dan ekonomi, kebiasaan makan, akses ke makanan sehat, serta tingkat stres juga berperan dalam mempengaruhi berat badan.
Dalam pengukurannya, Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode umum yang digunakan untuk menilai apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat berdasarkan tinggi badan.
IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Kategori IMT meliputi berat badan kurang, normal, kelebihan berat badan, dan obesitas.
Selain IMT, pengukuran lemak tubuh juga dilakukan untuk menilai komposisi tubuh secara lebih akurat. Teknik ini meliputi pengukuran ketebalan lipatan kulit, bioelectrical impedance analysis (BIA), dan dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA).
ADVERTISEMENT
Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Manusia
Berat badan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, baik dari segi biologis, lingkungan, maupun perilaku. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai faktor-faktor tersebut:
1. Genetik dan Biologi
Faktor genetik memainkan peran besar dalam menentukan berat badan seseorang. Gen mengontrol cara tubuh menyimpan dan membakar energi, komposisi tubuh (lemak vs. otot), serta distribusi lemak.
Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk memiliki berat badan lebih tinggi atau lebih rendah.
Tingkat metabolisme basal (BMR) adalah jumlah kalori yang dibakar tubuh saat istirahat. BMR dipengaruhi oleh genetik, usia, jenis kelamin, dan massa otot. Orang dengan BMR yang lebih tinggi cenderung membakar lebih banyak kalori, bahkan saat istirahat.
Hormon juga memainkan peran penting dalam pengaturan berat badan. Hormon seperti leptin dan ghrelin mengatur rasa lapar dan kenyang, sementara insulin dan kortisol mempengaruhi penyimpanan lemak.
ADVERTISEMENT
Ketidakseimbangan hormon, seperti yang terjadi pada kondisi seperti hipotiroidisme atau sindrom ovarium polikistik (PCOS), dapat mempengaruhi berat badan.
Seiring bertambahnya usia, metabolisme cenderung melambat, dan massa otot dapat berkurang, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Pria cenderung memiliki lebih banyak otot dibandingkan wanita, yang berarti mereka biasanya memiliki metabolisme yang lebih tinggi. Wanita cenderung menyimpan lebih banyak lemak tubuh, terutama di sekitar pinggul dan paha.
2. Asupan Makanan dan Pola Makan
Berat badan dipengaruhi oleh keseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dibakar. Konsumsi kalori yang berlebihan dari makanan dan minuman, terutama yang tinggi lemak dan gula, dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
Jenis makanan yang dikonsumsi juga penting. Makanan yang kaya akan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh, mendukung berat badan yang sehat.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, makanan olahan, yang tinggi gula, garam, dan lemak trans, cenderung menyebabkan penambahan berat badan.
Kebiasaan makan, seperti frekuensi makan, waktu makan, dan pola makan (misalnya makan berlebihan di malam hari), dapat mempengaruhi berat badan.
Misalnya, makan larut malam sering dikaitkan dengan penambahan berat badan karena tubuh memiliki lebih sedikit waktu untuk membakar kalori.
3. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik membakar kalori dan meningkatkan metabolisme. Orang yang aktif secara fisik, baik melalui olahraga teratur maupun aktivitas sehari-hari seperti berjalan atau naik tangga, cenderung memiliki berat badan yang lebih sehat.
Latihan kekuatan membantu meningkatkan massa otot, yang pada gilirannya meningkatkan metabolisme dan membantu dalam manajemen berat badan.
Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang terlalu sedentari (misalnya duduk terlalu lama) dapat menyebabkan penurunan pembakaran kalori dan penambahan berat badan.
ADVERTISEMENT
4. Faktor Psikologis dan Emosional
Stres kronis dapat mempengaruhi hormon seperti kortisol, yang dapat meningkatkan nafsu makan dan memicu keinginan makan makanan tinggi lemak dan gula, yang disebut “emotional eating.”
Kondisi seperti binge eating disorder, bulimia, dan anoreksia nervosa dapat mempengaruhi berat badan secara signifikan, baik dengan penurunan berat badan yang ekstrem maupun penambahan berat badan.
Kebiasaan makan yang buruk, seperti makan cepat, makan saat tidak lapar, atau sering ngemil makanan tidak sehat, dapat menyebabkan ketidakseimbangan energi dan peningkatan berat badan.
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal seseorang mempengaruhi akses terhadap makanan sehat.
Di daerah dengan akses terbatas ke bahan makanan segar (dikenal sebagai “food deserts”), orang cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan olahan dan cepat saji, yang tinggi kalori dan rendah nutrisi.
ADVERTISEMENT
Norma budaya dan sosial mengenai makanan, porsi makan, serta penekanan pada makanan tertentu dapat mempengaruhi pilihan makanan dan pola makan seseorang.
Status ekonomi juga mempengaruhi kemampuan untuk membeli makanan sehat. Orang dengan pendapatan rendah mungkin lebih memilih makanan murah yang sering kali kurang sehat.
6. Faktor Medis dan Pengobatan
Beberapa kondisi medis, seperti hipotiroidisme, sindrom Cushing, dan diabetes, dapat menyebabkan perubahan berat badan. Beberapa obat, termasuk antidepresan, antipsikotik, obat diabetes, dan steroid, dapat menyebabkan penambahan berat badan sebagai efek samping.
Kurang tidur dapat mengganggu regulasi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, meningkatkan nafsu makan, dan mempengaruhi pilihan makanan, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
7. Faktor Sosial dan Ekonomi
Orang dengan pendidikan lebih tinggi dan pendapatan lebih besar cenderung memiliki akses lebih baik ke informasi dan sumber daya untuk menjaga berat badan yang sehat. Mereka mungkin juga lebih sadar tentang pentingnya diet dan olahraga.
ADVERTISEMENT
Pekerjaan yang menuntut banyak duduk atau stres tinggi dapat mempengaruhi berat badan melalui penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi makanan tidak sehat.
8. Faktor Kebiasaan dan Gaya Hidup
Merokok dapat mengurangi nafsu makan, sementara berhenti merokok sering dikaitkan dengan penambahan berat badan.
Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat meningkatkan berat badan karena tingginya kalori dalam alkohol dan seringnya konsumsi makanan tidak sehat bersamaan dengan minum alkohol.
Perubahan besar dalam hidup seperti menikah, pindah ke lingkungan baru, atau memulai pekerjaan baru dapat mempengaruhi pola makan dan aktivitas fisik, yang pada gilirannya mempengaruhi berat badan.
9. Pengaruh Teknologi dan Media
Media sosial dan iklan dapat mempengaruhi persepsi seseorang tentang tubuh ideal, yang bisa mempengaruhi kebiasaan makan dan pola aktivitas fisik. Selain itu, iklan makanan tidak sehat sering kali mendorong pilihan makanan yang buruk.
ADVERTISEMENT
Teknologi seperti televisi, komputer, dan perangkat genggam sering dikaitkan dengan peningkatan gaya hidup sedentari, yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan.
Memahami faktor-faktor ini dapat membantu dalam pengelolaan berat badan yang lebih efektif, dengan fokus pada perubahan gaya hidup yang mendukung keseimbangan energi dan kesehatan jangka panjang.
Daftar Berat Badan Sesuai Umur Anak
Berikut adalah perkiraan berat badan sesuai umur anak yang ideal berdasarkan usia yang dapat dijadikan panduan oleh orang tua:
1. Bayi (0-12 Bulan)
2. Balita (1-5 Tahun)
ADVERTISEMENT
3. Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun)
4. Remaja (13-18 Tahun)
Daftar berat badan sesuai umur anak yang ideal dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti tinggi badan, genetika, dan kesehatan keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memperhatikan pertumbuhan anak mereka. (Zen)
ADVERTISEMENT