Konten dari Pengguna

8 Perbedaan DNA dan RNA dalam Pewarisan Sifat Genetika

Perbedaan Kata
Membahas perbedaan kata secara mendalam.
17 Mei 2023 10:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Perbedaan Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
DNA dan RNA merupakan komponen penting dalam pewarisan sifat atau genetika biologi. Keduanya bertanggung jawab atas pembacaan dan perbedaan informasi genetik. Lantas, apa perbedaan DNA dan RNA?
ADVERTISEMENT
Perbedaan keduanya meliputi fungsi, bentuk, komponen penyusun, lokasi, sampai ketetapan kadarnya. Untuk lebih memahami peran keduanya dalam pewarisan sifat, simak perbedaan DNA dan RNA lewat artikel berikut.

Pengertian DNA dan RNA

Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
Sebelum mengetahui perbedaannya, pahami dulu apa itu DNA dan RNA. DNA merupakan singkatan dari deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribosa nukleat (ADN). Dijelaskan dalam buku Biologi Jilid 3 oleh Diah Aryulina, Dkk, DNA berperan sebagai tempat penyimpanan informasi genetik.
Sedangkan, RNA atau ribonucleic acid alias asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berperan sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. Misalnya pada materi genetik virus atau pada proses translasi untuk sintesis protein.
RNA digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu:
ADVERTISEMENT

Perbedaan DNA dan RNA

Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
Sebagaimana telah disebutkan, perbedaan DNA dan RNA dapat dilihat dari segi kandungan gula, bentuk, hingga kadarnya. Berikut penjelasan selengkapnya yang dirangkum dari buku Bimodimik tulisan Dewi Agustina dkk.

1. Gula Penyusunnya

DNA mengandung jenis gula yang disebut deoxyribose, sedangkan gula pada RNA adalah ribose. Kandungan ribose di dalamnya membuat RNA lebih aktif secara kimiawi dibandingkan DNA.

2. Bentuk

Molekul DNA memiliki bentuk berupa tangga tali berpilin ganda (double helix). Bentuk DNA pada sel-sel bernukleus sejati mirip seperti benang yang lurus dan tidak bercabang. Sedangkan pada sel-sel pada nukleus sejati DNA-nya berbentuk lingkaran.
Berbeda dengan DNA, RNA hanya terdiri dari satu rantai atau heliks tunggal. Selain itu, Ukurannya juga lebih pendek dan tidak berpilin.
ADVERTISEMENT

3. Struktur Kimia

DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang. Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yakni gula 5 karbon (2-deoksiribosa), basa nitrogen berupa purin (adenine = A dan guanine = G) dan pirimidin (sitosin = C dan timin = T).
Sedangkan, RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida yang tersusun atas tiga gugus molekul, yaitu 5 karbon (ribosa), basa nitrogen berupa purin yang sama dengan DNA yang berbeda yaitu sitosin (C) dan urasil (U), serta gugus fosfat.

4. Fungsi

Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
Meski memiliki peran yang cukup mirip, fungsi DNA dan RNA sejatinya berbeda. DNA bertanggung jawab untuk membawa informasi genetik dari satu generasi ke generasi lain.
DNA juga berperan sebagai perancang utama dalam proses sintesis protein, sehingga dapat mengontrol aktivitas kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, RNA berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. Jika DNA berperan sebagai perancang, RNA adalah pelaksana dalam proses sintesis protein.

5. Lokasi

Mengutip buku Biomolekul tulisan Aung Sumbono, DNA terletak di inti sel yang disebut dengan nukleus. Namun, ada pula DNA yang ditemukan dalam mitokondria, yaitu DNA mitokondria atau mtDNA. DNA tersebut berfungsi mengatur sintesis protein dalam sitoplasma dan ribosom.
Sementara itu, RNA terletak di tiga lokasi berbeda, yakni di dalam sitoplasma, kloroplas, dan mitokondria. Terdapat juga RNA yang ditemukan di dalam nukleus, sama seperti DNA.

6. Sensitivitas terhadap Sinar Ultraviolet

Sinar ultraviolet atau sinar UV memicu kerusakan pada DNA dan RNA. Namun, DNA umumnya lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar ultraviolet (UV) jika dibandingkan dengan RNA yang lebih resisten terhadap paparannya.
ADVERTISEMENT
Paparan radikal bebas melalui sinar UV secara terus-menerus akan merusak DNA. Kerusakan DNA memicu terjadinya mutasi di gen vital dan menyebabkan pembelahan sel yang tidak terkendali sehingga sel tersebut berkembang menjadi sel kanker.

7. Replikasi

Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
DNA adalah komponen penting yang harus ada di setiap sel. Agar bisa diwariskan dengan informasi yang tetap antargenerasi, DNA dapat menduplikasi atau menggandakan diri melalui proses replikasi sebelum sel tersebut membelah menjadi dua.
Dijelaskan dalam buku Pengantar Bioteknologi tulisan Saipul Sihotang dkk., replikasi DNA berlangsung secara semikonservatif. Artinya, anakan DNA yang baru harus memiliki sebagian untai DNA parentalnya.
Setiap utas DNA akan mengalami pencetakan yang komplementer sehingga dihasilkan dua buah DNA double strand yang identik. Itu sebabnya DNA memiliki bentuk double helix (berpilin),.
ADVERTISEMENT
Proses replikasi dimulai pada sisi khusus DNA (origin of replication) yang biasa disingkat ori. Ori pada kromosom eukariot ganda, sehingga replikasi DNA terjadi dalam waktu lama, yaitu sekitar 50 nukleotida per detik atau 500 nukleotida per detik dalam bakteri.
Sedangkan, DNA yang berukuran lebih kecil seperti DNA mitokondria dan DNA kloroplas memiliki ori tunggal sehingga proses replikasinya berlangsung dalam waktu lebih singkat.
Berbeda dengan DNA, RNA tidak dapat mereplikasi dirinya sendiri. RNA disintesis dalam nukleus dari cetakan DNA. Selama sintesis RNA berlangsung, kedua untai DNA terpisah, salah satunya digunakan sebagai cetakan untuk sintesis molekul RNA.

8. Ketetapan Kadar

Kadar DNA selalu tetap karena tidak dipengaruhi oleh aktivitas penyusunan protein. Sebaliknya, kadar RNA berubah sesuai dengan aktivitas sintesis protein yang berlangsung.
ADVERTISEMENT
(ADS)