Konten dari Pengguna

Analisis, Formulasi, dan Implementasi dalam Manajemen Strategi

Perdhana Ari Sudewo
Aparatur Sipil Negara di Badan Pengawas Obat dan Makanan
30 Agustus 2021 10:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Perdhana Ari Sudewo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Diskusi tentang strategi artinya membahas hal yang krusial kalau kita bicara tentang perencanaan, pengambilan keputusan, atau bagaimana kita menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantages) atas organisasi kita. Dari buku tentang strategic management, Frank T. Rothaermel setidaknya menyampaikan 3 hal yang harus diperhatikan dalam membuat strategi, biasa disebut dengan AFI, yaitu Analisis, Formulasi, dan Implementasi (Analysis, Formulation, dan Implementation). Sederhananya, kalau mau membuat strategi atau membuat keputusan dalam manajemen, setidaknya perhatikan tahapan dalam AFI ini.
ADVERTISEMENT
Dalam AFI, yang pertama dilakukan adalah Analysis, dilakukan untuk mengenali kondisi kita dan juga lingkungan kita, baik internal maupun eksternal organisasi. Analysis ini menjadi penting karena kalau kita salah menganalisis, misalnya salah dalam mengidenfikasi kekuatan dan kelemahan kita, salah dalam menilai peluang, atau tidak sadar kalau pesaing telah bergerak jauh ke depan karena kita salah melakukan analisis lingkungan eksternal, kita nanti bisa jadi salah dalam membuat strategi dan menetapkan keputusan.
Yang lebih berat, kita bisa saja dengan percaya diri merasa paling terdepan, paling hebat, dan menilai yang kita lakukan atau strategi yang kita tetapkan sudah benar, ternyata jika dibandingkan yang lain, kita telah jauh tertinggal.
Yang lain sudah pergi jauh meninggalkan gelombang disrupsi agar tidak terkejar, kita justru masih santai menunggu gelombang disrupsi datang menghampiri karena salah melakukan analysis.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah Formulation, atau disebut juga dengan merumuskan strategi, merumuskan kebijakan, merumuskan langkah, atau juga bisa dikatakan merumuskan keputusan. Pesannya, jangan membuat formula jika tidak memiliki data analisis yang kuat tentang kondisi di lapangan, bisa salah arah dan berpotensi dampak yang lebih berat bagi organisasi.
Kompetensi pimpinan dan para pengambil kebijakan penting dalam tahapan ini. Kalau pimpinannya tidak mampu memberikan arah kebijakan yang jelas, tidak mampu untuk memutuskan strategi yang tepat dengan target yang terukur capaiannya, garansinya adalah pegawai akan bingung, dan bahkan give up dengan kondisi yang ada, akhirnya apatis sama kebijakan dan strategi yang ditetapkan organisasi.
Masih lebih baik jika pegawai tidak memutuskan keluar, atau juga yang memutuskan tetap stay di organisasi adalah mereka yang kalau keluar, tidak ada organisasi lain yang bersedia menerima bekerja. Artinya pegawai yang bertahan hanya pegawai dengan kualitas di bawah rata-rata.
ADVERTISEMENT
Yang lebih berat, apabila stakeholders, termasuk shareholders memutuskan meninggalkan organisasi kita karena organisasi kurang mampu menetapkan formulasi strategi yang baik.
Yang terakhir adalah Implementation. Setelah kita diskusi dengan berbagai pendekatan dalam analisis, tools merumuskan formula kebijakan dan strategi, sampai sang pimpinan memutuskan strategi tertentu, hal krusial terakhir adalah bagaimana mengimplementasika formulasi strategi di lapangan.
Saya memiliki pengalaman pribadi dalam hal ini. Karena saya lebih banyak berurusan dengan strategi dalam pemerintahan, ini adalah pengalaman di sektor pemerintahan. Dari analisis dan formulasi kebijakan sudah dilakukan berlevel-level, dan menghasilkan strategi dan kebijakan yang berlevel-level, mulai dari UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, sampai Peraturan Kepala Lembaga.
Tetapi pada saat diimplementasikan dan dievaluasi implementasinya, saya menemukan hal yang tidak konsisten antar strategi dan kebijakan satu dengan yang lainnya. Kalau sudah seperti ini, artinya harus diulang prosesnya dan dimulai dari analisis untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan implementasi tidak optimal. Penting juga dilakukan evaluasi, pada proses analisis, formulasi, atau pada implementasi yang kurang optimal dalam membuat strategi.
ADVERTISEMENT
Jadi, karena strategi dan keputusan sebaik apa pun tidak memiliki jaminan baik juga dalam implementasi, maka harus berhati-hati dalam melaksanakan semua prosesnya, termasuk dalam implementasi.
Analisis yang baik belum tentu mampu menghasilkan formulasi strategi dan keputusan yang baik juga. Begitu juga formulasi strategi dan keputusan yang baik, belum tentu bagus dalam implementasi. Apalagi jika prosesnya tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka peluang strategi menghasilkan kesuksesan dan menciptakan keunggulan kompetitif organisasi, atau produk kita dibanding yang lain akan mengecil.
Di sisi lain, keunggulan kompititif (competitive advantages) merupakan modal berharga dalam membangun corporate brand atau product brand dihadapan customers dan stakeholders.