news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Terkurung Sekat Gender dalam Seksisme

PERS HIMASTA ITS
Badan Semi Otonom Himpunan Mahasiswa Statistika ITS yang mewadahi minat mahasiswa dalam bergerak pada bidang pers dan jurnalistik. Menerbitkan artikel dan informasi kepada lingkup internal dan eksternal himpunan mahasiswa.
Konten dari Pengguna
18 September 2021 6:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PERS HIMASTA ITS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
cr: <a href='https://www.freepik.com/vectors/people'>People vector created by freepik - www.freepik.com</a>
zoom-in-whitePerbesar
cr: <a href='https://www.freepik.com/vectors/people'>People vector created by freepik - www.freepik.com</a>
ADVERTISEMENT
Sejarah menjelaskan bahwa kata “seksisme” mulai menyebar ketika terjadi Gerakan Perempuan di Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Saat itu, para tokoh feminisme menyadari bahwa penindasan perempuan bukan hanya disebabkan oleh chauvinisme pria, melainkan oleh seluruh masyarakat, termasuk perempuan. Setelah periode tersebut, “seksisme” semakin sering digunakan dan berkembang bersamaan dengan gerakan-gerakan keadilan sosial (social justice) lainnya. Namun pada saat yang sama, para pemikir pria pada saat itu juga seringkali berlaku seksis, meskipun mereka memperjuangkan persamaan ras, hak buruh, dan kaum miskin.
ADVERTISEMENT
"Laki-laki cocok menjadi pemimpin karena bisa berpikir logis dan rasional. Sementara itu, perempuan tidak cocok menjadi pemimpin karena mendahulukan emosi daripada logika."
"Laki-laki harus bekerja memberi nafkah, sementara perempuan selayaknya mengorbankan kariernya demi keluarga."
Kalimat bertanda kutip di atas pasti pernah terdengar oleh sebagian besar orang. Nyatanya, kalimat tersebut juga termasuk dalam kategori seksisme, lho. Lantas, bagaimana cara mencegah dan mengatasi seksisme yang sering terjadi di kalangan perempuan?
Ketua Women Student Center (WSC) tahun 2017, Tia Pramesthi, berpendapat bahwa upaya pencegahan seksisme dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara pribadi dan secara lembaga. Cara pertama yaitu secara pribadi, maksudnya dengan menolak mentoleransi perbuatan seksisme sekecil apapun itu. Sedangkan cara kedua, secara lembaga, dilakukan dengan memasang iklan atau membuat program bertema anti-seksisme yang diprakarsai oleh lembaga-lembaga tertentu.
ADVERTISEMENT
Salah satu kisah inspiratif dalam melawan isu seksisme adalah kisah seorang perempuan di London yang bernama Laura Bates. Laura Bates adalah seorang akademisi berusia 27 tahun yang bekerja paruh waktu di London. Suatu hari ia mendapat pelecehan seksual ketika sedang naik trem. Mirisnya, ketika ia berteriak meminta bantuan, tak ada seorang pun di trem itu yang menggubrisnya. Hal tersebut membuat ia kaget karena banyaknya orang yang acuh tak acuh terhadap kasus pelecehan seksual. Ternyata, kebanyakan perempuan saat itu masih menganggap sepele pelecehan seksual bahkan banyak korban pelecehan seksual yang lebih memilih bungkam. Karena itulah Bates berfikir, andaikan semua cerita para perempuan korban pelecehan seksual dikumpulkan dan bisa dibaca di satu tempat, maka akan terlihat bahwa seksisme itu masalah yang besar dan menyadarkan semua orang. Inilah yang mendorong Bates memulai situs “Everyday Sexism”. Tak disangka situs tersebut menjadi sangat terkenal hingga ke dunia internasional bahkan dalam sehari dapat menerima 1000 kisah perempuan dari seluruh dunia. Bahkan, proyek “Everyday Sexism” juga menarik perhatian kaum politisi. Anggota parlemen dari partai Hijau, Caroline Lucas menggunakan data situs Laura Bates ketika membahas soal seksisme di parlemen. Lucas mengaku kagum atas inisiatif itu. Ia optimis bahwa situs itu bisa membantu mendorong perubahan.
ADVERTISEMENT
Dari kisah di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah terbaik dalam melawan perilaku seksisme adalah dengan lebih peka dan berani dalam mengungkapkan sekecil apapun kejahatan di sekitar kita. Jangan pernah acuh tak acuh terhadap perilaku seksisme karena hal tersebut membuat para pelaku seksisme semakin menjadi-jadi. (dmo)
Sumber:
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/apa-itu-seksisme-dan-contohnya-dalam-kehidupan-s
ehari-hari-f9si
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Seksisme
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/nona-gae-luna1519199971381/stop-seksi
sme-dalam-hidup-sehari-hari
https://suakaonline.com/edukasi-upaya-menghentikan-catcall-dan-seksis/