PERSADA Selenggarakan Class Photograpy bersama Rektor Universitas Ahmad Dahlan

PERSADA UAD
berdiri sejak 9 januari 2011 dlingkungan tamanan,banguntapan, bantul, yogyakarta
Konten dari Pengguna
4 November 2021 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PERSADA UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berkesempatan melaksanakan kegiatan Class Photography bersama rektor UAD, Dr. Muchlas, M.T. pada Minggu pagi di The Lost World Castle, Kaliurang (24/10).
ADVERTISEMENT
Sebelum materi disampaikan, Dr. Muchlas menyapa terlebih dahulu para santri dengan menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan selama di asrama selain menghafal al-Qur'an.
Setelah itu, rektor meminta para santri untuk mengambil gambar lalu beliau mengecek satu persatu hasilnya.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut meliputi pengantar fotografi, cara menggunakan kamera Single Lens Reflex (SLR) dengan mode semi otomatis yaitu mode Av, teknik memotret landscape, serta bagaimana menempatkan point of interest pada strong point sehingga bisa mendapatkan gambar yang enak dipandang.
Selanjutnya, pak rektor menyampaikan bahwa dalam memotret ada 3 hal yg perlu diperhatikan; pertama, komposisi.
Kedua, ketajaman (focusing). Ketiga, pengaturan cahaya (lighting), dalam lighting sendiri ada diafragma dan pengaturanlainnya.
Komposisi ialah bagaimana kita menempatkan objek foto pada frame, sehingga menghasilkan foto yang baik dan enak untuk dipandang. Untuk mengatur komposisi yang baik, maka gridnya perlu diaktifkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam kegiatan memotret ada beberapa hal yg perlu diperhatikan, diantaranya:
Pertama, Strong Point. Foto yang baik dan indah dipandang ialah foto yang objeknya menempati strong point, namun di dalam strong point tidak boleh berisi lebih dari satu objek.
Dalam fotografi, yang paling penting ialah bagaimana supaya point of interest bisa ditampilkan. Point of interest adalah objek yang menjadi titik perhatian fotografer. Sedangkan yang lainnya disebut background atau forground. Point of interest harus ditempatkan pada strong point.
Kedua, Free Space (Ruang Bebas).
Ketika objek sedang menghadap ke kiri, maka point of interest harus ditempatkan pada strong point kanan atas dan kanan bawah, sehingga ruang bebasnya menjadi lebih besar.
Ketiga, Dead Zone (Zona Mati). Gambar yang paling tidak menarik adalah ketika objek gambar berada di tengah-tengah. Oleh karena itu, seorang fotografer tidak boleh menempatkan point of interest pada tengah-tengah atau zona mati.
ADVERTISEMENT
Keempat, S Curve
Kelima, Horison Zone, dan lain-lain.
Selanjutnya, beliau menjelaskan tentang pengaturan focusing dan lighting kamera secara manual yakni dengan setting ke dalam mode Av (Aperture-Priority). Dengan menggunakan mode Av, maka kecepatan pemotretannya akan menyesuaikan.
Adapun langkah-langkah untuk mengatur kamera dengan mode Av adalah sebagai berikut :
1. Atur ke mode AV
2. Atur diafragma menjadi F8 atau F11
3. Atur ISO menjadi 400
Mode Av ialah mode semi otomatis, maksudnya bahwa seorang fotografer dapat mengubah-ubah diafragma secara manual sesuai yang diinginkan. Cara ini digunakan ketika ingin memotret objek secara landscape, di mana foto landscape mensyaratkan untuk menggunakan diafragma yang tinggi (semakin kecil bukaannya), semakin tinggi indeks diafragma maka akan semakin lebar bukaannya.
ADVERTISEMENT
Diafragma harus tinggi indeksnya (kecil bukaannya), karena bisa memberikan efek dept of field yang lebar. Dept of field ialah ruang ketajaman antara depan dan belakang objek. Ketika ingin memotret objek secara landscape, maka keseluruhan ruangnya harus tajam dan terang. Oleh karena itu, diafragmanya perlu diatur menjadi F8 atau F11 dan ISO nya menjadi 400, (ISO lebih dari 400 akan mengakibatkan resolusinya menjadi pecah).
Setelah semua diatur, prosesor kamera akan melakukan otomatisasi pada kecepatannya. Jika kecepatannya 1/60 detik atau lebih, maka pengaturannya aman. Namun jika kecepatannya di bawah 1/60 detik, maka ISO nya perlu dinaikkan lagi menjadi 500 hingga kecepatannya mencapai di atas 1/60 detik.
Kecepatan 1/60 detik adalah batas minimal kecepatan yang dilakukan ketika memotret objek dalam keadaan diam. Adapun jika ingin memotret dengan objek human relition (perorangan) dengan tampilan belakangnya blur, maka indeks diafragmanya harus rendah yakni antara F1,4 - F3,5.
ADVERTISEMENT
Dr. Muchlas juga mengajarkan santri bagaimana gaya memotret yang baik dan nyaman, sehingga dapat enak dipandang dan mendapatkan objek yang proporsional.
Ada banyak gaya dalam fotografi, salah satunya makro fotografi. Makro fotografi ialah memotret benda-benda yang kecil seperti serangga dan lain-lain. Dalam hal ini, seorang fotografer memiliki tantangan tersendiri.
"Seorang fotografer memiliki tantangan lokasi, adakalanya ia harus tiarap, bahkan ada seorang wedding fotografer yang sampai meninggal dunia. Nah jangan sampai kita meninggal hanya karena hobi fotografi, namun masuklah surga karena fotografi", jelasnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa untuk menghasilkan foto yang bagus selain tiga hal yang telah disebutkan di atas, pemilihan kamera dan pengaturan dept of field, memperhatikan panjang fokus lensa dan jarak kamera dari objek foto juga sangat diperlukan.
Dr. Muchlas, M.T. sedang mengevaluasi hasil foto santri dalam kegiatan Class Photograpy
Kegiatan Photography Class memberikan pengetahuan baru dalam dunia fotografi bagi santri, di samping juga menghibur diri dan menghilangkan kesuntukan santri dalam menjalankan kegiatan dan tugas yang cukup padat.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini memberikan situasi yang menjadikan fresh lahir dan batin, karena hunting foto membutuhkan energi yg cukup baik supaya bisa menghasilkan foto yang bagus. Kegitaan ini sangat bermanfaat karena bukan hanya sekedar melakukan hobi namun juga mendapatkan informasi baru yang memperkaya pengetahuan dan keterampilan dalam fotografi.

"Santri sekarang lebih progresif, giat dan termotivasi dalam belajar. Kegiatan santri yang dilakukan offline dengan tetap menggunakan protokol kesehatan ini lebih kondusif dalam melakukan sharing, santri lebih mudah menangkap dan merespon aktif serta memahami dengan baik apa yang disampaikan sehingga santri sekarang ini jauh lebih baik dari santri-santri sebelumnya" Ucap rektor Universitas Ahmad Dahlan tersebut.

ADVERTISEMENT
(Nisaa el-Khaer)