news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Launching Buku Desa Sehat Berdaya (Desa Sedaya) oleh Menteri Desa dan PDT

Persakmi
Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia
Konten dari Pengguna
6 Agustus 2020 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Persakmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd selaku Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI memberikan keynote speech dalam acara launching buku desa sehat berdaya
zoom-in-whitePerbesar
Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd selaku Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI memberikan keynote speech dalam acara launching buku desa sehat berdaya
ADVERTISEMENT
Program Desa Sehat Berdaya (Desa Sedaya) merupakan program yang diinisiasi oleh Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat (Persakmi) dan Ikatan Alumni FKM Universitas Airlangga (UNAIR) untuk mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat. Program Desa Sehat Berdaya tersebut dilaksanakan di enam desa, yaitu tiga desa di Malang dan tiga desa di Kediri.
ADVERTISEMENT
Hario Megatsari S.KM., M.Kes selaku anggota tim program desa sehat berdaya sekaligus Pengurus Persakmi Jawa Timur menjelaskan bahwa program tersebut dilatarbelakangi oleh permasalah kesehatan di Indonesia yang begitu kompleks. Pemerintah RI melalui kementerian kesehatan maupun kementerian yang lain telah berupaya untuk menanggulangi permasalahan kesehatan yang ada, namun belum semua masalah kesehatan tersebut teratasi secara paripurna.
“Desa sebagai unit wilayah yang strategis di era pemerintahan Presiden Jokowi dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada,” ucap dosen FKM Unair yang akrab disapa Fisto tersebut.
Pemerintah sendiri telah menempatkan tenaga kesehatan bidan dan perawat di tingkat desa untuk program kuratif dan rehabilitatif. Hanya saja, penempatan tenaga kesehatan tersebut tidak lengkap jika tidak ada tenaga kesehatan yang menggarap aspek promotif dan preventif.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, program Desa Sedaya berupaya untuk menjawab masalah tersebut. Program tersebut menempatkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) di desa mitra. Tujuannya adalah agar S.KM tersebut melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di tingkat desa.
“Filosofi dasar yang diusung teman-teman S.KM ini adalah connecting un the connected dan filling the gap,” lanjutnya.
Penempatan S.KM tersebut dirasa sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Karena selama empat tahun menempuh pendidikan, mereka telah mendapatkan ilmu dan strategi untuk mengembangkan program yang bersifat promotif dan preventif.
Program tersebut juga dilakukan riset partisipasi aktif yang kemudian di dokumentasikan dalam dua karya buku. Selain itu juga diterbitkan dalam lima artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal ilmiah nasinal terakreditasi dan bereputasi SINTA 2.
ADVERTISEMENT
“Diharapkan dokumentasi proses tersebut dapat dijadikan pembelajaran dan guidance untuk replikasi di wilayah lain di Republik Indonesia,” terang Fisto.
Pada Senin (1/6/2020), Persakmi dan IKA FKM UNAIR menggelar launching perdana buku bertajuk Determinan Sosial Penanggulangan Stunting : Riset Aksi Partisipatif Desa Sehat Berdaya Fokus Penanggulangan Stunting. Launching tersebut dihadiri oleh sejumlah pihak, di antaranya adalah Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd selaku Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI; Emanuel Malkiades Laka Lena, S.Si.Apt selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI; Evi Zainal Abidin selaku Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Dapil Jawa Timur; Prof. Dr. Moh. Nasih SE., MT., Ak., CMA selaku rektor UNAIR; Dr. Herlin Herliana M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur; Prof. Ridwan Amiruddin selaku ketua umum pengurus Persakmi; Dr Lutfi Agus Salim, SKM. M.Si selaku pakar kependudukan dan pengurus Persakmi dan Estiningtyas Nurgraheni S.KM., MARS selaku ketua IKA FKM UNAIR yang dihubungkan melalui zoom webinar.
ADVERTISEMENT
Dalam pesannya, Menteri Desa dan PDT menyampaikan pesan bahwa "Desa adalah Indonesia, Indonesia adalah Desa". Kedepan pendataan (termasuk masalah kesehatan) berbasis desa akan lebih efektif dan maksimal. Satu data bersumber dari desa, dengan memanfaatkan sumber dana desa.
Gus Menteri menatap layar monitor di acara launching buku desa sehat berdaya yang diselenggarakan Persakmi dan IKA FKM UA
Gus Menteri, begitu beliau akrab disapa menyampaikan bahawa New normal bukan hanya pembicaraan pemakaian masker, jaga jarak dan cuci tangan. Tapi perubahan budaya dan perilaku sehat, sehingga perlu ada penanganan serius, bertahap, kesabaran dan berkelanjutan.
Pada akhir sesi beliau berpesan, "Kami butuh dukungan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM), memberikan masukan & diskusi serius karena kita akan melakukan perubahan budaya & perilaku hidup sehat masyarakat desa. Setelah pertemuan ini, akan segera kita lanjutkan, khususnya menyiapkan protokol new normal masyarakat desa", pungkasnya
ADVERTISEMENT