Urgensi Kontak Tracing untuk Melandaikan Kurva Covid-19

Persakmi
Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia
Konten dari Pengguna
20 Februari 2021 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Persakmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Grafik kasus terkonfirmasi Covid-19 harian di Indonesia (Sumber : Kawalcovid19)
zoom-in-whitePerbesar
Grafik kasus terkonfirmasi Covid-19 harian di Indonesia (Sumber : Kawalcovid19)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bersiaplah untuk beberapa pekan ke depan kasus covid-19 di seluruh Indonesia akan mengalami peningkatan yang bermakna secara epidemiologi.
ADVERTISEMENT
Mencermati trend kasus aktif dan positivity rate lebih dari 15%, mengindikasikan Covid-19 di Indonesia masih bergejolak. Tidak perlu heran pada situasi global Covid-19 mengalami trend menurun, kasus di Indonesia terus melaju menembus angka 1 juta kasus dan di proyeksi sekitar bulan April akan berada di angka 2 juta kasus.
Sebenarnya angka satu juta kasus itu adalah kasus yang terdeteksi, selebihnya jauh lebih banyak kasus aktif di level komunitas, dengan pertumbuhan eksponensialnya kasus di populasi bisa mencapai 5 kali lipat dari yang terlaporkan.
Dalam investigasi wabah, sangat penting untuk memahami distribusi kasus menurut waktu, tempat dan orang. Pendekatan yang paling sering digunakan adalah investigasi kasus dengan definisi yang jelas, pada waktu yang tepat, orang yang benar dan lokasi yang tepat pula. Kegiatan ini merupakan bagian dari surveillance penyakit berpotensi mewabah.
ADVERTISEMENT
Surveilans yang benar akan memberikan informasi yang akurat terhadap suatu penyakit sehingga intervensi yang tepat dapat dirumuskan dengan baik pula. Selama sebaran epidemiologi Covid-19 tidak akurat, maka intervensinya akan selalu tidak maksimal. Karena bagaimana mengolah data menjadi informasi dan selanjutnya menjadi tindakan itu mesti berbasis surveillance yang akurat.
Gambaran surveilans Covid-19 sekarang yang diterjemahkan dalam program tracing masih sangat memprihatinkan. Dengan kapasitas contact tracing, satu kasus terkonfirmasi menghasilkan rerata contract tracing hanya tiga orang pada ring primer. Ring sekunder dan tersier hampir tidak tersentuh, sehingga ledakan kasus secara temporal terus berlangsung.
Mencermati arah kebijakan Kementerian Kesehatan yang baru untuk meningkatkan kapasitas tracing, itu patut di apresiasi. Konsekuensinya tentu akan terjadi peningkatan kasus secara massif di seluruh wilayah. Karena itu tidak perlu panik. Yang diperlukan adalah tindak lanjuti seluruh temuan kasus baru covid-19 dengan memaksimalkan kapasitas ruang isolasi baik yang terpusat maupun mandiri serta kapasitas rumah sakit. Bila ini dapat di pertahankan maka pada fase awal kasus akan meningkat, selanjutnya dengan intervensi 3M + 3T + Vaksin yang konsisten maka kasus aktif secara berangsur akan mengalami pelandaian kurva.
ADVERTISEMENT
Kami ingatkan bahwa 3T yang konsisten dimaknai sebagai testing yang tetap massif, dilanjutkan dengan tracing yang intensif dan ditindaklanjuti dengan dengan isolasi yang benar dan treatment yang adekuat bagi yang bergejala. 3T itu adalah satu kesatuan.
Kurva pandemik Covid-19 untuk Indonesia hingga kini masih bergerak meningkat, karena stok kasus terlapor masih sangat banyak dan terus tumbuh di masyarakat. Karena pemutusan mata rantai kasus tidak dilaksanakan pada orang yang tepat, waktu yang tepat dan wilayah yang tepat.
Pemutusan mata rantai pada orang yang tepat harus berbasis kontak erat. WHO merekomendasikan untuk menulusuri hingga generasi atau ring ke tiga dari kasus terkonfirmasi yang di tracing dengan jumlah sekitar 30 orang.
ADVERTISEMENT
Hadapi pandemi covid-19 dengan rasional berbasis pemutusan mata rantai penyakit dengan contact tracing yang maksimal.
Ketua Umum Persakmi
Prof. Dr. Ridwan Amiruddin
Guru Besar Ilmu Epidemiologi Fak Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin