Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Hadapi Pemilu 2019, Calon Legislatif Alumni Pesantren Se-Indonesia, Ikuti Sekolah Politik
5 Maret 2018 18:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Pesantren Bina Insan Mulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bertempat di Training Hall Pesantren Bina Insan Mulia, sebanyak 42 alumni Universitas Al-Azhar Mesir dari berbagai angkatan dan kader Nahdiyyin mengikuti Sekolah Pendidikan Politik (SPP) Bina Insan Mulia angkatan pertama di Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, yang diadakan pada tanggal 23 – 25 Februari 2018.
ADVERTISEMENT
Peserta SPP Bina Insan Mulia datang dari berbagai kawasan Nusantara, antara lain Aceh, Palembang, Nusa Tenggara Barat (NTB), Yogyakarta, Pekalongan, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan berbagai daerah lain. Mereka datang dari berbagai partai politik. Antara lain: PKB, PSI, PERINDO, PAN, PPP, PDI-P, Golkar, Nasdem, PKS, Hanura, dan Gerindra.
H. Irawan Taqwa, Lc., MM, salah seorang peserta dari Pelembang mengatakan bahwa SPP Bina Insan Mulia ini benar-benar bermanfaat bagi dirinya yang ingin maju sebagai anggota DPR RI dari Gerindra di 2019. “Meski jauh dan harus meninggalkan pekerjaan, tapi saya merasa telah mendapatkan bekal yang sangat bermanfaat bagi pencalonan saya nanti”, tegasnya.
Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia pada angkatan perdana ini mendatangkan sejumlah narasumber dari berbagai instansi dan lembaga nasional. Di antaranya adalah Jayadi Hanan, Ph. D, Direktur Riset Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), Jakarta, Dr. Dewi Haroen, pakar personal branding nasional dari Universitas Indonesia, Guz Reza M. Syarief, motivator nasional, Dr. Imam Ratrioso, psikolog dari Safaro Consulting, Putut Tri Husodo, pemimpin redaksi majalah Gatra dan staf khusus Puan Maharani, Asep Saefuddin Jazuli, S.Pd.I, Ketua KPU, Abdul Khoir, SH.MH, Panwaslu Kota Cirebon, dan Drs. Solihin, anggota DPRD Kab. Indramayu.
Jayadi Hanan, selaku konsultan politik yang digandeng SPP Bina Insan Mulia, mengatakan bahwa alumni Universitas Al-Azhar ini punya modal yang sangat bagus untuk pencalonan legislator mengingat sedemikian dekatnya dengan masyarakat melalui kegiatan keagamaan. “Ketika bicara elektabilitas, maka yang paling banyak berperan adalah face-to-face meeting”, paparnya menjelaskan sejumlah temuan riset yang dilakukan sejak 2012.
ADVERTISEMENT
Pada Closing Ceremony-nya, KH Imam Jazuli, Lc., MA, selaku Penggagas dan Pendiri Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, menegaskan bahwa inilah momen yang paling tepat bagi alumni pesantren di Nusantara untuk ambil bagian penting dalam perubahan bangsa dan negara melalui jalur konstitusional.
Caranya tidak lain adalah harus mengikuti kontestasi demokrasi. “Santri memiliki saham yang sangat besar pada Kemerdekaan Indonesia, lalu kenapa setelah Indonesia merdeka peranan santri seolah-olah termajinalkan? Santri harus ambil peranan untuk mengisi kemerdekaan ini”, tegasnya di hadapan peserta.
Lanjutnya, Kyai Imam Jazuli mengingatkan kepada seluruh alumni pesantren di Indonesia agar tidak menjadi manusia yang suka mengeluh terhadap realita namun tidak melakukan apa-apa.
“Kalau ingin Indonesia berubah, caranya adalah menjadi bagian dari sistem perubahan, bukan mengeluh. Santri dididik untuk memberi solusi atas problem masyarakat, bukan malah mengeluh, apalagi suka mengeluh di media sosial. Santri harus hadir dengan jawaban terhadap persoalan zaman”, jelasnya yang disambut tepuk tangan meriah para peserta.
ADVERTISEMENT
Dr (HC) Ubaydillah Anwar, Direktur Sekolah Pendidikan Politik ini, menyatakan bahwa seluruh program pendidikan yang diadakan oleh Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia ini diperuntukkan bagi pembekalan alumni pesantren di seluruh Indonesia yang menjadi calon legislator 2019 terlepas apapun pertainya.
“Kami tidak berafiliasi pada partai manapun sebab konsentrasi kami adalah bagaimana mendorong alumni pesantren di Nusantara yang telah memiliki modal sosial dan finansial untuk ikut dalam pertarungan politik 2019 guna mempercepat perubahan Indonesia menuju perbaikan yang signifikan”, tegas Ubaydillah menjelaskan posisi Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia.
Sementara menurut Dr. Ferry Muhammadsyah Siregar Lc., MA, Manager Program Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, materi Sekolah Pendidikan Politik ini difokuskan pada pemahaman regulasi bagi calon legislator dan strategi pemenangan di tengah persaingan. “Pada 2019 nanti, Indonesia membutuhkan ribuan legislator di semua tingkatan untuk semua wilayah dan santri sangat diharapkan ikut ambil bagian di sini” jelasnya.
Dr. Ferry melanjutkan, Sekolah Pendidikan Politik kali ini adalah angkatan pertama, setelah ini akan diadakan untuk angkatan berikutnya, yang hingga hari ini sudah 520 alumni santri pesantren dari seluruh Indonesia yang telah mendaftarkan dirinya untuk mengikuti SPP ini. Selain itu, kami juga akan melakukan pendampingan secara berkala bagi alumni SPP Bina Insan Mulia agar mereka berhasil menjadi legislator di 2019 nanti. Inilah bagian dari kontribusi kami sebagai santri untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT