Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Ingin Mempercepat Perubahan Bangsa, Pesantren BIMA Luncurkan Sekolah Calon Legislator 2019
23 Januari 2018 12:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Pesantren Bina Insan Mulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekolah Pendidikan Politik yang digagas oleh Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli, Lc., MA., ini bertujuan untuk memberi layanan edukasi dan advokasi bagi alumni pesantren yang ingin terjun di dunia politik, khususnya untuk para calon legislator di DPRD II, DPRD I, DPR RI dan DPD RI.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya pada Grand Launching Perdana, beliau mengatakan bahwa sekolah ini ingin mendorong alumni pesantren yang telah memiliki modal sosial dan finansial agar ikut berkontribusi pada percepatan perubahan bangsa menuju realisasi cita-cita Pancasila.
“Dulu, para kyai dan para santri punya andil besar atas lahirnya Republik ini. Dan sekarang, mestinya para alumnus pesantren yang telah punya kekuatan di masyarakat harus punya kontribusi nyata juga dalam mengisi kemerdekaan RI”, tegas Imam Jazuli memotivasi ratusan tokoh masyarakat yang hadir di Ballroom Luxton Hotel & Convention, Ahad pagi, 21 Januari kemarin.
Sekarang ini, menurut Kyai Muda lulusan Al-Azhar Kairo Mesir ini, adalah momen yang tepat bagi alumni pesantren yang telah menjadi tokoh masyarakat untuk melakukan perubahan bangsa melalui jalur struktural dan konstitusional.
ADVERTISEMENT
“Kalau bukan kita, lantas mau mengandalkan siapa lagi? Karenanya, alumni pesantren yang telah sukses di masyarakat hukumnya wajib (fardlu ain) untuk terjun ke gelanggang perjuangan nyata”, tegasnya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Memang, menurut Kyai yang suka melakukan terobosan out-of-box ini, untuk ikut terjun dalam kancah pertempuran politik tidak mudah. Orang yang sudah punya modal nama dan uang saja belum tentu menang. Di sinilah modal ilmu dan strategi dibutuhkan. “Pemahaman terhadap medan perang sangat menentukan sehingga Sekolah Pendidikan Politik ini sangat dibutuhkan”, tandasnya.
Menanggapi pendapat sebagian masyarakat yang mengatakan politik itu kotor, Kyai Imam Jazuli, MA., menjelaskan bahwa yang kotor itu bukan politiknya, tapi manusianya. Karena itu, yang harus disiapkan adalah orang-orangnya.
ADVERTISEMENT
Sekolah Pendidikan Politik ini free, terbuka untuk semua partai, tidak berafiliasi ke lembaga apapun atau partai politik manapun. Syarat untuk mengikuti pendidikan di sekolah ini adalah alumni pesantren yang telah memiliki modal sosial dan modal finansial yang memadai untuk terjun di dunia politik.
Sekolah ini akan menajamkan fokus materinya pada 7 pokok bahasan, yaitu: leadership, personal branding, managing relation, emosional and spiritual quotient for legislators, strategi pemenangan, pendalaman regulasi, dan penanaman nilai-nilai kebangsaan.
Untuk gebrakan perdana, Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia akan membuka kelas di Cirebon dan Jakarta yang akan diikuti khusus oleh 100 alumni Al-Azhar Kairo yang akan terjun dalam kancah politik di 2019 di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hadir sebagai narasumber dan instruktur adalah para legislator dari DPR RI, para konsultan politik, KPU, BAWASLU, dan pemikir kebangsaan. Di antara tokoh-tokoh yang akan dihadirkan adalah Fadli Dzon, Ahmad Basyarah, Dr. Yudi Latif, Dewi Haroen, Psi (UI), Eef Saefullah Fattah, Prof. Ahmad Mubarak, Reza Syarief, dan lain-lain.