Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Orang Tua yang Tega Mengorbankan Janin Anaknya untuk Tumbal Pesugihan
5 November 2020 18:45 WIB
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Ada perlu apa kemari?” tanya seroang dukun.
Sepasang suami istri sedang berhadapan dengan seorang dukun di sebuah ruangan yang remang-remang penuh dengan bunga dan dupa. Pasangan tersebut datang lantaran ingin meminta tolong kepada dukun tentang masalah ekonomi.
ADVERTISEMENT
“Bisnis peternakan saya sedang terpuruk Mbah. Sedangkan, saya harus membiayai anak bungsu saya yang baru saja masuk kuliah. Sementara anak sulung saya akan segera menikah,” jelas sang suami.
“Hmm, kebutuhan yang tidak sedikit itu,” sahut dukun tersebut.
“Benar sekali Mbah. Maka dari itu, kami ingin meminta tolong agar bisa mendapatkan uang secepat mungkin untuk biaya kebutuhan itu semua,” kali ini sang istri menyahut.
Pasangan tersebut terdiam sejenak, seperti sedang menimbang-nimbang. Tak lama setelah itu, mereka lalu mengangguk, tanda setuju dengan saran yang diberikan oleh sang dukun.
ADVERTISEMENT
---
Beberapa minggu terakhir, bisnis peternakan Pak Joyo laku keras. Tiba-tiba saja, banyak permintaan pasokan baik untuk daging ayam maupun telurnya. Kesempatan itu tentu sangat disambut baik oleh Pak Joyo. Namanya rejeki tidak boleh ditolak.
Sandi, anak bungsu Pak Joyo bisa mendaftar ke universitas favoritnya karena sang ayah punya rejeki untuk membayar biaya masuk. Kabar gembira lainnya juga datang dari anak sulungnya, Risma, yang akan menikah bulan depan.
Singkat cerita, pernikahan itu berjalan mulus berkat rejeki yang didapat Pak Joyo. Pesta pernikahan digelar sangat meriah. Kateringnya pun dipilih yang kualitasnya paling bagus. Risma juga senang sekali karena bisa mengenakan gaun pengantin yang diidamkannya selama ini.
Sebulan setelah pesta digelar, Risma dikabarkan hamil. Ia memang segera ingin punya anak dari pernikahan itu. Semua keluarga tentu senang mendengar kabar ini. Khususnya bagi Pak Joyo dan istrinya.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, Pak Joyo dan istrinya ingin menginap di rumah Risma dan suaminya karena ingin melihat sekaligus menjaga Risma yang ditinggal suaminya bekerja. Namun, itu sebatas alasan saja. Pak Joyo dan istrinya berniat melakukan hal lain di rumah itu.
“Apa kabar kamu, Nak?” tanya istri Pak Joyo sambil memeluk Risma selepas pintu dibukakan.
“Sangat baik, Bu,” jawab Risma.
“Alhamdulillah kalau begitu, Nduk. Harus pintar-pintar jaga kesehatan karena kehamilanmu sudah agak tua,” jawab istri Pak Joyo.
“Iya, Bu. Ayo masuk Pak, Bu,” Risma mempersilakan orang tuanya masuk.
Sementara istri Pak Joyo berjalan menuju kamarnya bersama Risma, Pak Joyo diam-diam menyelinap ke kamar Risma dan suaminya. Sesampainya di sana, Pak Joyo lalu mengeluarkan barang-barang yang sudah dibungkus kain.
ADVERTISEMENT
Di dalamnya berisi jarum , benang merah, dan sepotong kain kafan. Pak Joyo lantas menaruh bungkusan kain tersebut di dalam sebuah buffet yang sepertinya jarang dipakai untuk menyimpang barang-barang. Setelah selesai, Pak Joyo kembali bergabung dengan Risma dan istrinya.
“Dari mana saja Pak?” tanya Risma yang bertemu Pak Joyo di depan kamar yang akan ditempati Pak Joyo dan istrinya.
“Dari kamar mandi tadi, Ayah kebelet, udah nggak tahan,” jawab Pak Joyo sekenanya.
“Oh, ya sudah. Nanti ayah tidur di sini sama Ibu ya. Yang betah ya Yah, anggap rumah sendiri,” kata Risma sambil tersenyum.
---
Beberapa minggu setelah kedatangan orang tuanya, ada kejadian aneh yang akhir-akhir ini selalu menimpa Risma. Belakangan, dia selalu merasa ada sosok yang mengikutinya dari belakang. Pernah suatu hari, Risma mengalami hal teraneh dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
Karena dia sedang hamil, dia sangat dimanja oleh suaminya. Bahkan, ia dibolehkan untuk bangun siang dan tidak menyiapkan sarapan untuk suaminya.
Hari itu Risma bangun siang seperti biasa. Akan tetapi, dia mendengar suara seorang perempuan memanggilnya untuk makan bubur. Risma mengira itu suara ibunya yang mungkin saja sedang berkunjung ke rumah.
Namun, saat Risma berada di dapur, tak ada seorang pun di sana. Tapi anehnya, ada semangkok bubur yang masih hangat di atas meja makan.
Risma tidak ingin berpikiran macam-macam. Ia lalu memutuskan kembali ke kamar untuk tidur lagi. Setelah bangun, Risma tak habis pikir karena ia melihat pantulan dirinya di cermin yang belepotan dengan bubur di mulutnya.
“Aneh sekali. Menyentuh bubur itu saja tidak, bagaimana ia bisa ada di mulutku?” gumam Risma.
ADVERTISEMENT
Kejadian serupa juga terjadi selanjutnya saat suaminya berada di rumah. Saat itu, Risma sedang tidur pulas. Namun, suaminya tiba-tiba membangunkan karena Risma katanya mengidam ayam goreng. Risma tentu bingung karena dia tidak merasa pernah meminta apapun ke suaminya.
Risma lalu melanjutkan tidurnya lagi. Tak disangka, setelah bangun, Risma mendapati mulutnya seperti telah memakan sesuatu yang tak lain dan tak bukan adalah ayam goreng yang dibelikan suaminya.
Belum selesai bertanya-tanya dengan kejadian itu, Risma dihantui peristiwa paling menyakitkan dalam hidupnya. Suatu malam, Risma tidur bersama suaminya yang sudah pulang dari kerja. Tiba-tiba, ia merasakan ada yang mengelus perutnya dengan hangat.
Namun, Risma merasa kulit tangan yang mengelus perutnya sangat aneh, bukan seperti milik suaminya. Lantas, Risma membuka mata.
ADVERTISEMENT
“Aaaaaaaarghhhh!!” Risma berteriak sangat keras lantaran ia melihat perempuan yang wajahnya hitam dan pipinya bolong. Seketika itu, suaminya terbangun. Risma kemudian menceritakan apa yang barusan dilihatnya.
Suami Risma kemudian berusaha menenangkannya hingga tertidur lagi. Namun, nahas, itu adalah momen terakhir kalinya Risma bersama dengan bayi yang dikandung sekaligus berhenti diganggu oleh makhluk halus.
Keesokan harinya, suami Risma mendapati perut Risma yang kembali rata. Tak mengerti dengan apa yang terjadi, Risma menangis sejadi-jadinya. Mereka tidak tahu bahwa janin Risma yang berusia tujuh bulan itu dijadikan orang tua Risma sebagai tumbal pesugihan.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanyalah kebetulan belaka.