Konten dari Pengguna

Cerita Pelaku Pesugihan yang Bunuh Diri karena Dihantui Tumbalnya

18 November 2020 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi arwah gentayangan (Foto: iStock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi arwah gentayangan (Foto: iStock)
ADVERTISEMENT
Malam Senin purnama adalah malam yang ditunggu-tunggu Mustofa. Di malam berkabut itu, ia duduk bersila di bawah pohon beringin yang biasa ia datangi. Tubuhnya sudah serba bersih, sudah mandi, dan telah memakai wewangian khusus.
ADVERTISEMENT
Begitu khusyuk ia menunduk, merapal mantra, sembari menunggu sesuatu yang biasanya akan membuatnya girang bukan main: gepokan uang yang muncul dari bawah akar beringin.
Telah lama Mustofa mengamalkan pesugihan penggandaan uang atau ia sebut sebagai uang gaib. Ritualnya mudah, tak membutuhkan sesajian yang begitu rumit.
Hanya, Mustofa perlu menyiapkan ayam hitam dan tentu saja syarat yang amat sulit, yakni tumbal. Masalah tumbal ini memang bukan wilayah Mustofa.
Biasanya, orang-orang dekat Mustofa akan tewas secara misterius setiap dua tahun sekali. Namun, di antara keluarga besar Mustofa, tak ada satupun yang tahu pola misterius ini.
"Kau tak akan membunuh siapapun. Hanya, biarkan demit itu mencari tumbal dari saudara sedarahmu," begitu kira-kira 'petuah' sang dukun saat Mustofa meminta amalan pesugihan ilmu hitam beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Jika setiap malam Senin purnama muncul, tiba-tiba Mustofa akan mengadakan syukuran di rumahnya. Katanya, itu untuk membersihkan pengaruh jahat dalam uang gaib yang ia dapat.
Namun, kepada orang-orang sekitar, ia biasanya akan mengaku mengadakan syukuran sebagai bentuk sedekah. Makanya, orang-orang tak ada satupun yang curiga dengan jatuhnya tumbal setiap beberapa tahun.
***
Beberapa hari usai mengadakan syukuran, Mustofa mengalami banyak hal aneh. Ini tidak biasa. Tidak seperti bulan-bulan sebelumnya. Biasanya, tak akan ada yang terjadi setelah malam Senin purnama.
Pertama, ia tiba-tiba selalu mencium bau bangkai di sekitar rumahnya. Setelah dicari-cari, tak ditemukan bangkai apapun. Bahkan, bangkai seekor cicak pun tak ditemukannya.
Kedua, ini yang lebih membuat merinding, Mustofa kerap mendengar suara seseorang menangis tepat di sampingnya. Padahal, tak ada siapapun yang menangis.
ADVERTISEMENT
Semua kejadian aneh itu terus berlangsung meski Mustofa telah berkonsultasi dengan dukun sewaannya. Ia juga telah menerima mantra baru agar tak mengalami hal demikian.
Namun, kejadian-kejadian aneh terus dialami Mustofa. Pernah suatu ketika, ia menampar istrinya berkali-kali karena stress akibat dihantui oleh hal-hal aneh itu.
Dua bulan sejak pertama kali mengalami hal aneh, anak dan istri Mustofa sudah minggat ke rumah orang tuanya. Mustofa ditinggal sendiri dan sudah dicap sebagai orang tak waras oleh warga sekitar.
Ilustrasi tak waras (Foto: Pixabay)
"Manusia kalau sudah kebanyakan ilmu, dan kalau tidak kuat menerimanya, maka akan berakhir seperti si Mustofa."
"Si Mustofa itu sepertinya ketahuan selingkuh oleh istrinya. Ia kemudian ditinggalkan dan menjadi stress seperti sekarang."
"Harus selalu banyak bersyukur, ya Bun. Jangan sampai seperti Pak Mustofa yang jadi begitu. Padahal, ia kaya dan tampak bahagia, loh."
ADVERTISEMENT
Kurang lebih demikian berbagai isu yang merebak di antara para tetangga. Mereka hanya tahu persoalan yang tampak saja, tetapi di balik itu semua, mereka tak tahu kalau Mustofa sedang dihantui oleh entah siapa.
***
"Kau telah membunuh kami. Kau yang membuat kami kehilangan orang-orang terdekat. Bertaubatlah, Mustofa. Atau, kami akan mengikutimu ke manapun kau pergi."
Hal-hal aneh tersebut semakin menggila. Kini, Mustofa melihat orang-orang yang mati karena menjadi tumbal pesugihannya terus mengikutinya ke manapun ia pergi.
Tentu saja Mustofa mengenal mereka. Mereka adalah paman, sepupu, hingga keponakan Mustofa sendiri. Jika sudah melihat bayangan-bayangan korban-korbannya, Mustofa akan berteriak-teriak kencang dan membenturkan kepalanya berkali-kali ke dinding.
Karena sudah tak kuat dengan semua teror itu, Mustofa akhirnya melompat dari lantai dua rumahnya dan tewas seketika karena kepalanya membentur tanah dengan sangat keras.
ADVERTISEMENT
Cerita ini hanya fiktif belaka. Kesamaan nama tokoh dan latar hanyalah kebetulan.