Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Cerita Pesugihan: Mengharap Kekayaan dengan Menjadi Pocong
28 April 2020 17:50 WIB
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi penampakan hantu wanita. Foto: pixabay](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1588069278/avtfauus6v8cninugika.jpg)
ADVERTISEMENT
Lastri berlari kecil menggenggam kain lusuh berwarna putih yang sebelumnya ia ambil dari makam Pak Darmo. Tanah merah yang licin membuat kakinya tergelincir berkali-kali di pemakanan tersebut. Namun, hal itu tak menghentikan langkahnya untuk tetap melakukan ritual pesugihan pocong di kamar kosong rumah Lastri.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bukan tanpa alasan ia mengambil kain kafan milik Pak Darmo, masih jelas diingatannya ketika keluarga Darmo menuduhnya sebagai pencuri perhiasan milik istrinya. Padahal, untuk membuka laci milik majikannya pun ia tak berani jika tidak disuruh. Berulang kali ia menegaskan dengan menyebut nama tuhan, nyatanya keluarga tersebut tetap tidak percaya dengan omongan Lastri. Sakit hati yang ia rasakan tidak hilang begitu saja ketika mendengar Pak Darmo meninggal karena kecelakaan tunggal di jalan raya. Jutru kejadian tersebut disambut suka cita oleh wanita ini karena ada target makam berikutnya yang harus ia gali.
Sesampainya di rumah, Lastri meletakkan seluruh peralatan untuk memulai ritual tesebut. Ditaburnya bunga setaman di sudut ruangan serta beberapa lilin dinyalakan di pojok ruangan yang ia tempati. Tak lupa ia menyalakan wadah gerabah yang telah ditaburi kemenyan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dengan kaki bersila serta memegang kain kafan di kedua tangannya, Lastri mulai mengucapkan mantra yang sudah ia hafal di luar kepala. Di tengah-tengah mantranya sesekali terdengar “aku sudah membawa syaratnya” Ketika kelima kali ia menyebut kalimat itu, tiba-tiba saja suara jendela yang tertutup dengan keras membuat ia tersentak.
Buk..Bukk.Buk..
Kemudian kain kafan yang ia pegang melayang di atas kepala Lastri, tak lama kain itu membelit tubuh kecilnya dan seketika Lastri sudah berubah menjadi sesosok pocong yang wajahnya menyerupai Pak Darmo.
Ia pun mengincar rumah Mira, istri Pak Darmo yang baru saja mendapatkan harta warisan peninggalan suaminya. Setibanya di sana ia melihat Mira yang sedang tertidur lelap lantas karena sudah tahu di mana hartanya disimpan. Lastri langsung menuju tempat tersebut dan membawa barang berharga itu ke rumahnya.
ADVERTISEMENT
Keesokan hari warga kampung dibuat geger karena perampokan yang terjadi di rumah Mira. Anehnya, dalam rekaman cctv tidak terlihat siapa sang pelaku sebenarnya. Namun beberapa warga meyakini jika ini perbuatan dari seseorang yang bersekutu dengan setan. Karena kejadian sebelumnya pernah terjadi dan pelaku masih saja tidak ditemukan.
Kejadian tersebut seperti tak dihiraukan Lastri untuk kembali menjalankan aksinya di rumah Bu Rani, seorang janda tua yang hidup seorang diri di sebuah rumah paling mewah di kampung.
Setelah melakukan ritualnya lantas Lastri mulai menjalankan aksinya ke rumah tersebut. Tak berselang lama dengan balutan kain yang ia pakai, tiba-tiba saja Bu Rani terbangun karena mendengar suara menganggu di ruangan tempat ia meletakkan harta bendanya. Dengan senter yang menyala ia menyodorkan cahaya tersebut ke arah tubuh Lastri. Mereka berdua sama-sama terperanjat. Namun, sebelum Lastri lari dan menghilang seperti biasanya, Bu Rani ternyata sudah mempersiapkan jika kejadian ini menimpa dirinya.
ADVERTISEMENT
Saat itu di genggaman tangan sebelah kiri ia melempar butiran garam ke tubuh Lastri dan mengucapkan doa-doa yang membuat badan Lastri seketika merasa terbakar. Bu Rani tahu jika di balik wujud pocong ini sebenarnya ada seseorang yang telah melakukan perjanjian dengan setan. Salahnya, Lastri tidak tahu jika Bu Rani mempunyai iman yang sangat kuat hingga dirinya bisa berbuat hal itu kepada Lastri.
Esoknya Lastri ditemukan tewas di kamar kosong rumahnya dengan tubuh telilit kain kafan dan sekujur kulit yang dipenuhi luka bakar.
Tulisan ini merupakan rekayasa dari kisah yang berkembang di masyarakat. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.