Konten dari Pengguna

Cerita Pesugihan: Nasib Buruk Si Pemuja Ritual Pesugihan Pocong

17 Maret 2020 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pocong. Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pocong. Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
Kerumunan anak muda itu tertawa dengan riangnya di malam menjelang pagi, sesekali mereka mengungkapkan kata-kata serapah sebagai candaan. Satu orang memainkan gitar diiringi dengan nyanyian anak muda zaman sekarang. Sesekali lelaki yang memakai kacamata mengabadikan momen kebersamaan mereka lewat akun Instagram story miliknya.
ADVERTISEMENT
Jam menunjukkan pukul 01.00 pagi, warung Soto milik Bu Sri tetap dipenuhi pengunjung. Sebenarnya warung itu bisa dibilang baru di kawasan tersebut, namun setiap harinya pengunjung selalu memadati warung Bu Sri hingga pagi hari.
Tak berselang lama tiba-tiba seseorang dari kelompok anak muda itu teriak.
“Woi liat, apapan ini?!,” ujarnya dengan kaget sambil menatap layar hp miliknya.
Kelima temannya yang lain lantas berhenti dari kegiatan dan menghampiri lelaki yang memakai kacamata itu.
“Gila itu yang di belakang lu apaan,” teriaknya.
Ternyata mereka ketakutan dan bingung karena dalam video yang ditangkap terlihat sosok makhluk yang dibalut dengan kain berwarna putih dengan ikatan di kepala serta wajah datar berwarna hitam. Makhluk tersebut melayang ke kiri dan kanan layaknya memperhatikan warung makan yang dijual Bu Sri, diyakini sosok itu adalah pocong.
ADVERTISEMENT
Karena suara yang gaduh Bu Sri menghampiri menanyakan apa yang terjadi. Lantas ia kaget mengapa penampakan tersebut bisa ada di warungnya. Tak berselang lama Pak Iwan, suami Bu Sri menyuruh anak-anak tersebut untuk pulang dan jangan diviralkan video tersebut.Cukup hanya mereka yang tahu.
Sejak kejadian itu, Bu Sri tidak bisa tidur. Kadang ia merasa bulu kudunya berdiri saat mengingat kembali penampakan di video pelanggannya. Sebenarnya ia tidak ingin percaya dengan hal-hal gaib seperti itu, namun apa yang dilihatnya tadi sangat jelas apalagi diambil dengan video.
Terlebih sikap Pak Iwan yang tiba-tiba berubah seperti takut jika orang-orang tahu ada penampakan pocong di warungnya. Malam itu pun Pak Iwan tidak kembali ke rumah entah kemana Bu Sri juga tidak tahu.
ADVERTISEMENT
Keesokkan pagi warga Kampung Maruya digegerkan dengan salah satu makam warga yang dibuat berantakan, seperti ada yang menggali makam tersebut. Anehnya seluruh bagian dari tubuh mayat lengkap namun ada satu hal yang hilang dari jenazah tersebut, yakni tali pocong yang diikat di atas kepala.
Banyak warga yang berpendapat bahwa kawasan kampung sudah tidak aman karena ada orang yang memakai guna-guna dengan mencuri tali jenazah orang yang sudah meninggal. Mereka meyakini pencurian tersebut dilakukan untuk sesuatu yang tidak masuk akal atau ilmu hitam.
Saat itu terlintas dibenak Bu Sri apa pencurian tali pocong tersebut ada hubungannya dengan rekaman video di warungnya. Apalagi jarak waktunya tidak terlalu jauh. Tapi apakah mungkin?
ADVERTISEMENT
Saat terdiam melamun, tiba-tiba Pak Ahmad datang menepuk pundak Sri.
“Sri saya mau ngomong, saya sudah liat video anak muda malam itu yang direkam di warung kamu. Maaf tapi kamu jangan tersinggung. Apa kamu mengunakan pesugihan untuk penglaris?” tanyanya.
Sontak Sri bangun dan marah kepada Pak Ahmad, yang benar saja bahkan terpikirkan untuk berbuat seperti itu juga tidak pernah katanya dengan kesal kepada Pak Ahmad.
Pak Ahmad lantas memberitahu Sri dengan tenang jika ada warga yang melihat suaminya seringkali datang ke area makam di malam hari. Mereka mencurigai jika suami Sri lah dalang dari pencurian tali jenazah.
Satu dua kali dijelaskan Sri masih belum terima hingga ia mengingat kejadian itu, saat ingin mencuci pakaian suaminya, ia kesal karena celana dan baju Pak Iwan seringkali kotor dipenuhi dengan tanah merah seperti dari kuburan. Namun saat itu ia tidak terpikir ke arah sana. Sri lantas menarik napas, menenangkan diri dan menerima masukan dari Pak Ahmad.
ADVERTISEMENT
“Saya hanya mengingatkan sebelum terlambat, jika suami mu benar melakukan pesugihan. Tolong dicegah sebelum warga yang langsung menangkap basah suami mu,” tegasnya.
Malam itu Sri memperhatikan gerak-gerik Pak Iwan, ia tidak ingin sang suami tahu jika Sri mencurigai apa yang diperbuat suaminya. Sri memberanikan diri untuk tahu apa yang sebenarya terjadi. Ia pura-pura tidur, padahal Sri ingin mengikuti kemana suaminya pergi.
Waktu menunjukkan pukul 01.00 pagi, Sri mengambil jaket lusuhnya dan sendal jepit di belakang rumah. Benar saja ia mengikuti kemana perginya Pak Iwan hingga ia tiba-tiba berhenti di belakang pohon beringin mengendap-endap melihat apa yang dilakukan suaminya.
Sri dibuat kaget karena melihat sang suami mengali kuburan yang masih basah itu dengan kedua tangannya, tanpa alat apapun. Selanjutnya sang suami mengambil mayat yang ada di dalam dan membuka secara perlahan-lahan tali yang melilit jenazah dengan giginya. Sri ketakutan, tega-teganya sang suami melakukan hal tersebut kepada jenazah yang baru saja dikubur.
ADVERTISEMENT
***
Semenjak kejadian itu warga sudah tahu jika Pak Iwan melakukan ritual pesugihan pocong untuk penglaris di warungnya. Namun karena dibuat malu warga sekampung alhasil suami Sri berhenti melakukan pesugihan. Anehnya, saat ini Pak Iwan mengalami penyakit yang sulit untuk dijelaskan. Tubuhnya kurus kering, bersisa tulang, wajahnya lama kelamaan menjadi hitam seperti ditarik sinarnya hingga kedua mata yang selalu terbuka dan meneteskan air mata.
Menurut orang pintar di kampung itu, kejadian yang menimpa Pak Iwan sebagai ganjaran atas pesugihan yang ia lakukan. Ia menumbalkan dirinya sendiri dalam ritual itu, ditambah lagi saat Pak Iwan tidak bisa mengambil tali pocong dari jenazah yang seharusnya dilakukan secara rutin.
Tulisan ini merupakan reka ulang dari kisah yang berkembang di masyarakat. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.
ADVERTISEMENT