Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Pesugihan Nyi Blorong yang Tumbalkan Anak Sendiri
10 September 2020 17:17 WIB
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah beberapa bulan Toni lulus dari kuliahnya. Namun, titel sarjana ilmu ekonomi yang dia dapat nyatanya tak cukup mengiming-imingi berbagai perusahaan untuk merekrut Toni. Meski agak malu mengakuinya, pada realitanya Toni memanglah pengangguran .
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, Toni bisa saja mendapat pekerjaan yang, mungkin di bawah ekspektasinya dari seorang lulusan ilmu ekonomi. Barista di sebuah kedai kopi mungkin? Tapi, Toni yang keras kepala nan gengsi itu tidak sudi menjadi pekerja bawahan. Ia hanya mau mendaftar ke perusahaan-perusahaan besar. Minimal start-up lah.
Selain malu karena tidak punya pekerjaan, Toni juga sebenarnya malu karena tidak punya pasangan. Terlebih, dia yang tidak bekerja pasti akan semakin sulit mencari seorang wanita. Ayolah, wanita mana yang mau berjanji sehidup semati dengan orang seperti Toni di zaman sekarang?
Tak hanya itu, yang paling memalukan bagi Toni adalah saat berkumpul dengan teman-temannya. Bagaimana bisa ia petentang petenteng datang ke kumpulan itu tanpa membawa seorang pacar dan dengan bangga menceritakan kalau ia pengangguran? Tidak mungkin. Toni tidak akan pernah datang lagi ke kumpulan seperti itu sebelum ia mencapai standar minimum masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, suatu hari, watak keras kepala Toni luluh oleh seorang wanita lemah lembut nan cantik bernama Amelia. Kepadanya, Toni jatuh cinta setengah mati. Semua beban hidup langsung hilang setiap saat Toni menatap mata Amelia. Setelah seminggu PDKT, mereka akhirnya pacaran.
Tak menunggu lama, Toni yang sudah cinta mati kepada Amelia itu mantap ingin meminangnya setelah sebulan pacaran. Toni hanya ingin memiliki Amelia seutuhnya. Dia tidak rela jika nanti Amelia jatuh ke tangan orang lain.
Tak disangka, Amelia menerima lamaran Toni. Amel, begitu ia disapa, pernah berkata kepada Toni, “Mas, aku tahu kamu pengangguran. Tapi, aku yakin kita bisa berjuang bersama. Aku mau menemani kamu sampai jadi orang sukses”.
Tentu saja ini membuat hati Toni melunak. Ia tidak pernah menyangka akan menikahi seorang wanita yang mau dengan seorang pengangguran sepertinya. Tujuannya saat ini hanya satu, menikahi Amel dan membahagiakannya.
ADVERTISEMENT
---
Dua bulan menikah, Toni dan Amel tak berhenti dirundung kebahagiaan. Meski hidup serba kekurangan, mereka tetap bahagia dengan cinta yang masih bersemi di hati. Di bulan ketiga, kebahagiaan mereka memuncak. Amel positif hamil.
Mereka sangat berhati-hati dalam merawat buah hati pertamanya itu. Toni belajar sabar meladeni permintaan istrinya yang macam-macam. Tapi, semakin mendekati bulan persalinan Amel, kesabaran Toni semakin menipis. Ia mulai khawatir.
Sampai detik ini, Toni masih saja menganggur. Biaya hidupnya selama ini berasal dari uang patungan orang tua Amel dan orang tuanya. Kemarin, Toni sudah diperingatkan orang tuanya untuk segera mencari pekerjaan. Tapi, nyatanya sampai sekarang belum juga ada perusahaan yang mau menerimanya.
Toni juga sadar bahwa biaya persalinan tidaklah murah. Apalagi biaya merawat bayinya nanti. Dia bahkan sudah megap-megap membelikan segala ngidam aneh Amel saat hamil. Ia mulai frustasi. Toni tak mau munafik bahwa satu-satunya jalan keluar dari permasalahan ini adalah pesugihan .
ADVERTISEMENT
Diam-diam, Toni mendatangi seorang dukun tanpa sepengetahuan Amel. Ia tidak mau kalau Amel tahu biaya perawatan bayinya nanti berasal dari duit pesugihan. Setelah menceritakan kondisinya, dukun yang didatangi Toni itu menjelaskan syarat yang harus dipenuhi saat melakukan pesugihan.
“Syaratnya cukup mudah. Kamu harus bersetubuh dengan Nyi Blorong setiap malam 1 Suro. Nanti, dia akan berubah jadi siluman ular. Sisiknya akan berguguran dan memberikanmu berkeping-keping emas,” kata dukun itu.
“Apanya yang mudah, Ki?! Masa aku harus mengkhianati istriku?” bentak Toni.
“Kalau tidak mau ya sudah. Saya hanya bisa memberikan solusi itu,” kata dukun itu tenang.
Toni tidak punya pilihan lain. Dia harus bisa menahan kesal dan amarahnya. Tidak pernah sekalipun ia mau mengkhianati istrinya. Ini dia lakukan demi menyelamatkan keluarganya.
ADVERTISEMENT
“Baik, Ki. Saya akan melakukan itu,” balas Toni tunduk.
“Jangan lupa, kamu juga harus menyiapkan tumbal dari keluargamu biar Nyi Blorong tetap awet muda,” tambah dukun itu.
Toni membelalak. Mana mungkin ia mau menumbalkan salah satu keluarganya untuk pesugihan ini? Tapi, tetap saja. Nasi sudah menjadi bubur. Toni pasrah dan hanya menganggukkan kepala mendengar itu.
---
Semalam bertepatan dengan malam 1 Suro. Toni tentu saja sudah melakukan ritual itu. Tapi, Toni kian bingung. Nyi Blorong memberinya tenggat waktu untuk menentukan siapa keluarganya yang akan ditumbalkan.
Yang pasti, Toni tidak mau mengorbankan Amel. Ia adalah belahan jiwanya. Jika Amel mati, ia juga harus mati. Toni juga tidak bisa menumbalkan orang tuanya. Ia tidak mau membalas air susu dengan air tuba. Satu-satunya harapan adalah bayinya sendiri. Lagian, Toni masih bisa punya anak lagi nanti.
ADVERTISEMENT
Entah apa yang terjadi dengan akal sehat Toni saat ini. Tapi, dia sangatlah tertekan. Lagipula, bagi Toni, bayi itu terasa membebani hidupnya dengan Amel. Kalau saja dia tidak ada, pasti Toni tidak akan seputus asa ini dan pasti bahagia saja hidup dengan Amel. Keputusan Toni bulat. Ia akan menumbalkan anaknya sendiri.
---
Toni berangsur-angsur kaya setelah itu. Dia bilang, duitnya itu berasal dari pekerjaan barunya setiap kali ditanyai Amel. Tapi, bukan itu yang membuat Amel heran saat ini. Baru saja, ia mengalami kejadian aneh. Bayinya yang ada dalam kandungan tiba-tiba saja menghilang.
Kejadian itu membuat Amel sangat terpukul. Ia menangis berhari-hari. Amel juga tidak bisa tidur dan menolak makan. Toni yang sekarang berduit akhirnya membawa Amel ke dokter untuk diberikan perawatan.
ADVERTISEMENT
Namun, semua itu sia-sia karena Amel tidak kuat dengan goncangan itu. Peristiwa menyedihkan itu telah mempengaruhi mental Amel. Ia mulai bicara melantur. Bahkan, sekarang Amel sudah tidak bisa mengenal siapa Toni.
Toni sangat sedih melihat keadaan istrinya itu. Dia tidak tahu kehilangan anaknya akan membuat Amel menjadi gila. Toni menyesal sudah melakukan pesugihan. Kini, ia sadar bahwa pesugihan hanyalah menjanjikan kenikmatan yang fana. Sementara pelakunya akan mendapatkan sengsara yang tidak berkesudahan.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.