Cerita Pesugihan Wewe Gombel: Selamatnya Penjual Mi Ayam yang Hampir Jadi Tumbal

Konten dari Pengguna
22 Oktober 2020 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wewe gombel (Foto: Deviantart/adhytcadelic)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wewe gombel (Foto: Deviantart/adhytcadelic)
ADVERTISEMENT
Ujang sudah tidak tahan lagi. Dagangan mi ayamnya semakin lama semakin tak laris saja. Padahal ia sudah mengerahkan segala cara agar usahanya itu laris manis. Apalagi Ujang sedang dipepet pelunasan motor yang dibelinya secara kredit dua tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
“Kalau tak ada penghasilan, gimana caranya aku bisa melunasi motorku satu-satunya ini?” gumamnya.
Hingga suatu hari, Ujang didatangi oleh seorang nenek tua di warung mi ayamnya. Nenek itu datang meminta air untuk minum. Setelah memberinya minum, Ujang berinisiatif untuk membuatkan mi ayam untuknya.
Ia tak tega melihat nenek itu seperti kelelahan setelah berjalan jauh. Tak disangka, nenek itu melahap mi ayam buatan Ujang dengan cepat. Meski warungnya sepi, Ujang tetap punya hati untuk membantu sesama.
“Warungmu sepi, Nak?” tanya nenek itu setelah selesai makan.
“Iya, Nek. Lagi sepi sekali akhir-akhir ini,” jawab Ujang lesu.
Tiba-tiba, nenek itu mengeluarkan sebuah kendi kecil berisi air. Ia kemudian memberikan itu kepada Ujang.
“Taburkan ini ke seluruh bagian depan rumahmu. Lalu, sisakan sedikit untuk diminum saat jam 12 malam. Nanti, akan ada seorang wanita cantik di pintu. Turuti apa yang diinginkannya dan jangan lupa juga untuk menyiapkan satu kamar khusus,” jelas nenek itu.
ADVERTISEMENT
“Apa yang akan saya lakukan dengan wanita itu, Nek?” tanya Ujang penasaran.
“Sudah, turuti saja kemauannya,” kata nenek sambil tersenyum. Kemudian ia pergi meninggalkan Ujang yang masih bertanya-tanya dengan apa yang baru saja terjadi.
---
Ujang akhirnya mengerti maksud nenek itu. Ia ingin membantu agar dagangannya cepat laku. Dengar-dengar, ritual semacam ini juga akan membuat Ujang jadi orang kaya secara instan. Tak berpikir lama, Ujang melakukan ritual itu pada malam harinya.
Setelah menyiramkan air dari kendi di bagian depan rumah, Ujang kemudian duduk santai sambil menunggu jam 12 untuk meminum sisanya. Untungnya, Ujang tidak sendirian. Malam itu, bapak Ujang datang menjenguk.
“Aku tiba-tiba kangen sekali sama kowe, Le,” kata bapaknya.
ADVERTISEMENT
“Kangen bagaimana sih, Pak. Orang saya baru sowan kemarin begitu,” jawab Ujang.
“Ndak tahu, pokoknya kangen. Buat mengobati rasa kangen itu, dengarkan cerita bapak ya,” kata bapak Ujang.
Tanpa sadar, mereka larut dalam cerita bapak Ujang malam itu.
---
Dahulu, ada sepasang suami istri tinggal di desa kecil. Suatu hari, sang suami murka kepada istrinya lantaran mereka tak kunjung diberi keturunan.
“Dasar istri mandul!” bentak sang suami.
Karena itulah, sang suami membawa seorang wanita ke rumah itu. Suami mengatakan kalau ia akan menjadikan wanita itu sebagai istri keduanya yang akan memberinya keturunan. Perasaan sang istri sangat terluka mendengar itu.
Terlebih, sang suami tega memperlihatkan dirinya yang sedang berhubungan dengan wanita baru itu di depan istrinya. Karena terlalu sakit hati, sang istri kehilangan kontrol. Ia mengambil pisau dan membunuh suami dan wanita itu.
Ilustrasi pisau (Foto: Indra Fauzi/Tempo)
Setelah sadar dengan apa yang baru saja diperbuat, sang istri berlari ke hutan karena takut dipergoki warga. Dia menangis tersedu-sedu dengan keadaan dirinya. “Andai saja aku bisa memberikan keturunan, pasti semua ini tak akan terjadi,” gumamnya.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, sang istri memilih untuk mengakhiri hidupnya. Namun, itu tidak membuat semuanya berakhir. Keinginannya punya anak masih saja terbawa selepas ia meninggal. Ia jadi makhluk yang suka mengambil anak orang di desa itu untuk dibawa ke hutan. Orang desa menyebutnya wewe gombel.
Alhasil, banyak kasus kehilangan anak setelah kematiannya. Ternyata, setelah dicari, semua anak yang hilang itu selalu ditemukan di hutan tempat sang istri meninggal. Kabar itu kemudian didengar oleh seorang dukun yang ingin memanfaatkan wewe tersebut.
“Kamu sebenarnya masih bisa mempunyai keturunan. Tapi ada satu syarat. Kamu harus ikut dengan saya,” kata dukun itu.
Wewe tersebut sepakat dengan dukun. Akhirnya, ia menjadi “alat” dukun untuk membantu orang-orang yang ingin kaya secara instan lewat pesugihan. Syaratnya sudah pasti, yaitu harus melayani wewe gombel itu untuk menghasilkan keturunannya.
ADVERTISEMENT
---
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan jam 3 pagi. “Astaga, aku lupa,” kata Ujang dalam hati. Tapi, setelah mendengar cerita bapaknya tadi, Ujang seperti mengurungkan niatnya untuk melakukan pesugihan itu. Ia tidak mau punya anak dari wewe gombel.
“Le, nggak kerasa udah pagi. Bapak nginep tidur di sini saja ya,” kata bapak Ujang.
“Nggih, Pak,” jawab Ujang.
Di rumah Ujang cuma ada dua kamar. Kamar berdua dengan istri dan kamar yang sudah disiapkan untuk menjamu “wanita cantik” tadi. Karena bapak Ujang menginap, kamar yang sudah disiapkan tadi akhirnya ditiduri oleh bapaknya.
Ujang lega. Berkat firasat bapaknya, ia selamat dari malapetaka. Kalau saja bapaknya tidak datang malam itu.... hiiii Ujang tidak ingin membayangkan apa yang akan terjadi kepadanya.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanyalah kebetulan belaka.