Konten dari Pengguna

Cerita Rumah Kontrakan yang Ternyata Jadi Tempat Pesugihan Pemiliknya

15 Oktober 2020 17:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rumah (Foto: Yustinus Wijaya Kusuma/Kompas)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah (Foto: Yustinus Wijaya Kusuma/Kompas)
ADVERTISEMENT
“Apa maksud kamu bicara seperti itu?” bentak Mina.
“Ya, sekarang coba jelaskan siapa laki-laki yang dekat-dekat dengan kamu kemarin? Aku udah mergoki kamu Na, kamu gak usah ngelak!” balasku dengan nada yang mulai meninggi.
ADVERTISEMENT
“Dia bukan siapa-siapa, cuma teman kerja. Sumpah yah!” jawabnya.
“Sudah-sudah! Kamu dari dulu emang suka cari alasan aja,” tutupku sambil melengos keluar kamar. Aku kemudian tidur di sofa malam itu.
Akhir-akhir ini, rumah tangga kami memang sedang tidak harmonis. Aku lelah dengan pekerjaan yang menuntutku lembur tiap malamnya. Begitu pula istriku yang kerjanya jadi seorang perawat. Hampir 18 jam dia harus berada di rumah sakit.
Tapi, aku tidak menyangka saja dia berani bermain di belakangku. Saat aku menjemputnya pulang kerja kemarin, aku melihat dia sedang asyik ngobrol sambil senyam senyum dengan seorang lelaki. Aku marah sekali waktu itu.
Apalagi saat ini ketika istriku tidak mau mengakuinya. Selain itu, aku juga sedang dihadapkan masalah di kantor. Kerja lembur membuatku cepat lelah sehingga banyak pekerjaan yang tidak teliti kukerjakan. Bos memarahiku hari ini dan mengancam akan memecatku kalau aku sekali lagi tak becus mengurusnya.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, aku akhirnya pulang ke rumah orang tuaku untuk menenangkan pikiran. Agar aku tidak melampiaskan kemarahanku ke istri dan berakhir dengan hal yang tidak kuinginkan nanti, aku memilih menjauh saja untuk sementara.
Seperti biasa, di rumah aku ditanyai macam-macam oleh ibu. Kenapa bertengkar, ada masalah apa, memangnya kalian sudah gak cinta, dan segala pertanyaan lainnya. Kalau boleh jujur, aku sudah cinta mati dengan istriku. Hanya saja, aku kecewa saat dia berani mengkhianatiku.
Namun, ada kejadian aneh setelah aku berada di rumah orang tuaku selama kurang lebih tiga hari. Mina menelepon dengan nada yang terdengar ketakutan.
“Halo, yah?” tanyanya.
“Ada apa Na?” tanyaku khawatir.
“Aku semalam ketemu kamu di kamar,” katanya terdengar panik.
ADVERTISEMENT
“Maksud kamu? Aku kan di rumah ibu tiga hari ini, gak ada balik ke rumah sama sekali,” kataku heran.
“Iya yah aku tau. Tapi, karena semalam aku kangen banget sama kamu, aku jadi ingin tidur di rumah daripada di rumah sakit. Terus, aku inget kamu tidur di sebelahku pas aku udah terlelap. Aku inget juga kamu minta cium yah,” jelas Mina panjang lebar.
Ada yang tidak beres ini, kataku dalam hati. Jujur saja, ini baru pertama kalinya terjadi semenjak aku pindah ke kontrakan itu. Aku pindah ngontrak karena aku tertimpa sial di tempat kerjaku sehingga tidak sanggup membayar tagihan rumah yang lama.
Lagipula, harga sewa rumah ini sangatlah murah. Jadi, tagihan rumah ini tidak akan memberatkanku selagi aku bisa mengumpulkan uang lagi untuk kebutuhan masa depan.
ADVERTISEMENT
Namun, sejak aku tinggal di rumah ini, beberapa kejadian aneh terus menerus keluargaku alami, salah satunya apa yang diceritakan oleh istriku.
Sebenarnya, bukan hal itu saja yang terasa janggal. Aku, istri, dan anakku semua merasa “diganggu” dengan penghuni rumah kontrakan itu.
Pernah suatu malam, aku terbangun dan melihat bayangan yang duduk di luar jendela. Saat itu, aku berpikir kalau itu mungkin istriku saja. Akan tetapi, aku baru sadar saat pagi hari kalau istriku menginap di rumah sakit malam itu.
Selain aku, anakku juga sering diganggu. Ia tidak pernah mau pipis kalau tidak ditemani aku atau istriku. “Fajar takut yah kalau diliatin genderuwo terus. Makanya ayah jagain Fajar di depan pintu,” katanya saat itu.
ADVERTISEMENT
Namun, kemunculan makhluk yang menyerupaiku itu benar-benar mengkhawatirkan. Bagaimana kalau istriku tergoda dan akhirnya melakukan hubungan dengan makhluk halus? Aku tidak mau itu terjadi.
Akhirnya, aku memutuskan untuk kembali ke rumah dan membawa istriku ke dukun untuk mencari tahu tentang apa yang sebenarnya ada di rumah itu.
---
Ilustrasi perdukunan (Foto: Aditia Noviansyah/Kumparan)
“Rumah itu jadi tempat pesugihan pemilik kontrakan, Mas,” kata dukun yang kuketahui namanya Mbah Narjo.
“Wah, berani sekali dia menipu kita,” kataku kesal kepada istriku. Ia kemudian mengelus bahuku agar tenang.
“Makhluk yang menyerupai suami Mbak kemarin itu adalah pemimpin para makhluk jahat di sana. Ia adalah kakek tua bungkuk yang dikuburkan tepat di bawah lantai kamar kalian,” lanjut Mbah Narjo.
Kami bergidik ngeri mendengar penjelasan beliau. Pantas saja rumah yang bisa dibilang bagus itu disewakan murah sekali. Ternyata, ini alasannya.
ADVERTISEMENT
“Mereka sebenarnya tidak akan menyakiti kalian, mereka cuma iseng aja. Hanya saja, si kakek ini sepertinya suka dengan istri Mas, jadi dia seperti mau mengelabui istri Mas,” katanya.
Mbah Narjo menyalakan lagi dupa yang sebentar lagi akan padam. Setelah itu, ia melanjutkan hasil terawangannya.
“Kalian akhir-akhir ini sering bertengkar kan?” tanyanya.
Kami berdua menoleh ke arah satu sama lain. Kok beliau tau?
“Iya, Mbah. Kemarin kami bertengkar hebat sampai saya pulang ke orang tua saya,” jawabku.
“Lagi ada masalah di keuangan juga?” tanyanya sekali lagi.
Dukun ini benar-benar hebat.
“Iya, Mbah. Saya hampir dipecat karena tak becus bekerja,” jawabku.
“Hmm, begini saja,” lanjutnya sambi mengelus jenggot panjangnya.
“Kalian tinggalkan saja tempat itu dan mencari rumah lain. Kalau kalian teruskan, rumah tangga kalian bisa-bisa hancur. Bisa jadi kamu nanti malah jatuh bangkrut.
ADVERTISEMENT
Rumah itu memang sengaja dikontrakkan untuk menguras rejeki siapapun yang menempati selain pemiliknya,” kata Mbah Narjo.
Dengan mempertimbangkan saran Mbah Narjo, kami akhirnya pindah ke rumah yang lebih baik. Di sana bersih dan tidak ada tanda-tanda ada “penghuni” nakal. Untung saja kami gerak cepat sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanyalah kebetulan belaka.