Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Juragan Toko Kelontong yang Kehilangan Istrinya Akibat Pakai Pesugihan
2 Juni 2020 17:33 WIB
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi dunia bisnis, keadaan atau situasi sekitar tempat bisnis itu dibangun amat menentukan keberhasilan. Jika situasi sedang tak mendukung, maka sebuah bisnis akan sepi, bahkan bangkrut.
ADVERTISEMENT
Hal semacam itulah yang disadari oleh, sebut saja namanya, Pak Wage. Telah sejak bertahun-tahun, ia dan keluarganya membangun sebuah toko kelontong tepat di depan rumahnya. Toko itulah yang menjadi satu-satunya sumber pemasukan bagi keluarga Pak Wage.
Namun, keadaan yang dihadapi Pak Wage saat ini amat berbeda dari biasanya. Akibat masa pandemi, usahanya sepi pembeli. Karena Pak Wage tinggal di sebuah kota yang besar, para penduduk kota itu jarang keluar dari rumah mereka lantaran takut tertular penyakit. Maka, hasilnya, toko kelontong milik Pak Wage yang biasanya ramai pembeli itu kini menjadi amat sepi.
Maka, Pak Wage pun sedih bukan kepalang. Kebutuhan keluarganya yang kian hari kian bertambah tak dapat dipenuhi oleh hasil dari toko kelontongnya yang sepi. Maka, dilatarbelakangi keadaan itu, Pak Wage pun mencari cara.
ADVERTISEMENT
***
Untuk tetap bertahan di tengah situasi ekonomi yang serba terbatas, Pak Wage menemukan ide untuk menambah jenis barang dagangannya. Apabila sebelumnya toko kelontongnya hanya menjual kebutuhan sehari-hari yang mayoritas ialah bahan-bahan makanan, ia memutuskan banting setir untuk mengurangi dagangan itu, dan justru memproduksi barang baru: masker.
Di malam hari, Pak Wage akan meminta istrinya menjaga toko kelontong, sementara di sisi lain, ia sendiri akan membuat masker kain. Namun, anehnya produksi masker tersebut tak dilakukan di dalam rumah.
Tak dinyana, keputusan untuk membuat masker itu tak semata-mata lahir dari keinginan Pak Wage untuk menyediakan barang yang dibutuhkan banyak orang di masa pandemi . Singkat kata, keputusan itu dibuat untuk menjadikan ia dan keluarganya kaya raya.
ADVERTISEMENT
Lagipula, apa yang bisa dilakukan dengan berjualan masker untuk menyelamatkan ekonomi sebuah keluarga? Maka, di balik rencana tersebut, Pak Wage menyimpan hal yang tak diketahui oleh banyak orang.
***
Setiap memproduksi sebuah masker, Pak Wage pergi ke seorang dukun yang ia kenal. Ia meminta jampi-jampi atau rapalan mantra dari dukun tersebut, sebagai syarat untuk ritual pesugihan . Lewat masker tersebut, Pak Wage tak akan kaya raya hanya karena hasil penjualan masker itu kepada pembeli. Akan tetapi, hal yang mengerikan harus terjadi.
Dengan membeli masker yang dijual Pak Wage, pembeli itu secara tidak langsung akan seperti digendam atau dihipnotis. Setelah dihipnotis, mereka akan melakukan hal apapun yang diminta oleh Pak Wage, termasuk memberikan harta, uang, atau hal apapun yang mereka punya pada Pak Wage.
ADVERTISEMENT
Tak cukup sampai di situ, sesaat setelah para pembeli yang terhipnotis itu menyerahkan semua harta mereka, mereka akan jatuh sakit lantaran tertular wabah. Kemungkinan dari kejadian tersebut ada dua: mereka sembuh atau mati. Maka lewat cara-cara kejam seperti itu, Pak Wage memuluskan niatnya untuk memakai pesugihan lewat perantara berjualan masker .
***
Telah lumayan lama Pak Wage melancarkan niat jahatnya itu, dan tak ada satu pun anggota keluarganya mengetahui apa yang ia lakukan. Apabila di malam hari Pak Wage pergi berpamitan memproduksi masker, mereka berpikir Pak Wage sedang pergi ke pabrik kain atau tempat produksi masker sebagaimana mestinya.
Maka, lantaran ketidaktahuan itu, hal yang di luar kendali Pak Wage pun terjadi. Pada suatu hari, istrinya dengan iseng mencoba menggunakan masker yang dijual oleh Pak Wage. Sesaat setelah memakai masker itu, perilakunya pun berubah. Pak Wage pun menyadari hal itu, namun ia tak tahu apa yang harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Dan tak butuh waktu lama pula, sebagaimana konsekuensi yang harus dihadapi para pembeli masker itu, istri Pak Wage pun jatuh sakit akibat terkena wabah. Padahal, ia hampir tak pernah keluar rumah dan berinteraksi dengan orang. banyak
Maka akibat hal itu, Pak Wage mulai bisa mengerti apa yang terjadi pada istrinya. Namun, kesadaran itu pun terlambat. Hanya berselang beberapa minggu dari kejadian istrinya memakai masker itu, istrinya pun meninggal.
Dari kejadian itu, Pak Wage menyesal setengah mati. Lewat pesugihan itu, ia memang telah menyelamatkan ekonomi keluarga bahkan menjadi kaya raya. Namun, tak pernah ia sangka bahwa hal itu bakal merenggut nyawa istrinya sendiri sebagai bayarannya.
Tulisan ini merupakan rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.
ADVERTISEMENT