Kisah Pelaku Pesugihan Jin yang Berakhir Mati Mengenaskan

Konten dari Pengguna
30 September 2020 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jin (Foto: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jin (Foto: Freepik)
ADVERTISEMENT
Mamat adalah seorang pemuda desa yang hidupnya tidak ada yang istimewa. Tinggal bersama orang tua yang miskin, Mamat tidak punya impian yang muluk-muluk dalam menjalani hidup.
ADVERTISEMENT
Ia merasa cukup menjadi pemulung sampah yang bisa mencukupi kebutuhan makannya. Namun, Mamat mengalami sebuah peristiwa yang akan diingatnya seumur hidup.
Sejak saat itu pula, kehidupan Mamat berubah total. Bisa dibilang, itu adalah titik balik yang mengantarkan Mamat menjalani kehidupan yang “tak biasa-biasa” saja.
Suatu hari, saat Mamat sedang mencari botol bekas di bak sampah pinggir jalan, ia bertemu dengan perempuan cantik yang sedang makan di sebuah warung.
Pipinya merona di bawah sinar matahari, dan senyumnya membuat Mamat kelimpungan. Mamat telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Seketika, Mamat menghentikan kegiatan mulungnya. Ia langsung mendekati dan menatap mata perempuan itu dalam-dalam. Melihat Mamat mendekat, perempuan itu langsung bergidik. Ia terlihat tidak nyaman berada di dekat Mamat.
ADVERTISEMENT
Lalu, perempuan itu pergi dari warung meninggalkan Mamat yang masih saja menatapnya dari jauh. Mamat paham perlakuan perempuan itu. Siapa juga yang mau mendekati seorang pemulung sepertinya.
Tapi Mamat tidak mau kalah dengan keadaan. Ia lalu mencari cara agar perempuan itu membalas cintanya. Dan cara termudahnya adalah, meminta pengasihan dari seorang dukun.
Bertekad bulat, pergilah Mamat kepada Mbah Monoh, sesepuh desa yang dipercaya bisa membantu segala hal mistis.
Ajaib sekali, pikir Mamat. Sejak mendatangi Mbah Monoh, perempuan itu langsung membalas cintanya. Singkat cerita, pengasihan yang dilakoni Mamat berhasil. Perempuan itu cinta mati kepada Mamat hingga ingin dinikahinya.
Awalnya, orang tua perempuan itu tidak setuju dengan pernikahan itu karena pekerjaan dan kondisi Mamat. “Kami tidak akan mengijinkan kamu menikahi anak saya kalau kamu belum sukses,” begitu kira-kira orang tua perempuan itu memaki Mamat.
ADVERTISEMENT
Ultimatum itu membuat Mamat frustasi. Ia tidak mengira pengasihan yang ia lakoni bisa berjalan mulus sesuai harapannya.
Tak punya pilihan, Mamat kembali lagi kepada Mbah Monoh untuk mencari kekayaan instan. Ini dia lakukan untuk segera menikahi Gendis, perempuan yang ia cintai.
“Bukannya ingin menghalangimu Le, tapi kekuatan gaib kali ini sangatlah kuat. Kamu harus bisa merawatnya dan tidak boleh melewatkan sekalipun rutinitas untuk memberinya sesajen.
Terlebih, kamu harus menumbalkan keluargamu agar tetap bisa menjalankan pesugihan ini,” jelas Mbah Monoh.
“Saya siap menanggung segala risiko Mbah. Dia satu-satunya harapan hidup saya. Saya akan melakukan apapun demi dia,” jawab Mamat mantap.
Ilustrasi praktik perdukunan (Foto: Aditia Noviansyah/Kumparan)
Mbah Monoh akhirnya menyetujui permintaan Mamat. Ia akan menyalurkan kekuatan gaib kepada Mamat berupa jin pemberi kekayaan.
ADVERTISEMENT
Sebagai imbalan, Mbah Monoh memerintahkan Mamat untuk menyiapkan sesajen setiap malam 1 Suro. Terakhir, Mbah Monoh berpesan agar Mamat tidak kaget jika salah satu dari keluarganya menjadi cacat atau bahkan berakhir meninggal.
---
Tidak lama setelah itu, Mamat jadi orang kaya dadakan. Uang tersebut kemudian digunakan Mamat untuk melamar Gendis.
Orang tua Gendis yang melihat kesuksesan Mamat itu langsung menyetujui hubungan mereka. Seminggu kemudian, mereka resmi menikah.
Namun, beberapa hari setelah ia menikah, Mamat harus menerima kenyataan bahwa jin yang diasuhnya mulai mencari tumbal. Sang ibu tercinta meninggal dunia karena serangan jantung.
Mamat sedih melihat ibunya yang masih sehat itu meninggal karenanya. Akan tetapi, Mamat tidak boleh lemah. Itu adalah wujud dari perjanjian yang dibuatnya saat melakukan pesugihan ini.
ADVERTISEMENT
Hari demi hari dilalui, kekayaan Mamat semakin bertambah. Ia menggunakan uang tersebut untuk membangun rumah mewah. Mamat juga tak lupa untuk membelikan istrinya perhiasan mahal. Sawah dan tanahnya kini berhektar-hektar.
Ilustrasi anak (Foto: Covesia)
Kesenangan itu kemudian dibenturkan dengan kenyataan pahit lainnya. Anak pertama Mamat meninggal karena keguguran. Hal itu membuat Mamat sangat sedih, terlebih istrinya yang sudah rela mengandung.
Malangnya, kejadian itu terus menerus terjadi. Meski Mamat diberikan kekayaan melimpah, namun di sisi lain, jin itu terus menerus merenggut nyawa anaknya.
Memang Mamat memiliki satu anak yang selamat. Akan tetapi, anak itu terlahir cacat mental.Mamat marah dengan keadaan yang diterimanya ini. Ia kesal dan mogok memberikan sesajen kepada jin itu.
Mamat berharap jin itu berhenti mengambil satu per satu anaknya. Namun, keinginan Mamat itu tidak terkabul. Ia bahkan harus mengalami penderitaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Rupanya, jin pesugihan itu marah atas perlakuan Mamat. Suatu hari, ia jatuh sakit. Sekujur badannya terasa panas dan sakit sekali.
Rasanya seperti ditusuk-tusuk dengan besi runcing yang ujungnya panas. Keadaan itu membuat Mamat lemah yang akhirnya berakibat hilangnya pelet yang diberikan kepada Gendis.
Gendis yang sadar dirinya kena guna-guna langsung meminta cerai. Ia juga memanfaatkan keadaan Mamat yang tidak berdaya itu dengan meraup semua harta yang dimilikinya.
Mamat kini jatuh miskin dan tidak berdaya. Berminggu-minggu ia tidur di kasurnya dengan tidak ada orang yang merawat, Mamat meninggal di tempat secara mengenaskan.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan tempat hanyalah kebetulan belaka.