Kisah Pesugihan: Menjadi Kaya Lewat Berselingkuh dengan Jin

Konten dari Pengguna
16 Juni 2020 17:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampakan Nyi Roro Kidul. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Nyi Roro Kidul. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, ayahku menunjukkan kebiasaan baru yang amat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Ketika malam datang, ia seringkali menyelinap keluar. Ibuku juga mengetahuinya. Namun, ia tak punya ide sama sekali soal tebakan ke mana ayah pergi hampir setiap tengah malam itu.
ADVERTISEMENT
Soal menanyainya, pikirku, sama sekali bukanlah ide yang tepat. Sudah beberapa bulan belakangan ini, aku lihat ayah begitu temperamental. Itu juga datang ketika ia mulai keluar hampir setiap malam, dengan alasan “pamit nongkrong” dengan teman-temannya yang baru. Aku dan ibuku tak tahu siapa teman-teman itu. Tapi, yang jelas, kami berpikir bahwa orang-orang itulah yang membuat ayah berubah.
Kalau ditilik dari keadaan keluarga, kami sedang tak punya masalah sama sekali. Ibu juga jarang bertengkar dengan ayah. Soal keadaan ekonomi, bahkan keluarga kami entah mengapa punya kemampuan yang lebih dari biasanya. Semua kebutuhan kami tercukupi. Dan, berdasarkan cerita ayah, semua pekerjaannya di kantor kabupaten tempat ia bekerja lancar-lancar saja.
Dari situ aku dan ibu gelisah: apa yang sebenarnya terjadi pada ayah? Hal apa yang membuat ia sekarang begitu temperamental dan sering pergi tengah malam, padahal di rumah kami, tak ada masalah sama sekali dan kebutuhan kami semuanya tercukupi? Maka, aku dan ibu lantas mengambil kesimpulan paling pendek juga asal: ayah telah berselingkuh.
ADVERTISEMENT
***
Dengan kebulatan tekad, kuberanikan diri mengikuti ke mana ayah pergi malam itu. Itu juga kulakukan dengan terlebih dulu mengantongi restu ibu.
“Kau perlu cari tahu ke mana ayahmu pergi.” Katanya.
Maka berbekal perintah itu, aku mengikuti ke mana ayah berjalan, mengendap-endap. Dan, setelah berjalan cukup lama sambil sembunyi-sembunyi, sampailah ayahku di pantai yang tak jauh dari rumah kami. Kami memang tinggal di daerah pesisir.
Yang membuat aku kaget ialah sesampainya di pantai itu, ayah langsung menuju sebuah gua. Di sana, dengan tetap aku intip dari jauh, terlihat ayah langsung melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya, lalu bertelanjang bulat.
Di dalam gua tempat ayah bertelanjang itu, terdapat banyak sekali uang bertebaran di dekatnya. Tak jauh dari tempat uang-uang itu tergeletak, ayahku meletakkan sebuah lilin dan patung perempuan, mirip dengan patung Nyi Roro Kidul.
Ilustrasi gua. Foto: kumparan
Maka dengan tetap menahan diri untuk tak ikut pergi ke gua itu, kulihat ayahku melakukan semacam ritual sendirian. Kalau menghubungkan apa yang dilakukan ayah dengan uang bertebaran itu, juga patung Nyi Roro Kidul yang ada di dekatnya, kupikir ayah sedang melakukan ritual pesugihan.
ADVERTISEMENT
Dan, apabila kurawat pikiran tentang kemungkinan bahwa ayah telah berselingkuh, mungkinkah ia sedang berselingkuh dengan jin? Kemudian dari perselingkuhan itu, ia mendapatkan uang banyak yang sedang kulihat bertebaran di tanah saat itu juga, dan itulah yang menyebabkan keluarga kami akhir-akhir ini terasa seperti jadi orang yang kaya raya mendadak.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu tetap membuatku gelisah. Yang jelas, kegelisahan itu dilatarbelakangi oleh keadaan ayahku saat itu: melakukan ritual sambil bertelanjang bulat. Selain itu, dari jauh terlihat pula ayahku memperlakukan patung itu sebagaimana seyogyanya seorang pria memperlakukan wanita yang dicintainya: kadang kala, ayah terlihat merangkulnya, mengelusi rambutnya, dan—bahkan—menciuminya.
Maka, dengan tetap menyimpan rahasia besar tentang apa yang dilakukan ayah sebenarnya di dalam gua, pikiranku gentar dan aku memutuskan pulang ke rumah. Sesampainya di sana, aku masih belum tahu berita buruk macam apa yang hendak kukabarkan pada ibu.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini merupakan rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.