Kisah Seorang Perias yang Meninggal Tragis akibat Pesugihan Bedak Ayu

Konten dari Pengguna
11 September 2020 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bedak ayu (Foto: Soco)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bedak ayu (Foto: Soco)
ADVERTISEMENT
Siang itu, Dela kembali dihadapkan oleh amarah suaminya, Andre. Sudah dua tahun lamanya Dela menikah dengannya. Tapi, watak temperamentalnnya semakin hari semakin menjadi. Dialah yang selalu jadi sasaran empuk suaminya yang penuh utang itu.
ADVERTISEMENT
Alasan Andre yang suka marah-marah sebenarnya cukup rumit. Gajinya bekerja sebagai pelayan restoran tak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Ditambah, utangnya juga semakin menumpuk. Kemarin saja, Dela mendapat surat peringatan dari debt collector untuk segera melunasi utang yang dulu sempat dipinjam untuk kebutuhan hajat pernikahan.
Meski sering merasa sedih dimarahi terus, Dela sebenarnya juga merasakan keresahan yang sama. Anaknya yang masih balita butuh asupan susu dan popok. Tentu hal itu semakin menambah beban hidup mereka.
Yang bisa Dela lakukan hanyalah membantu suaminya mencari pemasukan. Ia memanfaatkan kemampuan meriasnya untuk melayani jasa MUA. Itupun hanya bisa menutup kebutuhan anaknya karena Dela tidak memiliki koneksi yang luas sehingga jasanya sebatas digunakan untuk mendandani acara wisuda dan Kartinian.
ADVERTISEMENT
Dela benar-benar tidak tahan dengan keadaan ini, terlebih dengan amarah suaminya yang bisa saja mencelakainya suatu hari nanti. Dela harus putar otak. Lelah berpikir, akhirnya Dela ingin curhat dengan salah satu temannya yang juga sesama MUA.
Dalam percakapan itu, Dela menumpahkan segala bebannya kepada Sari. Temannya mendengarkan baik-baik dan menenangkan sahabat karibnya yang menangis sesenggukan itu. Di tengah telepon, Sari memberikan sebuah saran yang berisiko kepada Dela.
“Aku tahu sebuah cara agar kamu bisa membayar utang, Del. Kamu harus melakukan pesugihan,” kata Sari.
“Memang bagaimana caranya Sar?”
“Aku pernah melakukan ini karena keuanganku sangat terhimpit waktu itu. Datanglah ke Mbah Bejo dan minta bedak ayu. Kalau sudah dapat, gunakan bedak itu untuk merias wajah klienmu. Dijamin, sekali kamu menggunakan itu, kamu akan kebanjiran pelanggan,” kata Sari meyakinkan.
Ilustrasi praktik perdukunan (Foto Aditia Noviansyah/kumparan)
Dela tertarik dengan saran Sari itu. Lagipula, tidak ada ruginya jika kliennya nanti memakai bedak itu. Toh, mereka juga pasti kelihatan cantik. Keesokan harinya, Dela mendatangi Mbah Bejo untuk meminta bedak ayu itu. Ia sudah tidak sabar mendapatkan klien dan uang yang banyak.
ADVERTISEMENT
---
Dela sudah melakukan saran dari Sari. Semalam, ia menemui Mbah Bejo dan meminta bedak ayu tersebut. Dan, benar saja. Setelah menyelesaikan riasan dari acara wisuda hari ini, Dela mendapat banyak permintaan merias.
Sejak itu, Dela dikenal sebagai MUA berbakat. Dia memiliki nama yang besar sehingga klien-kliennya pun juga memiliki nama besar. Pernah suatu saat ia merasa terhormat untuk mendandani seorang artis papan atas di hari pernikahannya. Yang pasti, Dela sudah terkenal di kalangan MUA.
Atas pencapaiannya itu, Dela akhirnya bisa melunasi utang keluarganya. Bahkan, sekarang suaminya tak perlu lagi susah payah bekerja karena penghasilan Dela lebih dari cukup untuk membeli susu dan popok.
Dela juga tak perlu khawatir lagi karena Andre sudah tidak pernah marah-marah lagi. Keluarganya kini hidup bahagia. Di titik ini, Dela memutuskan untuk menghentikan pesugihannya. Dia merasa kalau namanya yang besar sudah cukup membantunya melanjutkan hidup.
ADVERTISEMENT
Terlebih, tabungannya sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarganya hingga sepuluh tahun ke depan. Dela merasa melakukan pesugihan terlihat sebagai cara yang rendah untuk mendapatkan uang.
Tapi, keputusan itu nampaknya salah besar. Hasil riasan Dela menjadi sangat jelek tanpa bedak ayu. Banyak kliennya yang komplain karena merasa dirugikan. Sudah bayar mahal tapi hasilnya tak lebih dari hasil riasan kampungan.
Akibatnya, insiden klien yang banyak komplain itu menjadi bahasan di dunia maya. Bagaimana tidak, seorang MUA kondang tiba-tiba kehilangan bakat meriasnya. Mereka mencaci dan memaki Dela habis-habisan.
Skandal yang demikian menjadi makanan empu bagi media-media yang suka meliput gosip artis. Jadilah nama Dela tercemar. Bahkan, saking jelek namanya, rumah Dela sampai harus dilempari tai oleh orang-orang yang membencinya.
Ilustrasi gantung diri (Foto: Media Indonesia)
Kejadian itu tentu berimbas kepada pekerjaannya. Semakin hari, tidak ada yang mau menyewa jasanya. Dela dan suaminya sudah menganggur sekarang. Tapi, Dela tidak tahan dengan omongan orang. Sampai saat menganggur pun, caci dan maki tidak berhenti diberikan kepadanya.
ADVERTISEMENT
Hal itu membuatnya frustasi. Bagi Dela, image yang jelek di masyarakat itu adalah bencana besar. Sangat sulit untuk memperbaikinya apalagi mengembalikannya.
Dela tak bisa mengenyahkan pikiran bahwa sosok dirinya akan selamanya dianggap pembohong di mata orang. Pikiran itu sangat menganggu Dela. Ia sudah putus asa. Ia mengambil kursi dan tali. Dela memutuskan mengakhiri hidupnya daripada hidup dalam kesengsaraan.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.