Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Misteri Ayam Jantan Berjari 5 untuk Tumbal Pesugihan Jenglot
24 Maret 2020 20:48 WIB
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pak Dirman memandangi toko bangunannya dengan perasaan ketar-ketir, pasalnya dalam seminggu ia harus melunasi utang-utang ke bank untuk pembayaran gedung dan memperpanjang perizinan, kalau utang tersebut tidak dibayar sebagai ganjarannya ia harus rela kehilangan toko yang sudah ia rintis bersama keluarga kecilnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Pak Dirman sadar di kota ia tidak punya siapa-siapa dan jika balik ke kampung untuk meminjam uang rasanya bukan menjadi pilihan yang baik, karena ia malu sudah menjual tanah milik orang tuanya di sana, dan kabur ke Jakarta untuk menikahi istrinya sekarang, Sri.
Ia juga berpikir kalau pilihan terburuk harus menjual toko ini, lantas kehidupan sehari-hari akan didapat darimana, tidak tamat SMP membuat Dirman bingung jika harus mencari pekerjaan lain.
Malam itu karena suntuk dan ingin menghilangkan stres, ia memutuskan untuk kumpul dengan teman-temannya di warung kopi pinggiran rumah.
Di sana ia berusaha untuk masuk ke dalam percakapan dan tidak memperlihatkan kebingungan. Namun, salah satu temannya, Bejo menyadari jika ada yang tidak beres dengan Dirman.
ADVERTISEMENT
“Woi lu kenapa, banyak pikiran banget kayanya,” ucap Bejo.
“Ah enggak biasa aja gue, ngantuk aja ini belum kena kopi,” jawabnya
Sekitar pukul 01.00 pagi akhirnya mereka balik ke rumah masing-masing, di perjalanan pulang karena satu arah dengan rumah Bejo akhirnya Dirman memberanikan diri untuk bicara dengan Bejo toh juga dia sudah sangat lama kenal dan akrab.
“Jo sebenarnya gue lagi bingung banget, toko harus dijual karena utang yang belum lunas, mau bilang ke istri rasanya juga engga ngebantu. Bener-bener deh gue enggak tau sekarang harus gimana,” ucapnya dengan resah.
“Wah kalau minjemin uang juga lu tau uang gue juga pas-pasan, tapi gue tahu Dir gimana bisa dapetin uang dengan cepat,” lantas Bejo mendekati Dirman dan berbicara dengan pelan-pelan.
ADVERTISEMENT
“Ah gila aja lu Jo, engga percaya gue pakai cara pesugihan kaya gitu, usaha aja susah setengah mati. Masa ada dapat uang dengan cepat,” pungkasnya.
“Yah lu tuh kalau dikasih tahu malah kaya gitu, itu buktinya temen gue Dir sekarang dia malah calonin diri jadi pejabat dari si duit pesugihan , kalau mau besok gue anter ke orang saktinya,” saran dia.
Sampai di rumah Dirman terus-menerus memikirkan omongan si Bejo, di tempat tidur ia membalikkan tubuhnya ke kanan-kiri karena resah hingga sang istri mengingatkan untuk tidur.
Sambil menatap langit-langit kamar akhirnya Dirmo memutuskan untuk mengikuti saran temannya, lagipula dia tidak ada kerjaan sampingan dan alternatif lain untuk membayar utang tersebut.
ADVERTISEMENT
Keesokan sore mereka berdua berkunjung ke rumah orang sakti yang dibilang Bejo kemarin
“Nanti lu panggil aja Mbah Tio terus jelasin kebutuhan datang ke sana apa,” ucapnya mengingatkan.
Dalam hati Dirman berpikir namanya seperti bukan orang sakti pada umumnya yang terdengar tua, apa benar dia bisa mengabulkan permintaan ya.
Hal-hal seperti itu lantas langsung ditepis dari pikiran Dirmo saat sudah sampai di depan sebuah rumah tua yang terbuat dari anyaman bambu. Penerangan dari rumah hanya berasal dari lilin dan lampu remang-remang yang mungkin hanya 5 watt.
Mereka masuk dengan hati-hati, di dalam rumah tersebut tercium bau kemenyan yang sangat kuat. Di tengah ruangan terlihat seorang kakek dengan blankon coklat di kepala lengkap dengan baju dan celana serba hitam. Mereka duduk di depan kakek tersebut.
ADVERTISEMENT
“Mbah, ini saya sama teman saya datang untuk meminta sesuatu,” ucap Bejo.
Karena pertama kalinya Dirman ke tempat seperti itu, ia memperhatikan si mbah dengan seksama, mulutnya bergoyang-goyang mengucapkan sesuatu yang tidak jelas terdengar, tanggannya berputar di atas sebuah arang yang telah diberikan minyak dalam botol kecil. Tiba-tiba saja si mbah terhentak dengan keras dan membuka matanya.
Sontak Dirman dan Bejo dibuat kaget bukan kepalang.
“Saya tahu kalian datang kesini untuk meminta kekayaan kan, jika kamu benar-benar ingin apa sudah siap menerima segala risiko yang diberikan,”
Saat itu juga Bejo mencolek pundak Dirman untuk memastikan jika temannya menyetujui.
“Iya mbah saya sudah siap dengan segalanya dan sudah membawa mahar yang harus dibayar,” ucap Dirman.
ADVERTISEMENT
Setelah itu si mbah mengeluarkan sebuah benda dari kotak berwarna hitam. Di dalamnya terdapat sebuah benda menyerupai ranting tetapi berbentuk seperti manusia, ada rambut, kaki, tangan, serta 2 gigi taring dibagian depan. Ya, benda tersebut tak lain tak bukan adalah jenglot.
“Kamu mau minta uang berapa?,” tanya si mbah dengan santai
“Anu mbah Rp 500 juta,” jawab Dirman.
Selanjutnya si mbah menyerahkan selembar kertas dan menyuruh Dirman untuk menulis keinginannya di atas kertas tersebut. Tak lama minyak dari kembang 7 rupa dan darah hewan dicampur oleh si mbah untuk diberikan kepada jenglot tersebut. Aneh bukan? Tapi yang dilihat Dirman itu seperti nyata, lama-kelamaan cairan yang diracik mbah habis diminum oleh si jenglot pesugihan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Mbah Tio membakar kertas yang sudah ditulis oleh Dirman. Tak disangka, setelah itu, kejadian yang tidak pernah dialami Bejo dan Dirman terjadi.
Dari atap rumah Mbah Tio turun jutaan uang ratusan ribu menutupi semua lantai bambu.
Sontak Dirman dan Bejo kegirangan bukan main, hingga membuat mereka lompat-lompat kecil di atas uang tersebut. Namun tak lama di samping kertas yang dibakar tadi terdapat tulisan dari darah yang bunyinya seperti ini
“Ayam jantan berkaki ceker lima”
Tulisan tersebut membuat Dirman kebingungan, pasalnya yang ia ketahui jari ayam biasanya hanya ada 4. Mbah Tio pun menyebut jika itu syarat permintaan jenglot sebagai ganti dari yang telah diberikan, suka atau tidak, dilakukan atau tidak, hal tersebut harus dipenuhi. Bila tidak dilakukan, akan terjadi dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Mereka pun membawa uang pesugihan tadi dengan hati senang juga kebingungan karena Dirman tidak tahu harus mencari ayam seperti itu dimana.
***
Tak lama setelah kejadian itu, usaha Dirman mulai bangkit seperti semula. Ia bisa membayar utang ke bank, memperpanjang izin bangunan hingga merenovasi tokonya menjadi baru. Perlahan tapi pasti toko Dirman kembali diminati, orang-orang banyak yang membeli di sana. Setiap hari ia selalu mendapat untung lebih dari hasil penjualan.
Karena keberhasilannya, Dirman lupa untuk memenuhi syarat yang diminta jenglot waktu itu, untuk mencari ayam berjari 5. Ia sudah terlena dan menganggap toh ia melakukan pesugihan tersebut tidak gratis dan sudah membayar ke mbah Tio.
Hingga suatu saat kejadian yang membuat dadanya sesak bukan main terjadi. Ia menyesal seumur hidup ketika mendengar anak lelaki semata wayangnya meninggal dalam kecelakaan motor. Dari sana Dirman menyadari jika ayam ceker lima itu adalah manusia. Dan jenglot telah mengambil anaknya sebagai imbalan.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini merupakan reka ulang dari kisah yang berkembang di masyarakat. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.
Live Update
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini