Pesugihan di Ngujang, Berharap Cepat Kaya dengan Memelihara Kera

Konten dari Pengguna
15 Februari 2020 18:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejumlah Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) mencari makan di Taman Nasional Baluran, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (31/7/2019). Foto: Antara/Budi Candra Setya
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) mencari makan di Taman Nasional Baluran, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (31/7/2019). Foto: Antara/Budi Candra Setya
ADVERTISEMENT
Sebagian orang masih meyakini pesugihan menjadi salah satu cara untuk mencapai kekayaan. Cara ini dianggap jalan pintas dengan melibatkan makhluk gaib, bahkan ada yang rela bersekutu dengan setan.
ADVERTISEMENT
Mitosnya di Jawa Timur tepatnya di Ngujang, Tulungagung ada sebuah pesugihan yang melibatkan kera atau monyet yang bisa membuat seseorang cepat kaya. Syarat melakukan pesugihan ini, pelaku harus merelakan dirinya menjadi tumbal untuk makhluk gaib di sana.
Setelah itu diberikan seekor kera untuk dipelihara, kera inilah yang dipercaya akan memberikan sumber kekayaan kepada si pemuja pesugihan. Mitosnya, ada tata cara khusus berupa perjanjian-perjanjian yang harus dipenuhi saat melakukan ritual Ngujang.
Salah satunya, pelaku harus bersedia menjadi penghuni makam Ngujang dan berkumpul bersama kera-kera yang ada di sana. Warga sekitar meyakini kera tersebut jelmaan dua orang santri yang dikutuk oleh kiai karena membangkang.
Ceritanya, suatu hari ada dua orang anak santri (perempuan dan laki-laki) pondok pesantren yang sedang bermain di area makam, diketahui santri tersebut sengaja membolos dari pengajian untuk bermain-main di tempat yang kini dijadikan pesugihan.
ADVERTISEMENT
Tak berapa lama datang kiai yang mengajar mereka menegur dua bocah tersebut dan dipercaya mengeluarkan kata-kata kutukan yang membuat dua santri menjadi seekor kera.
Cerita lain ada yang menyebut kera-kera di Ngujang adalah sosok mereka yang dahulunya melakukan ritual karena telah berajanji untuk menjadi tumbal seumur hidup. Singkatnya, monyet itu adalah jelmaan siluman.
Diakui banyak versi mitos yang berkembang. Kisah lainnya, kera-kera tersebut dilindungi hal gaib karena milik murid kesayangan Sunan Kalijaga yaitu Eyang Sentono Renggo. Dia adalah sosok yang juga melakukan babat alas di Ngujang, Tulungagung.Karena dilindungi gaib, maka dianjurkan masyarakat tidak menganggu kera-kera tersebut.