Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Pesugihan Juragan Batik yang Jadi Siluman Anjing
18 Agustus 2020 17:27 WIB
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Orang-orang desa Langenharjo dihebohkan dengan penemuan salah seorang warganya yang terbujur kaku di pematang sawah. Sutrisno lelaki paruh baya itu meninggal dengan tubuh penuh lebam. Ia telah menghilang sejak dua hari lamanya, sejak pamit bekerja di juragan batik Mulyo Dimejo. Sebelum matahari terbenam biasanya ia sudah pulang ke rumah. Namun, pada hari nahas itu jejaknya tak membekas sama sekali.
ADVERTISEMENT
Kematian Sutrisno menimbulkan tanda tanya besar. Polisi yang menyelidikinya pun tak mampu mengungkap ihwal penyebabnya.
Sebelumnya di kampung itu juga telah terjadi rentetan peristiwa tak masuk akal. Selain Sutrisno, ada kejadian kematian tak wajar pada seorang warga bernama Juminem yang juga ditemukan tewas di kandang sapi. Ada bekas gigitan di lehernya. Juminem mati kehabisan darah.
Cerita lain juga terekam dari seorang warga bernama Paijo. Suatu malam, Paijo lari terbirit-birit di pematang sawah. Ia merasa dikejar seekor anjing besar ketika sedang mengairi sawahnya. Meski begitu, beberapa orang petani lain yang menyaksikan kejadian itu, tak melihat sama sekali jika ada seekor anjing besar sedang mengejar Paijo.
Sejak kejadian itu warga desa gelisah. Mereka hidup di bawah ancaman ketakutan. Mereka tak tahu siapa musuh yang dihadapi. Segala hal yang terjadi di desa itu penuh dengan misteri.
ADVERTISEMENT
**
Di desa itu tinggal seorang juragan batik kaya raya. Produknya menggunakan merk batik Mulyo Dimejo sebagaimana nama sang pemiliknya. Ketenaran merk batik itu sudah meluas di dunia nyata maupun jagat maya. Tak butuh waktu lama Mulyo Dimejo membangun usaha itu mulai dari nol hingga mampu ekspor ke mancanegara.
Rumah tinggal yang sekaligus jadi rumah produksi pun berkembang meluas. Mulyo Dimejo mampu membeli tanah di sekitarnya dan membangunnya dengan megah. Halamannya yang luas mampu menampung bus-bus wisata yang mampir ke rumah produksinya. Di bagian belakang rumah utama, dibangunnya pondok wisata dengan banyak kamar yang disewakan untuk wisatawan.
Lompatan besar telah diraih Mulyo Dimejo hanya dalam kurun waktu satu tahun. Sebelumnya ia hanya memproduksi kain batik cap yang disetorkan ke pedagang di Pasar Beringharjo. Sepeda ontel media transportasi untuk pengiriman kain batik pun kini telah berubah wujud menjadi sebuah mobil MPV mewah Toyota Vellfire terbaru.
ADVERTISEMENT
**
Beberapa warga desa mulai menghubung-hubungkan rangkaian peristiwa misterius dengan usaha batik Mulyo Dimejo. Mereka menduga ada sesuatu hal gaib telah dilakukan Mulyo Dimejo hingga ada perubahan drastis terhadap usaha batiknya. Namun, dugaan warga desa ini sulit untuk dibuktikan.
Hingga suatu malam. Sekelompok warga desa yang sedang melakukan ronda keliling wilayah desa bertemu dengan seekor anjing besar. Mereka terheran, karena tak satupun warga disitu yang memelihara anjing.
Rasa penasaran membawa mereka melakukan pengejaran. Bahkan hampir seluruh lelaki di desa itu keluar rumah ikut bergabung. Suara kentongan dipukul bertalu-talu, sebagai simbol adanya tanda bahaya. Seluruh warga mencari anjing jadi-jadian itu.
Seorang warga melihat sekelebat anjing itu masuk ke pekarangan rumah Mulyo Dimejo. Orang-orang yang membawa berbagai jenis senjata terus mengejar, menelisik seluruh isi rumah Mulyo Dimejo. Anjing itu kemudian dikepung warga. Lantaran diduga menjadi pelaku pembunuhan, anjing itu nyaris dipukuli masa.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya warga desa mendapati anjing itu berubah menjadi Mulyo Dimejo. Dirinya terengah-engah. Dengan napas sengal ia meminta maaf. Ia mohon ampun dan mengakui bahwa seluruh peristiwa misterius di desa itu adalah akibat dari kelakuannya melakoni ilmu hitam pesugihan .
Warga kemudian membawanya kepada kepala desa untuk selanjutnya diadili. Mulyo Dimejo kemudian dihukum penjara seumur hidup atas kesalahan yang telah ia perbuat.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan tempat dan kejadian hanyalah kebetulan belaka.