Adakan Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas untuk LPHD Binaan Yayasan Palung

Petrus Kanisius
Bekerja di Yayasan Palung
Konten dari Pengguna
17 Maret 2022 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Petrus Kanisius tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Saat Praktek pembuatan pupuk organik. (Foto : Robi/Yayasan Palung).
zoom-in-whitePerbesar
Saat Praktek pembuatan pupuk organik. (Foto : Robi/Yayasan Palung).
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada tiga kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Palung diantaranya pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) binaan yang dilakukan pada (12/3/2021) di Gedung Serba Guna Padu Banjar, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara.
ADVERTISEMENT
Tiga kegiatan yang dilakukan tersebut antara lain adalah Pelatihan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB), Pembuatan pupuk organik padat dan cair, serta teknik memperbanyak herbisida (racun rumput), kata Robi Kasianus, selaku Asisten field Officer Program Hutan Desa Yayasan Palung.
Serangkaian kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang PLTB dan pembuatan pupuk organik, kata Robi.
Dalam kegiatan ini Yayasan Palung bekerjasama dengan DAOPS Manggala Agni Kalimantan X / Ketapang, Skeretaris Desa, LPHD dan Masyrakat Peduli Api (MPA) dari Desa Padu Banjar dan Pulau Kumbang.
Pada pelatihan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB), sebagai pelatih adalah M. Nasir dari Manggala Agni. Sedangkan sebagai pemateri untuk pelatihan pembuatan pupuk organik adalah Asbandi dari Yayasan Palung.
ADVERTISEMENT
Pelatihan PLTB terlebih dahulu dilakukan dengan pemaparan materi dan diskusi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para peserta. Adapun materi yang disampaikan yaitu tentang kebakaran, pencegahan kebakaran, dan proses Pemukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Dalam kegiatan ini, Manggala Agni Daops Ketapang memperkenalkan produk asap cair atau cuka kayu untuk pembukaan lahan tanpa bakar. Asap cair merupakan cairan organik yang dihasilkan dari proses kondensasi asap pembakaran biomassa seperti potongan kayu. Alat yang digunakan dalam pelatihan PLTB adalah alat pembuatan cuka kayu. Proses pembuatan cuka kayu dalam pelatihan PLTB yang disampaikan kepada peserta meliputi: Penebasan lahan, pengumpulan hasil tebasan (potongan kayu), Memasukkan potongan kayu ke dalam alat pembuatan cuka kayu, Melakukan pembakaran dan Melakukan penyulingan dari asap hasil pembakaran, tutur Robi.
Praktek pembuatan cuka kayu (asap cair), sebagai narasumber adalah M. Nasir dari Manggala Agni Kalimantan X / Ketapang . (Foto : Robi/Yayasan Palung).
Kegiatan selanjutnya adalah materi dan pembuatan pupuk organik yang disampaikan Asbandi. Kegiatan diawali dengan pemaparan sedikit materi. Selanjutnya dilakukan kegiatan pembuatan pupuk menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan. Alat yang digunakan berupa cangkul, terpal dan parang. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu kotoran sapi, arang sekam, bongkol pisang, rumput kering, rumput basah, gula, EM4, dan rebung.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan pupuk dilakukan dengan cara mencampur seluruh bahan yang ada. Setelah 7 minggu, bahan organik yang dicampur tadi dapat digunakan sebagai pupuk.
Selanjutnya, juga Asbandi sebagai pemateri mengajak para peserta pelatihan yang hadir untuk membuat pupuk organik cair / Mikroorganisme Lokal (MOL).
Proses pembuatan MOL tersebut dilakukan dengan memanfaatkan bahan berupa gula pasir dan batang pisang. Batang pisang dipotong hingga menjadi bagian kecil, selanjutnya potongan batang pisang dan gula pasir dengan perbandingan 50:50 dimasukan ke dalam wadah tertutup (toples). setelah 2 minggu kemudian, MOL siap digunakan.
Adapun Peserta yang hadir berjumlah 27 orang yang terdiri dari; Manggala Agni : 3 orang (1 orang sebagai pemateri), dari Pemerintah Desa Padu Banjar: 1 (SekDes), dari Desa Padu Banjar: 14 orang dan dari Desa Pulau Kumbang: 9 orang.
ADVERTISEMENT
Di akhir kegiatan pelatihan, DAOPS Manggala Agni Kalimantan X / Ketapang menyerahkan satu unit alat pembuat asap cair kepada Edi Rahman selaku Direktur konservasi Yayasan Palung. Selanjutnya alat tersebut diserahkan kepada LPHD Padu Banjar agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung