Berkenalan dengan Kelempiau Si Sirene Hutan

Petrus Kanisius
Bekerja di Yayasan Palung
Konten dari Pengguna
10 Maret 2022 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Petrus Kanisius tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hylobates albibarbis (Kelempiau Si Sirene Hutan) di habitat hidupnya berupa hutan. (Foto : Erik Sulidra-Yayasan Palung).
zoom-in-whitePerbesar
Hylobates albibarbis (Kelempiau Si Sirene Hutan) di habitat hidupnya berupa hutan. (Foto : Erik Sulidra-Yayasan Palung).
ADVERTISEMENT
Siapa yang pernah dengar suara si sirene Hutan (Kelempiau) saat menyambut pagi ?
ADVERTISEMENT
Saban waktu Kelempiau atau owa tidak pernah lelah untuk membunyikan suaranya (sirenenya) yang mendominasi di hutan rimba.
Seolah, suara itu menjadi penanda waktu kepada semua bahwa saatnya untuk bangun dan beraktifitas. Suara kelempiau bisa terdengar 1 hingga 2 kilometer.
Primata cantik ini memiliki nama latin Hylobates spp, paling tidak ada 9 jenis dalam suku Hylobates yang tersebar di sepanjang Selat Malaka, yaitu mulai dari Malaysia, Brunei, dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri primata ini tersebar di tiga pulau besar yaitu Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Didalam jurnal “Behavioural Ecology of Gibbons (Hylobates albibarbis) in a Degraded Peat-Swamp Forest” yang ditulis oleh Susan M. Cheyne, menyebutkan; di Kalimantan saja ada dua spesies kelempiau yaitu Hylobates muelleri yang terbentang hampir di seluruh pulau Kalimantan kecuali dibagian barat daya seperti di sepanjang Sungai Kapuas yang dominan dihuni oleh kelempiau spesies Hylobates albibarbis , (Mengutip dalam tulisan Syainullah, YP).
ADVERTISEMENT
Kera kecil yang lincah ini jika di hutan selain sebagai penanda waktu, ia juga sebagai petani hutan. Setelah makan, biasanya kelempiau menyebarkan biji-bijian dari sisa-sisa yang ia makan. Biji-bijian itulah yang selanjutnya tumbuh menjadi tajuk-tajuk pepohonan.
O ya, kelempiau dikenal sebagai primata yang setia sepanjang hidupnya lho, hanya maut yang bisa memisahkannya dengan pasangannya. Tubuh kelempiau berukuran kecil, beratnya 5-6 kilogram, kepala dan tubuh beurukuran antara 420-470 mm, kaki belakang 128-150 mm. Masa hidup kelempiau rata-rata 30-35 tahun di alam liar.
Kelempiau masuk dalam daftar satwa yang terancam punah, menurut daftar IUCN Red List. Kelempiau juga masuk dalam daftar satwa yang dilindungi menurut UU no 5 tahun 1990.
Tulisan ini diolah dari berbagai sumber
ADVERTISEMENT
Petrus Kanisius-Yayasan Palung