Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Akibat Pasang Susuk: Ada Apa dengan Sekar? (Part 9)
20 Oktober 2020 12:07 WIB
Tulisan dari Didit Galaraka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akibat Pasang Susuk: Ada Apa Dengan Sekar?
Suaranya kering dan serak ditambah rasa sakit yang terasa sangat mengganggu bagi Sekar. Suara itu lebih buruk dibanding suaranya dulu sebelum datang meminta bantuan Kadi.
ADVERTISEMENT
“Yang, suara kamu kenapa?”, Dodi panik ketika mendengar istrinya bicara.
Sekar berkata meskipun berat, “Sa…,sakit”. Sambil memegang tenggorokannya dan mengerenyitkan dahinya menandakan bahwa ia merasakan sakit yang luar biasa.
“Iya…,Iya habis semua barang dimasukin ke rumah, kita ke dokter ya! Kita periksa tenggorokan kamu!”. Ucap Dodi yang khawatir akan keadaan istrinya.
***
“Pita suara istri bapak ini rusak. Dari gejala yang ada, rusaknya ini parah dan sudah lama. Kemungkinan istri bapak ini pernah berteriak berlebihan dalam waktu yang lama”. Terang dokter yang memeriksa Sekar.
Dodi melirik sedikit ke arah istrinya yang sedang menahan sakit. Dalam benaknya ia bertanya-tanya. “Rusaknya sudah lama? Teriak berlebihan? Kapan?”. Dodi simpan pertanyaan itu dalam hatinya dan akan ia tanyakan ketika Sekar sembuh sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Dokter memberi Sekar obat dan memintanya untuk mengistirahatkan suaranya supaya tidak terjadi hal yang lebih parah dari kondisi Sekar saat ini.
**
Siang itu berlalu. Sekar lekas meminum obat itu dan mengistirahatkan suaranya. Dodi mengerti keadaan istrinya. Ia selalu support untuk kesembuhan Sekar. Namun ada yang masih mengganjal di hati Dodi. Yaitu selama ia kenal Sekar dari awal ia tahu ketika melihat Sekar di panggung, ia tidak pernah melihat bahkan mendengar kabar kalau Sekar suka berteriak-teriak berlebihan. Bahkan pekerjaan Sekar waktu itu jauh dari memaksakan untuk teriak berlebihan. Tak pikir panjang, Dodi dan Sekar memutuskan untuk tidur tepat pukul 10 malam setelah menunggu Yudha, bayi kecil buah hati mereka tertidur pulas.
ADVERTISEMENT
“Bambung hideung
Bara-bara teuing diri
Leuheung bari dianggo ka suka galih
Situ pinuh balong jero
Bebendon sareung bebendu unggal ti salira ju…ag
Awiiii teh pangajul buah
Lantaran ti kitu”.
Dodi terbangun karena mendengar suara sinden yang menggema di seluruh ruangan kamar. Suara itu dikenalnya. Itu adalah suara Yani. Dodi lalu melihat ke samping ranjang, ia hanya melihat Yudha sedang tertidur pulas disana. Dan Sekar... Sekar sudah berada duduk di depan meja riasnya dengan kondisi rambut yang sudah menjuntai acak-acakan.
“Sayang…,Sayaang”. Dodi mencoba memanggil Sekar namun ia tetap terpaku melihat ke arah cermin di meja rias itu sambal bibirnya terus melantunkan lagu “Bangbung hideung”. Yang mana lagu “Bangbung hideung” menurut kepercayaan orang sunda adalah lagu pemanggilan arwah-arwah yang bergentayangan.
ADVERTISEMENT
Setelah melihat keadaan Sekar seperti itu, Dodi akhirnya tersadar bahwa Sekar tengah kerasukan Yani.
“Yani? Kenapa kamu masuk ke tubuh istriku?”. Tanya Dodi.
Sosok Yani yang berada dalam tubuh Sekar lantas menoleh perlahan ke arah Dodi yang berada di sampingnya. Namun seketika itu Sekar pingsan.
Dodi menangkap tubuh istrinya yang lemas lalu ia membawanya ke atas ranjang. Dodi semakin terheran dengan istrinya. “Mengapa Yani bisa masuk ke tubuh Sekar?”.
Keesokan harinya berjalan seperti biasa. Dodi bekerja sementara Sekar mengurus Yudha di rumah. Sebelum berangkat kerja Dodi sempat menanyakan kejadian semalam kepada Sekar. Namun ia menjawab dengan mengisyaratkan bahwa dia tidak tahu kejadian itu.
Dodi yang berharap pertanyaannya itu dijawab dengan kata-kata ternyata hanya dijawab dengan isyarat. Itu menandakan kalau suara Sekar masih belum sembuh. Dodi mengerti akan hal itu namun masih ada kebingungan di hatinya. Suara yang keluar dari mulut Sekar semalam adalah benar-benar suara Yani.
ADVERTISEMENT
Di rumah bertipe 36 itu Sekar sendiri yang mengurus Yudha kecil. Dari mulai memandikan, ganti popok, menyusui, sekaligus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti memasak & membersihkan lantai.
Di rumah itu baru satu kamar yang dipakai. Sementara satu kamar lainnya dipakai untuk menyimpan barang-barang (red: Gudang). Di ruang tengah terlihat lemari baju berbahan kayu jati yang disimpan tepat di samping meja Televisi. Lemari itu berukuran sedang. Masih ada ruang untuk mencapai ke plafon rumah. Seukuran duduknya orang dewasa.
Pagi itu setelah menyusui Yudha, Sekar bergegas untuk melanjutkan pekerjaan rumah dan yang pertama akan dikerjakan Sekar adalah membersihkan lantai (red: Ngepel). Sekar memulai membersihkan lantai dari belakang rumah tempat menjemur pakaian ke depan.
ADVERTISEMENT
Ketika asyik mengepel itu, Sekar dikagetkan dengan suara barang terjatuh di gudang.
“Bruaakkk…,Brukk…,Brukk”. Terdengar banyak barang yang terjatuh.
Sekar lantas menyenderkan alat pelnya ke dinding lalu melihat keadaan di gudang. Sekar membuka pintu gudang, dan dia melihat tak ada barang yang terjatuh. Semua ada dalam posisinya masing-masing. Tapi jelas tadi Sekar mendengar suara barang terjatuh.
Sekar menutup lagi pintu gudang itu dan, “Uhuk..uhuk..uhuk”. terdengar suara orang batuk ketika pintu gudang itu tertutup. Sekar yang terkejut lalu membuka lagi pintu gudang dan dia tidak mendapatkan siapa pun disana.
Sekar mulai mempunyai perasaan yang aneh. Dia menyangka kalau itu adalah rumah angker yang memang diberikan oleh perusahaan tempat Dodi bekerja yang awalnya sudah lama tak berpenghuni.
ADVERTISEMENT
***
Di kantornya, Dodi mencurahkan apa yang dialami istrinya semalam kepada seorang temannya yang memang dikenal juga sebagai ahli spiritual. Luthfi namanya. Teman sekantor Dodi yang juga dijadikan Dodi sebagai tempat curhat atau sharing seputar bahasan spiritual setelah tragedi Dodi diganggu oleh Yani dulu.
Itulah mengapa, semalam Dodi berhasil mengatasi ketakutannya ketika Sekar dirasuki arwah Yani.
“Fi, ada yang aneh dari istri gue. Kemarin waktu pindahan dari kampung awalnya baik-baik aja. Tapi pas udah sampe rumah suaranya mendadak serak, kayak nenek-nenek. Emang sih gue bawa ke dokter buat dicek hasilnya emang ada luka di pita suaranya. Kata dokter istri gue pernah teriak berlebihan dalam waktu yang lama. Tapi aneh deh! Selama gue kenal dan dari awal gue tau banget dia, perasaan suaranya baik-baik aja. Apalagi semalem dia kerasukan arwah temen SD gue si Yani yang gue ceritain ke elu dulu”. Keluh Dodi kepada Luthfi.
ADVERTISEMENT
Mendengar keluhan Dodi, Luthfi memperhatikannya seakan menerawang apa yang terjadi pada Dodi.
“Gue rasa si Yani ini ngikutin bini lu di tengah perjalanan kalian kesini. Intinya si Yani ini bermasalah sampe-sampe dia balik lagi ke bini lu yang sebelumnya dia tinggal di barang yang selalu istri lu bawa-bawa”. Terang Luthfi.
“Nanti malem pasti dia muncul lagi”. Lanjut Luthfi.
Mendengar penjelasan dari Luthfi, Dodi hanya ingat barang yang selalu Sekar bawa adalah sebuah wadah kosmetik yang ia pun jarang memeriksanya.
“Wadah kosmetik itu maksud lu?”. Tanya Dodi.
“Barang yang ada di dalemnya. Disana Yani awalnya tinggal”. Jawab Luthfi dengan singkat.
Dodi semakin dibuat bingung oleh keadaan. Ternyata masih banyak hal terpendam yang belum ia ketahui tentang Sekar. Bukannya emosi karena disembunyikan hal yang menurutnya penting, Dodi malah merasa kasihan kepada Sekar. Dia ingin terus menjaga Sekar dan men-support Sekar sampai benar-benar sembuh.
ADVERTISEMENT
BERSAMBUNG...
Subscribe untuk mendapatkan notifikasi cerita selanjutnya !!!
Bagi yang ingin membawakan cerita ini di Channel Youtube, dengan senang hati kami persilahkan dengan catatan mencantumkan sumber cerita ke channel youtube "Podcast Horor Demit"
Lebih akrab bersama author cerita: IG @aditiqbal_fer
Lebih akrab bersama channel youtube Podcast Horor Demit di LINK INI