Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Akibat Pasang Susuk: Memusnahkan Iblis (Part 10) (Tamat)
22 Oktober 2020 14:09 WIB
Tulisan dari Didit Galaraka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akibat Pasang Susuk: Memusnahkan Iblis
Dodi pulang.
Sepulang dari kantor ia mencium kening istrinya. Tak ada marah sedikitpun dari Dodi kepada istrinya. Dalam hatinya hanya ada kasih sayang yang besar kepada Sekar. Tapi tetap, Dodi akan menunggu saat malam nanti ketika Yani merasuki Sekar. Kalau memungkinkan dia akan bertanya pada Yani apa yang sebenarnya terjadi. Setelah semua informasi ia dapatkan, Dodi berencana untuk membuang paksa Yani dari tubuh Sekar. Kalau perlu ia akan meminta bantuan temannya, Luthfi. Untuk membakar iblis yang menyerupai Yani itu.
ADVERTISEMENT
Malam semakin larut.
Dodi menunggu-nunggu saat Yani datang. Malam itu dia pura-pura tertidur untuk melihat Sekar kerasukan.
Setelah Yudha tertidur, Sekar pun tertidur pulas. Tepat pukul 12.00 malam tubuh Sekar mulai bereaksi. Tubuhnya bergetar. Matanya membelalak seakan-akan hampir keluar dari kelopaknya. Tatapannya kosong. Rambutnya menjuntai. Ia terbangun seketika dalam posisi duduk. Dodi melihat kengerian itu dari matanya yang sedikit ia pejamkan.
Mulut Sekar perlahan terbuka dan melantunkan kidung Bangbung Hideung. Suara seraknya hilang berganti dengan suara Yani. Dodi masih memperhatikan kejadian itu. Perlahan.. kepala Sekar menoleh ke arah Dodi dengan tatapan kosongnya. Tak lama Sekar lalu menoleh ke arah meja rias yang berada tepat di samping kirinya. Dia bangkit dan berjalan perlahan menuju meja rias itu.
ADVERTISEMENT
Lantas Sekar duduk di kursi dan menghadap ke cermin di meja rias itu. Tangannya seperti merogoh sesuatu yang ada di dalam laci meja. Dia mengambil gunting dan memegangnya seperti akan menusuk sesuatu. Melihat apa yang terjadi, Dodi beranjak karena khawatir akan melukai Sekar.
“HEY..,HEY..,YANI MAU NGAPAIN KAMU?”, Teriak Dodi kepada sosok yang berada dalam tubuh Sekar.
Dari cermin terlihat senyuman menyeringai dari Sekar. Dia lalu berbalik dengan gunting yang sudah diacungkannya ke arah Dodi.
“KADI, KAMU, ISTRIMU. SEMUA INI GARA-GARA KALIAN”, Ucap Yani sambil mengacungkan gunting ke arah Dodi.
“Kadi? Si dukun sialan itu?”. Tanya Dodi dengan keringat dingin di dahinya karena khawatir Sekar terlukai oleh Yani. Yani sepenuhnya sudah menguasai tubuh Sekar hingga Sekar tak dapat mengendalikan lagi tubuhnya ketika itu.
ADVERTISEMENT
“IYAA”. Bentak Yani.
“Terus apa salahku? Apa salah Sekar?”. Tanya heran Dodi.
“Kamu ingat, kamu dulu pernah me...”. belum sempat menghabiskan kata-katanya, sosok Yani itu menangis. Tubuh Sekar tersungkur. Kini ia terduduk lemas.
Mengira Yani sudah keluar dari tubuh Sekar, Dodi menghampirinya. Namun belum sempat Dodi menyentuh tubuh Sekar, dia dikagetkan dengan gerakan tiba-tiba dari Sekar.
“BAJINGAN...KALIAN SEMUA BAJINGAN”. Bentak Yani. Ternyata sosok itu masih berada dalam tubuh Sekar. Lantas ia mengacungkan gunting yang dipegangnya mengisyaratkan kalau sosok iblis yang menyerupai Yani itu akan menusuk leher Sekar.
Dengan cekatan Dodi menepis tangan Sekar dan membuang jauh-jauh gunting itu dari tangannya. Dodi memeluknya dan tubuh Sekar meronta.
“BAJINGAANN...AKAN KU BUNUH WANITA INI SEBELUM AKU MEMBUNUHMU”. Teriak sosok Yani itu.
ADVERTISEMENT
Karena tidak tahu permasalahan dan Dodi khawatir dengan keadaan Sekar, Ia membacakan doa-doa yang ia dapat dari Luthfi, teman spiritualnya. Untuk mengusir Yani.
Iblis itu kepanasan. Sebelum ia keluar, sosok itu sesumbar akan datang lagi besok malam. Mengetahui hal itu Dodi berencana untuk meminta bantuan kepada Luthfi untuk membakar jin yang mengganggu istrinya itu. Dia akan memusnahkannya karena dirasa sangat mengganggu. Dodi percaya itu bukanlah Yani. Akan tetapi sosok jin yang menyerupai Yani dan memanfaatkan rasa kekesalan yang pernah Almarhumah Yani rasakan untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang bermasalah dengannya.
Dodi teringat masalahnya dulu dengan Yani. Ia lantas mengirimkan doa khusus kepada mendiang Yani yang asli (bukan sosok jin itu). Dia meminta maaf dan berdoa semoga segala kesalahan yang pernah Yani perbuat diampuni oleh Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
***
Di Kantor.
“Fi, entar malem lu ke rumah gue ya! bantuin gue musnahin iblis sialan itu! Semalem bini gue hampir celaka dibuat dia”. Pinta Dodi kepada Luthfi.
“Iya, nanti kita atur strategi. Gue rasa sosok Yani ini bukan jin ecek-ecek. Agak berbahaya kalo dia nunjukin wujud aslinya. Makanya tar lu jauhin bini lu dari anak lu!”. Luthfi menyetujui permintaan Dodi dan menyarankan sebuah strategi agar rencana berjalan lancar.
***
Malam tiba. Luthfi sudah datang bertamu untuk melancarkan rencananya bersama Dodi, memusnahkan Yani. Sementara Sekar tidak tahu maksud dari kedatangan Luthfi. Ia mengira kalau Luthfi hanya bertamu sebentar lalu pulang.
Malam semakin larut. Sekar mengisyaratkan kepada suaminya dengan isyarat bertanya “mengapa Luthfi belum pulang juga?”. Dodi yang melihat isyarat dari Sekar itu berkata.
ADVERTISEMENT
Dodi menepuk pundak Luthfi, ”Oh iya Fi. Udah jam setengah 11 nih Fi. Lu gak dicariin bini lu? hehe”. Ucap Dodi kepada Luthfi sambil mengedipkan matanya.
Mengerti apa yang dimaksudkan oleh Dodi, Luthfi berkata, “Oh iya ini juga mau pulang Dod. Mari mbak Sekar”.
Luthfi tersenyum berpamitan kepada Sekar.
Dodi membisikkan sesuatu, “Lu pura-pura pulang aja! Tungguin di ujung gang dan bawa motor lu! Nanti gue kasih kode kalo bini gue udah tidur”.
Luthfi meng-iyakan apa yang dikatakan Dodi.
Luthfi membawa motornya seakan-akan dia pulang. padahal ia menuju ujung gang yang tak jauh dari rumah Dodi menunggu isyarat.
**
Singkat cerita, Sekar akhirnya tertidur. Dodi mengunci semua laci supaya ketika mereka melancarkan aksinya, barang-barang berbahaya seperti gunting tidak dapat diambil sehingga Sekar tidak dapat dicelakai. Dodi lalu mengendap perlahan keluar rumah untuk memberi isyarat kepada Luthfi yang berada di ujung gang.
ADVERTISEMENT
Luthfi bersiap akan melancarkan aksinya. Ia tetap menyimpan motor kesayangannya itu di ujung gang. Mereka masuk dengan perlahan ke dalam rumah, lalu Luthfi meminta anak Dodi untuk dipisahkan sementara dari ibunya.
“Bawa anak lu keluar dulu pisahin sama ibunya! berbahaya. Jangan sampe Sekar nyadar!!”. Pinta Luthfi.
Dodi menuruti apa kata Lutfhi. Ia perlahan membawa Yudha untuk dibawa keluar dan ditidurkan di atas sofa. Sementara Sekar ditinggal sendiri di dalam kamar.
“Kita tunggu. 10 menit lagi jam 12. Yani ini cuma datang tepat di jam 12”. Bisik Luthfi.
Luthfi duduk sila tepat di depan pintu kamar yang Dodi kunci. Kamar itu dikunci supaya tubuh Sekar yang dirasuki Yani tidak bisa kemana-mana. Awalnya Luthfi membuat benteng gaib di sekitar kamar itu dengan maksud sosok Yani semakin terkunci tidak bisa kemana-mana dan membentengi sosok Nyi Garwani supaya tidak ikut campur masuk ke dalam kamar. Nyi Garwani adalah sosok penunggu rumah yang hampir setiap hari mengganggu Sekar dan Yudha jika sedang ditinggal Dodi bekerja.
ADVERTISEMENT
Jam sudah menunjukkan pukul 12.00. Dodi berada duduk di sofa menemani Yudha memperhatikan Lufthi yang sedang beraksi.
Terdengar dari dalam kamar kidung Bangbung Hideung. Yani kembali merasuki Sekar. Dan terdengar dari dalam, meja laci seperti berusaha dibuka. Dodi yang penasaran, meninggalkan Yudha yang tertidur pulas itu di atas sofa. Dia lantas berjalan ke arah pintu kamar untuk mengintip dari lubang kunci.
Luthfi masih fokus membacakan doa-doa. Dodi melihat dari balik pintu, terlihat tubuh Sekar berbalik lalu berjalan ke arah pintu kamar. Sosok Yani seakan mengetahui kalau di luar ada aura yang akan memusnahkannya.
Luthfi menghentakkan napasnya lalu terdengar suara teriakan kesakitan dari dalam kamar. Dodi melihat Sekar mengerang. Suara itu semakin lama semakin berubah menjadi suara seorang nenek-nenek.
ADVERTISEMENT
Dodi tetap mengintip dari lubang pintu memastikan apa yang terjadi. Luthfi kembali menghentakkan napasnya. Dari balik pintu Dodi melihat tubuh Sekar ambruk. Menyisakan sosok mengerikan yang berdiri. Sosok itu berwujud kuntilanak hitam dengan rambut acak-acakan dan kuku-kuku jari tangan yang panjang kering menghitam. Matanya pun hitam semua. Kulit wajahnya terkelupas penuh darah. Iblis itu menunjukkan sosok aslinya.
Dari keadaan duduk, Luthfi berdiri lalu mengambil posisi kuda-kuda. Tangannya membuat posisi seperti memegang bola yang ia taruh tepat di depan dadanya. Dengan satu hentakan napas, ia merapatkan kedua tangannya lalu terdengar suara seperti kertas terbakar dari dalam kamar. Baunya tercium seperti bau daging panggang.
Dodi yang mengintip kejadian itu, sedikit bergidik ngeri ketika sosok kuntilanak hitam terbakar habis menjadi abu.
ADVERTISEMENT
Luthfi pun menarik napas panjang dan berdiri sempurna dengan maksud mengakhiri ritualnya itu.
Dodi bersyukur. Dia berterima kasih kepada Luthfi. Dodi lalu membuka pintu kamar dan menghampiri Sekar yang tergeletak lemas. Dodi membopong Sekar ke atas ranjang. Luthfi membantunya dengan membawa Yudha dari sofa lalu memberikannya kepada Dodi.
Malam itu terasa panjang. Dodi bersyukur masalah tentang Yani terselesaikan.
Esok harinya Sekar terbangun. Dia merasakan pegal yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Dodi pun memeluknya dengan sedikit meneteskan air mata bahagia. Sekar tidak akan lagi sengsara karena diganggu oleh Yani.
***
Dua bulan setelah kejadian itu suara Sekar pulih sebagaimana mestinya. Seraknya sudah hilang. Dia dinyatakan sembuh total.
Dodi bekerja seperti biasanya. Dan Sekar mengurus Yudha di rumah sendirian. Mereka menjalani hari-hari yang bahagia. Sampai suatu saat, ketika Sekar sedang mencuci baju, dia dikagetkan dengan suara tangisan Yudha dari dalam kamar. Anehnya, Yudha tidak ada. Tapi suara tangisan itu menggema di seluruh ruangan.
ADVERTISEMENT
Sekar menangis. Sampai dimana Dodi pulang dari bekerja, dia lalu bergegas berlari ke pintu rumah untuk memeluk Dodi sambil menangis histeris.
“Kenapa? Kamu kenapa sayang?”. Tanya Dodi yang panik melihat istrinya tiba-tiba memeluknya sambil menangis.
“Yudha.., Yudha anak kita hilang”. Terang Sekar sambil menatap nanar ke arah Dodi.
TAMAT.
Kisah tentang hilangnya Yudha akan mimin ceritakan di cerita yang lain. Support kita dengan cara subscribe Channel Youtube kita di "Podcast Horor Demit "