Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Akibat Pasang Susuk: Permintaan Sekar kepada Kadi (Part 8)
19 Oktober 2020 15:14 WIB
Tulisan dari Didit Galaraka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akibat Pasang Susuk: Permintaan Sekar kepada Kadi
Tujuh hari sudah Yudha meninggalkan Sekar. Kini ia hidup sendiri hanya ditemani sepi di rumahnya. Nasib Mekar Ayu seakan ditelantarkan oleh Sekar karena memang hanya dialah sinden yang menjadi pendongkrak penampilan Mekar Ayu.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Epul tak tinggal diam. Dia terus memutar otak untuk mencari pengganti sementara bagi Sekar dan kedepannya ia akan memproyeksikan sinden itu sebagai asisten Sekar jika Sekar sudah pulih dari keadaannya. Keputusan yang terkesan buru-buru membuat Epul harus mendapatkan sinden dengan suara yang standar saja, Sebut saja namanya Rumi. Rumi lah yang mengisi kekosongan Sekar di Mekar Ayu.
Kondisi Sekar masih memprihatinkan. Tenggorokannya yang sakit tak kunjung menghilang. Suaranya tak seindah dulu dan ia khawatir karirnya akan merosot tajam jika Epul dan penonton lainnya mengetahui kondisi suara Sekar yang seperti mengalami gangguan parah pada pita suaranya karena dipaksa untuk berteriak keras ketika meratapi Yudha.
Dibayang-bayangi ketakutan karirnya yang akan merosot, entah mengapa Sekar teringat kepada Kadi. Sang dukun yang "menolong" Yani beberapa bulan yang lalu. Ia tahu keberadaan Kadi dari instingnya karena memang tidak ada dukun lain di kampung itu selain Kadi. Dan Sekar tahu Yani memakai susuk ketika itu, juga karena instingnya yang kuat berkata kalau Yani pasti memakai susuk. Dan Yani pasti meminta pertolong Kadi untuk memakaikan susuknya. Hanya saja ketika itu Sekar memilih untuk diam saja.
ADVERTISEMENT
***
Akhirnya dengan berangkat sendirian ke rumah Kadi, Sekar mengutarakan keinginannya untuk "memperbaiki" suaranya melalui jasa ilmu hitam. Praktis, cepat, dan lebih murah menjadi alasan Sekar menemui Kadi dibanding harus pergi ke rumah sakit yang ujung-ujungnya akan berakhir operasi.
Sekar dihadapkan dengan beberapa pilihan diantaranya:
Pertama, dengan tirakat "lebok taneuh" yang mengharuskan Sekar untuk laku tirakat 7 hari mencari 7 makam baru setiap harinya dari pemakaman yang berbeda. Sekar harus mengambil tanah dari 7 makam itu sambil merapalkan mantra yang sudah diberi oleh Kadi lalu dikumpulkan untuk dimakan pada hari ke 7-nya tepat di malam hari jam 12. Tanpa nasi dan lauk paku. Murni tanah yang harus ia makan.
Kedua, Sekar harus mencari darah bayi baru lahir untuk kemudian ia minum mentah-mentah. Dan ia harus melakukan itu selama 41 hari lamanya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Mungkin ini pilihan paling mudah bagi Sekar. Karena dia hanya cukup selalu membawa sebuah keris kemanapun ia pergi yang sebelumnya sudah dibacakan mantra oleh Kadi dan akan dibacakan mantra tambahan oleh Sekar sendiri pada malam jumat kliwon yang akan datang. Kadi bilang di dalam keris itu terdapat arwah seorang penyanyi. Sekar tidak menyadari kalau yang dimaksud oleh Kadi itu adalah Yani.
Dan benar saja, Sekar lebih memilih pilihan yang ketiga di bandingkan yang lainnya. Ia tak sanggup makan tanah apalagi minum darah. Selama khasiatnya sama untuk memperbaiki suara, Sekar lebih memilih untuk membawa keris yang ditawarkan Kadi setiap kali manggung.
Proses memberi mahar selesai. Keris dibaca-bacakan sesuatu oleh Kadi sebelum diberikan kepada Sekar. Mantra khas pun sudah Sekar hafalkan sebagai ajian khusus untuk “menyembuhkan” suaranya yang berubah.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di rumah, Sekar meletakkan keris itu di dalam laci. Ia menunggu malam jumat kliwon yang akan datang besok malam.
***
Dengan perasaan yakin, Sekar mematikan lampu kamar, duduk bersila sambil mengacungkan kerisnya ke langit dengan kedua tangannya lalu membacakan mantra yang diberikan oleh Kadi.
“Ingsun gegero kanu ngageugeuh sangkan hadir kana ieu pameunteu. Ingsun boga Adia anu kacida hibarna kacida seungitna. Hadir hadir hadir!”.
“Ingsun gegero kanu ngageugeuh sangkan hadir kana ieu pameunteu. Ingsun boga Adia anu kacida hibarna kacida seungitna. Hadir hadir hadir!”.
“Ingsun gegero kanu ngageugeuh sangkan hadir kana ieu pameunteu. Ingsun boga Adia anu kacida hibarna kacida seungitna. Hadir hadir hadir!”.
Sesuai petunjuk dari Kadi, mantra itu harus dibaca 3 kali. Dan Kadi berpesan, siapapun yang membaca mantra itu tiga kali, maka sosok menyeramkan yang menghuni tempat berdiam diri si pembacanya akan hadir. Dalam mimpi atau kenyataan.
ADVERTISEMENT
Setelah Sekar membaca mantra pemanggilan itu, Sekar melanjutkan membacakan mantranya. Mantra yang selanjutnya ini dimaksudkan untuk mengikat maksud Sekar dengan penghuni keris itu.
“Kawula, Sekar. Neda pitulung Nyai supados ieu suanten janten sae”. Mantra itu diucapkan Sekar beberapa kali sampai akhirnya Sekar merasakan ada perubahan pada suaranya. Sekar merasa suaranya sudah kembali baik. Bahkan lebih bagus dari sebelumnya. Sekar merasa sangat senang karena dengan begitu karirnya akan terselamatkan dan ia memantapkan diri untuk menghubungi Epul untuk mengabarkan kalau kondisinya sudah pulih.
Keris itu Sekar simpan baik-baik di dalam lemarinya. Karena dari petunjuk yang diberikan oleh Kadi, keris itu tidak boleh jauh-jauh dari Sekar atau suaranya akan kembali menjadi serak parah tak karuan.
ADVERTISEMENT
Epul yang mendengar kabar baik kalau keadaan Sekar sudah pulih, merasa bahagia dan posisi Rumi akhirnya dirubah yang awalnya sinden utama, sekarang ia menjadi asisten sinden untuk Sekar.
***
Mekar Ayu kembali manggung ke beberapa daerah. Epul, Sang pemilik Mekar Ayu bahagia dengan kembalinya Sekar setelah keterpurukannya. Ada yang aneh dari suara Sekar ketika bernyanyi. Suaranya memang bagus akan tetapi Epul seperti mengenali suara itu. Epul merasa kalau itu adalah suara Yani. Ya betul, Epul masih ingat benar kalau itu seperti suara Yani. Tak ingin terlarut dalam prasangka, Epul hanya menikmatinya karena yang penting Sekar bisa kembali dan yang mengundang maupun penonton tidak merasa kecewa.
Berbulan-bulan lamanya Sekar menjalani profesinya itu dengan baik. Ia sangat pintar menyembunyikan keris yang ia dapatkan dari Kadi sehingga orang-orang sekitar tidak menyadari kalau Sekar telah bersekutu dengan jin.
ADVERTISEMENT
Suatu ketika seorang pemuda terkesima dengan kecantikan dan bagusnya suara Sekar. Pemuda itu lantas mendekati Sekar dan berniat untuk menikahinya. Status janda tidak berpengaruh apa-apa bagi pemuda itu. Seakan dia sudah tergila-gila dengan Sekar tanpa melihat status apapun.
Dodi, pemuda yang ingin menikahi Sekar yang juga adalah teman SD Yani yang kini telah bekerja sebagai karyawan tetap di tempat ia bekerja. Karena melihat keseriusan Dodi, Sekar menerima pinangan Dodi sehingga mereka berdua akhirnya menikah. Sekar tidak melihat umur Dodi walaupun lebih muda darinya.
Wandi, Kakak Sekar. Bahagia melihat adiknya bisa move on dari keadaan yang membuatnya sempat terpuruk ditinggal oleh suami dan anaknya.
Setelah mereka berdua menikah, Sekar pindah ke rumah Dodi. Tak lupa dia selalu membawa kerisnya kemanapun ia pergi karena khawatir suaranya akan kembali menjadi jelek. Sekar pintar menyembunyikan itu. Ia sembunyikan keris itu di dalam wadah kosmetik miliknya. Yang mana Dodi tidak akan pernah memeriksa apa yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Sekar dan Dodi menjalani rumah tangga dengan baik sampai akhirnya keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki yang lucu yang diberi nama “Yudha”. Ya, Sekar tidak akan pernah lupa dengan anaknya yang meninggal di rumah sakit akibat tersetrum sehingga ia namai anaknya hasil buah cintanya dengan Dodi dengan nama yang sama, yaitu Yudha.
Sekar masih termasuk bagian dari Mekar Ayu. Meski kesibukannya bertambah, Sekar tidak pernah mengeluh karena ia ingin mencari penghasilan tambahan dan dengan keputusan Sekar masih menjadi sinden Mekar Ayu itupun Dodi merestuinya.
Sampai akhirnya Dodi harus menetap di Indramayu karena tuntutan pekerjaannya. Sementara Sekar harus merelakan dirinya keluar dari Mekar Ayu dan posisinya digantikan oleh Rumi.
Dalam perjalanan menuju Indramayu, Sekar mendapat masalah baru. Ia harus kehilangan keris yang ia pakai untuk “mengobati” suaranya ketika sedang memeriksa wadah kosmetiknya tempat biasa ia menaruh keris itu. Wadah kosmetik itu raib tanpa jejak.
ADVERTISEMENT
“Masa iya aku lupa sih? Aduh gimana nih kalo suaraku nanti jadi jelek lagi?”. Dalam benak Sekar ia panic tapi ia coba tutupi karena tidak mau ketahuan oleh Dodi.
“Kenapa sayang?”, Tanya Dodi yang melihat gerak-gerik aneh dari Sekar.
“Mmm…, Gak apa-apa ko Yang”. Ucap Sekar.
Aneh, suaranya masih tetap bagus. Padahal keris itu sudah hilang entah kemana. Tapi itu hanya sementara. Sesampainya di Indramayu dan hendak turun dari mobil, suaranya berubah.
BERSAMBUNG...
Subscribe untuk mendapatkan notifikasi cerita selanjutnya !!!
Bagi yang ingin membawakan cerita ini di Channel Youtube, dengan senang hati kami persilahkan dengan catatan mencantumkan sumber cerita ke channel youtube "Podcast Horor Demit"
ADVERTISEMENT
Lebih akrab bersama author cerita: IG @aditiqbal_fer a.k.a uping djalu
Lebih akrab bersama channel youtube Podcast Horor Demit di LINK INI